- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Liliyana Natsir ( Butet ) dimata Ibunda


TS
telegrafnews.co
Liliyana Natsir ( Butet ) dimata Ibunda
TELEGRAF- Suasana di bengkel mobil Corona Motor yang ada di bilangan jalan 14 Februari, Manado, Pagi (18/8) 2016 tampak lengang, hanya ada beberapa motor yang diservis tenaga kerja di situ.
Kisaran dua pekerja yang sibuk dengan kerjaan mereka. Ya.. Corona motor adalah usaha dari ayah dan Ibunda Liliyana Natsir peraih medali Emas Bulu Tangkis Ganda campuran di Ollimpiade Brasil, 2016
Olly Maramis ibunda Lily tetap biasa di depan meja kerjanya melayani pembeli mintak pelumas dan menerima pembayaran jasa tambal ban. “40 Ribu,” terdengar jawab ibunda Liliy ketika menjawab pertanyaan salah seroaang pelanggan yang membeli pelumas salah satu merek terkenal, dan tak lama berselang ayah Lily Benno Natsir datang dengan semangkok mie ceplok untuk Istrinya. “Smokol dulu,”ujar ko Benno sapaanya.
Terkesan biasa dan normal menjalani usaha mereka, seakan tidak tau bahwa anaknya sudah mengharumkan nama Indonesia di ajang Internasiona, bahkan dengan stelan celana pendek ayah Lily bergegas untuk keluar dan pamitan ke istrinya. “Ma, kita mo biking kunci duplikat dulu ehh, ndak lama,” tegasnya.
Sesaat mendapat kesempatan bercerita dengan ibunda Lily, seperti biasa semua dianggap pelanggan. “Mo babayar, ato ganti olli,” tanyanya, namun situasi langsung berubah ketika dirinya langsung spontan bertanya apakah dari media “Oh wartawan, hehe,” ujarnya.
Bercerita tentang prestasi Lily yang barusan mendapat emas olimpiade, ternyata membuat ibunda Lily justru terharu dan mengatakan bahwa semua adalah anugerah Tuhan serta hasil kerja keras dan semangat dari lily.
“Tak semudah membalikan telapak tangan untuk sampai ke level ini, sebab banyak air mata dan pengorbanan sehingga prestasi ini lily dapat,“ ujarnya.
Dirinya mengatakan memang bakat Lily sudah ada sejak kecil sehinga sebagai orang tua kami terus mensupport langkah dan keinginan dari Liliana.
“Awalnya Lily latihan di PB Pisok Manado, dan pada umur 8 Tahun, saya bawa Lily ke ke Jakarta di PB Tangkas, disana dia tinggal di asrama dan selama tiga bulan saya harus tinggal di tempat kos,“ ujarnya.
Bahkan dirinya menggatakan, lily pernah membuat nasi yang ada di mangkok basah dengan air mata karena harus saya Tinggalkan.
“Ini benar, pas lagi makan, Air mata lily menetes di mangkok dan membuat nasi jadi basah, karena harus saya tinggalkan, saya bilang ke Lily kalau mama bekerja di Manado dan belum mampu beli rumah di Jakarta jadi harus balik, dan lily harus berusaha kuat agar dapat prestasi,“ ujar ibunda Lily.
Namun dirinya bangga, dengan capaian yang ada sekarang dan terasa kelelahan dana pengorbanan yang dia lakukan jadi tidak Sia-sia.
“Karena berhemat biaya pesawat untuk ikut dalam pertandingan, lily pernah naik kapal laut hanya untuk ikut dalam satu tournamen, tapi tak apalah itu perjalanan dan ada hasilnya, jadi apa yang dirasakan lily saat ini tak semudah membalikan telapak tangan,” ujarnya. (ching)
http://www.telegrafnews.co/2016/08/i...s-3-bulan.html
Kisaran dua pekerja yang sibuk dengan kerjaan mereka. Ya.. Corona motor adalah usaha dari ayah dan Ibunda Liliyana Natsir peraih medali Emas Bulu Tangkis Ganda campuran di Ollimpiade Brasil, 2016
Olly Maramis ibunda Lily tetap biasa di depan meja kerjanya melayani pembeli mintak pelumas dan menerima pembayaran jasa tambal ban. “40 Ribu,” terdengar jawab ibunda Liliy ketika menjawab pertanyaan salah seroaang pelanggan yang membeli pelumas salah satu merek terkenal, dan tak lama berselang ayah Lily Benno Natsir datang dengan semangkok mie ceplok untuk Istrinya. “Smokol dulu,”ujar ko Benno sapaanya.
Terkesan biasa dan normal menjalani usaha mereka, seakan tidak tau bahwa anaknya sudah mengharumkan nama Indonesia di ajang Internasiona, bahkan dengan stelan celana pendek ayah Lily bergegas untuk keluar dan pamitan ke istrinya. “Ma, kita mo biking kunci duplikat dulu ehh, ndak lama,” tegasnya.
Sesaat mendapat kesempatan bercerita dengan ibunda Lily, seperti biasa semua dianggap pelanggan. “Mo babayar, ato ganti olli,” tanyanya, namun situasi langsung berubah ketika dirinya langsung spontan bertanya apakah dari media “Oh wartawan, hehe,” ujarnya.
Bercerita tentang prestasi Lily yang barusan mendapat emas olimpiade, ternyata membuat ibunda Lily justru terharu dan mengatakan bahwa semua adalah anugerah Tuhan serta hasil kerja keras dan semangat dari lily.
“Tak semudah membalikan telapak tangan untuk sampai ke level ini, sebab banyak air mata dan pengorbanan sehingga prestasi ini lily dapat,“ ujarnya.
Dirinya mengatakan memang bakat Lily sudah ada sejak kecil sehinga sebagai orang tua kami terus mensupport langkah dan keinginan dari Liliana.
“Awalnya Lily latihan di PB Pisok Manado, dan pada umur 8 Tahun, saya bawa Lily ke ke Jakarta di PB Tangkas, disana dia tinggal di asrama dan selama tiga bulan saya harus tinggal di tempat kos,“ ujarnya.
Bahkan dirinya menggatakan, lily pernah membuat nasi yang ada di mangkok basah dengan air mata karena harus saya Tinggalkan.
“Ini benar, pas lagi makan, Air mata lily menetes di mangkok dan membuat nasi jadi basah, karena harus saya tinggalkan, saya bilang ke Lily kalau mama bekerja di Manado dan belum mampu beli rumah di Jakarta jadi harus balik, dan lily harus berusaha kuat agar dapat prestasi,“ ujar ibunda Lily.
Namun dirinya bangga, dengan capaian yang ada sekarang dan terasa kelelahan dana pengorbanan yang dia lakukan jadi tidak Sia-sia.
“Karena berhemat biaya pesawat untuk ikut dalam pertandingan, lily pernah naik kapal laut hanya untuk ikut dalam satu tournamen, tapi tak apalah itu perjalanan dan ada hasilnya, jadi apa yang dirasakan lily saat ini tak semudah membalikan telapak tangan,” ujarnya. (ching)
http://www.telegrafnews.co/2016/08/i...s-3-bulan.html
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
Puaskah anda dengan berita ini
Puas
100%
Tidak Puas
0%
0
1.2K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan