Berikut analisis ane tentang rokok yang diprotes oleh sebagian rakyat yang berada di kota besar.
Ane tidak membahas dari sudut pandang orang kota, tetapi dari sudut pandang orang yang hidup di desa / kampung. Dan ane juga tidak membahas dari sudut pandang petani, dan para agen rokok tapi.................. Silahkan dilihat dan dicerna..

















Di warung kopi kalo ngopi tanpa rokok = ........ ?

Warung Bubur kacang ijo, pelanggan mengobrol tanpa rokok = ......... ?

Warung rokok tanpa perokok = .......... ?

Angkringan gorengan tanpa es teh dan rokok = ............ ?


Milik siapakah usaha usaha tersebut?


dan masih banyak lagi usaha tetangga tetangga rumah di kampung yang akan terpukul. Lapangan pekerjaan di desa belum banyak seperti di kota besar yang mulai makmur, sektor usaha ekonomi mikro juga akan terpukul. Seperti apa kehidupan di desa nanti?.. Belum yang di kota besar?.. Agan mungkin tertawa senang pelarangan merokok yang tidak dilarang di agama, tapi apakah agan memikirkan keluarga dari orang orang yang penghasilannya halal dari membuka usaha seperti di atas? Apakah lapangan pekerjaan siap menampung mereka yang berpendidikan rendah hasil generasi orde orde pembodohan oleh pemerintah sebelumnya?

Sekali lagi, cafe dan tempat nongkrong kaum borjuis tidak akan terpengaruh.. Ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang makin meningkat, kita akan segera melihat ekses buruk yang lebih besar dari kebijakan yang diambil tanpa memikirkan rakyat kecil di desa.

Maaf apabila thread ane berantakan. Ini thread pertama ane di Kaskus. Mau dibata juga karena pendapat ane, ane akan fix terima. Trims, Kaskus.