Jakarta - Saksi ahli psikologi Antonia Ratih Andjayani menyatakan, Jessica Kumala Wongso termasuk dalam karakteristik kebohongan rumit (amorous narcissistic). Jaksa kemudian membeberkan 8 kategori dari amorous narcissistic dan meminta Ratih menjelaskan Jessica termasuk kategori yang mana.

Berikut 8 kategori amorous narcissistic yang dibacakan jaksa penuntut umum dalam persidangan di PN Jakpus, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016):

1. Memiliki kemampuan untuk memikat dan menggoda orang lain yang memiliki kebutuhan emosional dan naif. Hal ini dilakukannya sambil mencari kesenangan dan memenuhi nafsu seksual.
   
   
2. Membuat seakan hubungan yang dijalankan istimewa namun sebenarnya ia tak benar-benar tulus menjalankannya
   
   
3. Terlihat butuh dengan yang tulus dan nyata namun ketika mereka mendapatkannya mereka tampak gelisah dan tidak puas.
   
   
4. Kemahiran mereka dalam memikat dan menggoda secara seksual, biasanya menjadi obsesi sebagai bentuk kemenangan yang memenuhi kebutuhan narcissistic-nya.
   
   
5. Ketika mereka sudah memenangkan seseorang mereka kemudian tidak lagi menganggap orang tersebut penting atau bernilai dan atau mulai mencari orang baru.
   
   
6. Untuk sebagian besar, konfrontasi, kritikan, dan hukuman tidak membuat mereka mengubah perilakunya. Mereka memandang bahwa konfrontasi, kritikan, dan hukuman adalah bentuk iri orang lain terhadap dirinya.
   
   
7. Mereka seringkali menggunakan kebohongan yang rumit untuk beralih dari satu hubungan ke hubungan yang lain.
   
   
8. Merawat dengan sangat hati-hati, tampilan fisik baju, atribut luar lainnya.

"Dari 8 kategori yang termasuk amorous narcissistic itu ada dalam diri terdakwa semua atau ada salah satu atau beberapa yang paling dominan?" tanya jaksa.

Ratih menjawab, Jessica menonjol terutama pada nomor 3, 5, dan 7. Keterangan Jessica saat wawancara maupun dilihat dari chat WA, dianggap tak sinkron dan dapat menimbulkan persepsi adanya kebohongan.

"Itu ada di statemen-statemen waktu dilihat sinkronisasinya berbicara tentang putus hubungan reaksi seperti apa, tapi ketika masuk ke statemen yang lain seakan-akan tidak apa-apa, tapi di statemen yang lain nanti muncul cerita yang berbeda. Kalau kita lihat titik titik titik, dan titik titik itu dihubungkan, kita lihat ada hal yang gak sinkron di situ," ujar Ratih saat menjelaskan Jessica termasuk dalam kategori nomor 3 dan 5.

"Poin 7 itu juga tampil dari bagaimana cerita yang ditampilkan itu susunannya sedemikian rupa, kalau dilihat sepintas itu betul, tapi begitu dirunutkan, dihubungkan satu titik dengan titik yang lain kemudian kita melihat ketidaksinkronan di situ. Itu menumbuhkan persepsi bahwa ada kebohongan di situ," jelasnya.