Kaskus

Story

ga.gaul.broAvatar border
TS
ga.gaul.bro
catatan seorang duda
anak2ku cantik dan tampan, alhamdulillah atas segala nikmatnya.

Yg satu perempuan baru masuk tk tahun ini, sangat mirip ibunya. anakku yg kedua begitu tampan, sngat mirip aku ayahnya kata mereka. bbrp kali aku bermain dng mereka, walau ga setiap hari.
catatan seorang duda

ya aku bekerja dan jrang sekali di rumah. anak2 aku titipkan pada tante2nya. lho kenapa dititipkan, well, ibu mereka yg cantik jelita sudah meninggal. ya baru bbrp bulan yg lalu. dia sakit.
dari sejak kelahiran anak kami yg bungsu, sudah menunjukkan tanda2 itu. si bungsu lahir di bandung, di sebuah rumah sakit pemerintah. ibunya di bawa ke rs ketika menunjukkan tanda2 ingin melahirkan. aku sudah persiapkan semua. ya karena ini bukan anak pertama kami, tentu kami sudah pengalaman. proses administrasi dan pemeriksaan berjalan normal, bahkan ternyata istriku sudah pembukaan sepuluh, (untuk yg belum tau aku takkan menjelaskannya disini) dokter dan perawat pun dengan sigap membantu dan alhamdulillah si bungsu ini lahir. aku sangat bersyukur karena dia sehat, putih dan gemuk. aku ingat beratnya samai 3.2 mungkin tidak terlalu besar namun juga tidak kecil. setelah aku melihat bayi ini, aku kembali kepada istri yg masih berjuang mengeluarkan ari2 si bayi, ohh dsini lah mulainya. ternyata banyak darah yg keluar, bahkan dokter sempat was was. dia bilang kondisi ini tidak normal pak. terlalu banyak yg keluar sehingga mungkin bapak harus segera menyediakan darah. ya istri saya kekurangan darah, dia tampak kepayahan, walau akhirnya proses itu selesai dan dia masih bisa tersenyum kepadaku, oh indahnya wajah itu. aku takkan pernah melupakannya.

setelah dokter meninggalkan kami, aku memberinya minuman dan bbrp makanan, untuk memulihkan tenaganya kembali. lalu dia memintaku mengantarkannya ke kamarmandi untuk buang air kecil, aku bilang "yang gak usah turun dari tempat tidur udah pakai pispot lagian gak usah malu" namun dia tetap bersikeras. akupun menuntunnya pelan2. dia menyuruh aku menutup pintu kamarmandi itu, tapi aku menolaknya. aku takut terjadi apa2 didalam dan aku telat membantunya. betul saja, setelah dia menyelesaikan hajatnya, dia jatuh, untung aku sigap menangkapnya sebelum tubuh itu menghempas ke lantai. "sayang, sayang, sadarr, istigfar. ayo bangung." dia hanya bisa membalas "ayah.. yahh." lalu aku melihat bola mata nya keatas. oh dia pingsan. aku gendong dia ke tempat tidur. aku baringkan dan aku teriak memanggil perawat. dengan segera mereka membantu, dan memberikan pertolongan. di periksa tekanan darah dan jantung, dan dia pun tertidur.

perawat memanggilku, aku di berinya resep obat yang harus aku ambil di apotek dan bbrp lembar kertas seperti formulir. aku bertanya "kalo yang ini untuk apa bu? " "ini bapak bawa ke pmi bandung, nanti bapak ikuti aja prosesnya karena istri bapak kurang darah, lalu secepatnya bawa kesini kembali". aku bingung, mungkin yg tadi itu sudah berbahaya. mungkin istri ku memang perlu darah secepatnya. ahh aku bertanya2. mana dokter nya tidak ada ditempat. sudah lah setelah aku menebus obat di apotek dan membawanya kembali ke perawat, langsung ku tancapkan gas menuju pmi bandung. aku ingat saat itu sudah malam, kira2 jam 10. melewati jalan2 yg sepi akhirnya aku tiba di pmi, karena malam sudah sepi, sukurnya ada satpam. di tunjukilah proses memohon darah dan dimana harus aku taruh lembaran permohonannya. sangat membantu, thanks pak satpam pmi. aku tarus lembar permohonan itu dan menunggu. ya menunggu. karena prosesnya gak sebentar aku juga gak tau detilnya. yang pasti aku menunggu sampai 2-3 jam. pada selang waktu itu rasa cemas menghantuiku. "aduhhh lama sekali". bbrp kali aku bulakbalik bertanya. namun ibu petugas dengan empatinya bilang " sabar ya pak, kami juga pengen cepat selesai". well akhirnya jam 00.30 aku di panggil dan aku dapatkan 2 labu, kenapa 2? aku bertanya dalam hati. "oh mungkin di lembar permohonan itu memang minta 2" aku tak sempat membaca lembaran itu. cerobohnya aku.

balik ke rs, dengan cepat aku berikan labu2 itu kepada perawat, dan aku kembali ke ruang dimana istriku di rawat. dia sudah bangun ucap syukur ku. tapi dia masih lemah. perawat datang dengan membawa labu darah yg aku berikan tadi, juga bbrp cairan infus. dengan segera mereka memasangnya. malam itu aku bersyukur aku melewatinya.

hari itu aku lewati tanpa tertidur, melainkan hanya rebahan bbrp kali di kursi panjang depan ruang tindakan.
siangnya aku dapat kabar bahwa istriku sudah dapat di pindahkan ke ruang rawat. mungkin artinya masa2 kritis sudah lewat. ku temui dia dan kukabarkan tentang ini, dan dia senang sekali, karena di ruang tindakan tidaklah menyenangkan, setiap saat ada saja yang akan melahirkan. ada yg mudah, ada pula yg sulit, bahkan sampai berteriak.

yah di ruang rawat kondisinya semakin membaik, dokter memberitahu jika ini harus anak yang terakhir. jika harus melahirkan lagi istri akan mengalami pendarahan yg lebih parah dari kemarin. dan itu akan menyebabkan kematian. ya aku bilang padanya, "saya memang tidak berencana mempunyai anak lagi, toh sudah ada perempuan dan yang ini lelaki. sudah cukup" dokter senang dengan pernyataan itu, dan menyatakan istri akan baik2 saja, dan akan selalu dalam pengawasannya.

tiga hari kemudian dia diizinkan pulang, oh senangnya. pulang membawa bayi dan ibu yg sehat ke rumah adalah seperti membawa tropi kemenangan.

aku masih menumpang di rumah mertua, dimana hanya tinggal mertua perempuan, karena bapak dari istri sudah meninggal sebelum anak pertama kami lahir. dirumah ini selain kami dan mertua, tinggal pula kakak kami dan keluarganya. yang terdiri dari suami istri dan tiga anaknya. laki2 semua. rumah kami memang cukup besar untuk menampung keluarga besar ini. walau hidup bersama, syukur kami hidup rukun dan saling membantu.
kenapa masih tinggal dengan mertua?. beberapa kali kami mencoba pindah, bahkan sudah sampai melihat2 rumah kontrakan. namun bbrp kali juga kami di cegah. "sudah tinggal disini saja" kata mertua. mereka suka "tiisen" atau sepi jika kami tinggalkan.

bbrp bulan kami hidup seperti biasa, aku kerja di luar kota, istri dirumah mengurus anak2 kami. sampai suatu saatu ketika aku berada di rumah, istri mengeluh pegal2 dan sakit di sekitar leher. aku lihat memang ada benjolan sebesar kelereng di pundaknya. dan itu terasa panas katanya. awalnya aku berikan salep kulit karena aku kira mungkin ini hanya bisul atau penyakit kulit biasa. namun melihat dia tersiksa, aku bawa dia ke dokter umum.

nt aku lnjutkn lagi ya. Aku harus kerja.
Diubah oleh ga.gaul.bro 18-08-2016 07:55
0
2.8K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan