- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Peringatan Kemerdekaan bagi Para Perantau


TS
fajrenk
Peringatan Kemerdekaan bagi Para Perantau
Salam kemerdekaan!

Tak terasa kita memasuki detik-detik perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Tiap tempat di seluruh pelosok negeri pun berlomba menyambut, berbagai acara diadakan demi memeriahkan acara spesial ini, mulai dari malam tasyakauran, lomba-lomba, bakti sosial, hingga panggung hiburan. Bahkan gegap gempita perayaan HUT RI tersebut diperingati hingga tingkat RT. Wah, bisa dibayangkan betapa meriahnya bangsa Indonesia menyambut peringatan hari kemerdekaannya.
Namun, tidak setiap orang dapat merasakan euforia kemerdekaan ini. Salah satunya adalah bagi Agan/Sista yang sedang merantau. Ya, orang perantauan. Entah Agan tengah dalam tugas pekerjaan maupun sekolah/kuliah. Tentu saja keadaan seperti ini semakin menambah kerinduan pada kampung halaman.
Mau tahu apa saja yang mungkin dirindukan menjelang peringatan "tujuh belasan"? Simak beberapa hal berikut, termasuk bagaimana cara mengatasinya.
1. Malam Tasyakuran
Kursi ditata rapi berderet, di sebelahnya terdapata meja panjang tempat makanan dihidangkan. Lagu-lagu perjuangan menghentak dari speaker yang disiapkan panitia. Sementara itu, beberapa warga hilir mudik membawa peralatan. Ada juga yang menggelar tikar sebagai alas duduk orang-orang yang datang. Kira-kira seperti itu gambaran malam tasyakuran peringatan HUT RI di banyak tempat.
Bagi kita yang berada di tempat rantau, hal-hal tersebut mungkin tidak selalu dapat ditemukan. Apalagi jika Agan termasuk orang yang pulang ke rumah kontrakkan hanya untuk istirahat (misalnya karena kerja sampai malam), dan tidak mempunyai waktu berbaur dengan lingkungan sekitar.
Saat melihat pemandangan keriuhan persiapan acara malam tasyakuran di tanah rantau, ada rasa haru dan sedih yang menyesakkan dada. Kita ikut merasa bahagia dengan adanya acara tersebut, tapi di sisi lain ada rasa sedih karena tidak dapat bergabung dalam euforia tersebut. Rasanya ingin sekali pulang ke daerah asal, ke rumah kita, ke lingkungan yang dari kecil memberikan kegembiraan ketika bulan Agustus tiba.
Agar tidak kehilangan momen serta tidak bersedih hati, alangkah baiknya jika Agan bergabung dengan warga yang berada di sekitar tempat mengontrak. Perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan apakah ada hal yang bisa kita bantu, ikuti acara dengan khidmat, dan berjanjilah kepada diri Agan sendiri untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang warga selenggarakan di lain waktu.
2. Upacara
Pagi sekali, speaker telah mengumandangkan lagu-lagu perjuangan. Suasana semangat itu berasal dari tanah lapang maupun halaman-halaman suatu instansi. Hiruk-pikuk calon peserta upacara terdengar dari ujung jalan. Ah, semua bersemangat menyambut hari peringatan kemerdekaan.
Bagi Agan yang dulu ketika masih berada di kampung halaman rutin mengikuti upacara yang spesial ini, mungkin akan merasakan kerinduan luar biasa. Bagaimana tidak, selain sebagai wujud cinta tanah air, upacara juga dapat dijadikan ajang silaturahmi. Kita bisa bertemu tetangga yang rumahnya jauh, kita dapat bertemu orang-orang yang tinggalnya berlainan komplek.
Nah, bagi Agan yang memang ingin mengikuti prosesi upacara kemerdekaan Indonesia, cobalah mengunjungi pusat kota seperti alun-alun, yang pasti menyelenggarakan upacara. Jadilah peserta meski tidak berada dalam barisan. Rasakan betapa berdegupnya jantung Agan ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Rasakan betapa terhanyutnya soba saat momen mengheningkan cipta. Percayalah, semua itu akan mengobati kerinduan Agan akan perayaan "tujuhbelasan" di kampung halaman.
3. Lomba-lomba
Upacara telah usai, para peserta telah membubarkan diri. Saatnya euforia Agustus diteruskan! Ya, berbagai perlombaan telah menanti. Sudah terbayang betapa serunya lomba balap karung, pentung air, mencari kursi, membawa kelereng, dan lain sebagainya.
Rasanya semakin sedih saja bagi kita yang berada di perantauan. Apalagi sebagian dari Agan libur dari tempat kerja. Lalu, apakah kita hanya berdiam diri di dalam kontrakkan? Atau hanya berpuas diri menonton siaran televisi yang menayangkan acara perlombaan?
Tentu saja TIDAK! Kita harus ikut merayakannya! Hahay.
Sobat, mari kita membaur dengan lingkungan sekitar. Sekadar menjadi penonton atau jika memungkinkan jadilah peserta lomba. Seperti biasa, perkenalkanlah diri agan kepada warga, tanyakan apakah masih ada kuota untuk peserta lomba. Ane yakin, Agan akan diterima dengan sangat baik.
******
Tulisan ini juga termuat di blog ane gan, silakan berkunjung. >> Berbagi Blog
Spoiler for Bambu Runcing:






