9 Cabang Lomba 17 Agustus yang Memiliki Pelajaran untuk Kehidupan Sehari-hari
TS
sukawu.com
9 Cabang Lomba 17 Agustus yang Memiliki Pelajaran untuk Kehidupan Sehari-hari
Hallo Agan-agan dan Aganwati!
17 Agustus identik dengan berbagai macam lomba yang unik. Selain untuk bersenang-senang dan 5 hal ini, ternyata lomba-lomba tersebut mempunyai makna dan pelajaran yang bisa kita terapkan untuk kehidupan sehari-hari.
Apa saja ya kira-kira makna dan pelajaran dari lomba-lomba tersebut? Cekibrot yuk gan!
Spoiler for 1. Makan Kerupuk:
Lomba ini adalah salah satu lomba favorit pada acara 17 Agustus karena ditujukan untuk segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mekanisme berlombanya adalah dengan mengikat kedua tangan peserta di belakang badan dan menghabiskan sebuah kerupuk yang digantungkan di depan wajah peserta. Peserta tidak boleh menyentuh kerupuk, dan harus menghabiskannya dengan cepat.
Lomba makan kerupuk ini mengingatkan kita pada zaman penjajahan dulu ketika masyarakat Indonesia terbelenggu dan sulit untuk bergerak. Namun mereka tetap bersemangat dan berusaha mencari makan meski ditindas oleh penjajah. Mereka tidak pasrah pada nasib dan mati tanpa perlawanan.
Pelajaran: Tetap berusaha meski dalam kondisi sesulit apapun.
Spoiler for 2. Balap Karung:
Lomba ini juga salah satu ciri khas 17 Agustus. Peserta memasukan tubuhnya ke dalam karung goni, lalu melompat hingga garis finish. Peserta mungkin akan jatuh tersandung ketika melompat, namun mereka akan berusaha bangun untuk mencapai garis finish.
Karung goni ini juga mengingatkan kita pada jaman penjajahan dimana banyak rakyat yang menggunakan karung goni sebagai pakaian mereka.
Pelajaran: Berapa kali pun Anda terjatuh, Anda harus terus berusaha bangkit dan mencapai tujuan.
Spoiler for 3. Panjat Pinang:
Salah satu cabang lomba 17 Agustus yang biasa menjadi perhatian karena tingkat kesulitan yang lumayan. Sekelompok orang harus memanjat sebuah tiang dari pohon pinang yang dilumuri oli, untuk mengambil berbagai hadiah yang digantung diatas tiang tersebut.
Badan peserta pun juga dilumuri oli pada saat memanjat akan terasa licin dan sulit. Untuk mencapai puncak peserta harus bahu membahu (secara harafiah), menopang peserta lainnya agar bisa mencapai puncak.
Dulu panjat pinang digelar sebagai hiburan saat perayaan-perayaan penting orang Belanda di Indonesia yang pesertanya adalah penduduk pribumi.
Pelajaran: Sesulit apapun keadaan, jika Anda bekerjasama maka Anda akan meraih keberhasilan.
Spoiler for 4. Tarik Tambang:
Lomba yang tak kalah menarik ini tidak memandang usia dan jenis kelamin. Dua tim di sisi yang berlawanan akan berusaha menarik sebuah tali tambang agar tim lawan melewati pembatas.
Lomba ini bukan hanya mengadu kekuatan saja, tetapi juga membutuhkan kerjasama tim yang kompak dan solid. Jika tim tersebut tidak kompak, maka bisa dipastikan tim tersebut tidak akan menang.
Pelajaran: Kerjasama merupakan kunci untuk meraih kemenangan.
Spoiler for 5. Balap Bakiak:
Pada lomba ini beberapa tim yang masing-masing terdiri dari 3-4 orang akan menggunakan bakiak panjang yang diselipkan di kaki masing-masing dan berjalan mencapai garis finish. Tim pertama yang mencapai garis finish adalah pemenangnya.
Lomba ini benar-benar membutuhkan kekompakan dalam tim karena jarak langkah kaki setiap orang harus sama. Jika tidak pasti tim tersebut akan tersandung dan tersusul oleh tim lain.
Pelajaran: Dibutuhkah kekompakan dalam tim untuk mencapai tujuan dengan cepat, bahkan hingga hal kecil seperti ritme dan langkah.
Spoiler for 6. Sepak Bola Sarung:
Lomba ini pada dasarnya sama seperti pertandingan sepak bola pada umumnya. Yang membedakan adalah setiap peserta harus menggunakan sarung dalam pertandingan. Terkadang lomba ini digabung dengan lomba rias mata tertutup.
Setelah para pria dirias oleh peserta lainnya dengan mata tertutup (yang pastinya membuat wajah para pria tersebut menjadi abstrak), mereka melanjutkan lomba sepak bola sarung.
Bermain sepak bola akan menyulikan pergerakan para peserta untuk mengontrol bola sehingga dibutuhkan kerjasama tim yang hebat.
Pelajaran: Sekalipun Anda dipersulit situasi dan keadaan, kerjasama akan memudahkan Anda untuk mencapai tujuan.
Spoiler for 7. Lomba Sepeda Lambat:
Jika kebanyakan lomba adalah adu cepat, justru lomba ini malah adu lambat. Pemenangnya adalah peserta yang paling terakhir mencapai garish finish dengan sepeda. Dibutuhkan keseimbangan, konsentrasi dan kesabaran untuk memenangkan lomba ini.
Pelajaran: Terkadang Anda tidak harus menjadi yang pertama untuk menjadi pemenang.
Spoiler for 8. Lari Kelereng:
Lomba ini biasa diikuti oleh anak-anak karena cukup mudah, meski tidak tertutup kemungkinan untuk diikuti oleh orang dewasa. Kelereng ditaruh di atas sendok kemudian sendok digigit peserta dan berjalan secepatnya menuju garis finish tanpa menjatuhkan kelereng tersebut.
Selain kecepatan, lomba ini juga membutuhkan keseimbangan dan konsentrasi.
Pelajaran: Cepat dan konsisten merupakan faktor penentu keberhasilan.
Spoiler for 9. Estafet Karet Gelang:
Lomba ini juga diminati anak-anak karena tidak terlalu sulit. Masing-masing anggota tim berbaris dengan menggigit sedotan. Mereka harus memindahkan sebuah karet gelang ke teman di sebelahnya melalui sedotan, tanpa bantuan apapun dan tanpa menjatuhkan karetnya. Tim yang paling banyak mengumpulkan karet gelang adalah pemenangnya.
Lagi-lagi kekompakan sangat dibutuhkan pada lomba ini. Selain itu, ketepatan dan kecepatan juga menjadi faktor penentu kemenangan.
Pelajaran: Selain cepat dan tepat, kerjasama juga diperlukan untuk mencapai tujuan.
Itulah 9 cabang lomba 17 Agustus yang memiliki makna dan pelajaran untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Meskipun terlihat simpel, namun setiap lomba memiliki pelajaran yang bisa Agan terapkan pada kehidupan sehari-hari.
Karena itu pada saat di lingkungan Agan diadakan acara lomba 17 Agustus, jangan sia-siakan kesempatan tersebut. Selain ada berpeluang untuk mendapatkan hadiah, bisa aja Agan dapet gebetan disitu.
Yuk kita rayakan hari ulang tahun Republik Indonesia dengan semangat 45. SALAM MERDEKA!