Tak terasa kita memasuki detik-detik perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Tiap tempat di seluruh pelosok negeri pun berlomba menyambut, berbagai acara diadakan demi memeriahkan acara spesial ini, mulai dari malam tasyakauran, lomba-lomba, bakti sosial, hingga panggung hiburan. Bahkan gegap gempita perayaan HUT RI tersebut diperingati hingga tingkat RT. Wah, bisa dibayangkan betapa meriahnya bangsa Indonesia menyambut peringatan hari kemerdekaannya.
Namun, tidak setiap orang dapat merasakan euforia kemerdekaan ini. Salah satunya adalah bagi Agan/Sista yang sedang merantau. Ya, orang perantauan. Entah Agan tengah dalam tugas pekerjaan maupun sekolah/kuliah. Tentu saja keadaan seperti ini semakin menambah kerinduan pada kampung halaman.

Mau tahu apa saja yang mungkin dirindukan menjelang peringatan "tujuh belasan"? Simak beberapa hal berikut, termasuk bagaimana cara mengatasinya.

1. Malam Tasyakuran
Kursi ditata rapi berderet, di sebelahnya terdapata meja panjang tempat makanan dihidangkan. Lagu-lagu perjuangan menghentak dari speaker yang disiapkan panitia. Sementara itu, beberapa warga hilir mudik membawa peralatan. Ada juga yang menggelar tikar sebagai alas duduk orang-orang yang datang. Kira-kira seperti itu gambaran malam tasyakuran peringatan HUT RI di banyak tempat.

Bagi kita yang berada di tempat rantau, hal-hal tersebut mungkin tidak selalu dapat ditemukan. Apalagi jika Agan termasuk orang yang pulang ke rumah kontrakkan hanya untuk istirahat (misalnya karena kerja sampai malam), dan tidak mempunyai waktu berbaur dengan lingkungan sekitar.
Saat melihat pemandangan keriuhan persiapan acara malam tasyakuran di tanah rantau, ada rasa haru dan sedih yang menyesakkan dada. Kita ikut merasa bahagia dengan adanya acara tersebut, tapi di sisi lain ada rasa sedih karena tidak dapat bergabung dalam euforia tersebut. Rasanya ingin sekali pulang ke daerah asal, ke rumah kita, ke lingkungan yang dari kecil memberikan kegembiraan ketika bulan Agustus tiba.

Agar tidak kehilangan momen serta tidak bersedih hati, alangkah baiknya jika Agan bergabung dengan warga yang berada di sekitar tempat mengontrak. Perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan apakah ada hal yang bisa kita bantu, ikuti acara dengan khidmat, dan berjanjilah kepada diri Agan sendiri untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang warga selenggarakan di lain waktu.

2. Upacara
Pagi sekali, speaker telah mengumandangkan lagu-lagu perjuangan. Suasana semangat itu berasal dari tanah lapang maupun halaman-halaman suatu instansi. Hiruk-pikuk calon peserta upacara terdengar dari ujung jalan. Ah, semua bersemangat menyambut hari peringatan kemerdekaan.
Bagi Agan yang dulu ketika masih berada di kampung halaman rutin mengikuti upacara yang spesial ini, mungkin akan merasakan kerinduan luar biasa. Bagaimana tidak, selain sebagai wujud cinta tanah air, upacara juga dapat dijadikan ajang silaturahmi. Kita bisa bertemu tetangga yang rumahnya jauh, kita dapat bertemu orang-orang yang tinggalnya berlainan komplek.
Nah, bagi Agan yang memang ingin mengikuti prosesi upacara kemerdekaan Indonesia, cobalah mengunjungi pusat kota seperti alun-alun, yang pasti menyelenggarakan upacara. Jadilah peserta meski tidak berada dalam barisan. Rasakan betapa berdegupnya jantung Agan ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Rasakan betapa terhanyutnya soba saat momen mengheningkan cipta. Percayalah, semua itu akan mengobati kerinduan Agan akan perayaan "tujuhbelasan" di kampung halaman.

3. Lomba-lomba
Upacara telah usai, para peserta telah membubarkan diri. Saatnya euforia Agustus diteruskan! Ya, berbagai perlombaan telah menanti. Sudah terbayang betapa serunya lomba balap karung, pentung air, mencari kursi, membawa kelereng, dan lain sebagainya.

Rasanya semakin sedih saja bagi kita yang berada di perantauan. Apalagi sebagian dari Agan libur dari tempat kerja. Lalu, apakah kita hanya berdiam diri di dalam kontrakkan? Atau hanya berpuas diri menonton siaran televisi yang menayangkan acara perlombaan?

Tentu saja TIDAK! Kita harus ikut merayakannya! Hahay.

Sobat, mari kita membaur dengan lingkungan sekitar. Sekadar menjadi penonton atau jika memungkinkan jadilah peserta lomba. Seperti biasa, perkenalkanlah diri agan kepada warga, tanyakan apakah masih ada kuota untuk peserta lomba. Ane yakin, Agan akan diterima dengan sangat baik.

******
Tulisan ini juga termuat di blog ane gan, silakan berkunjung. >> Berbagi Blog



0
1.4K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan