Jakarta - Kondisi trotoar di Jakarta kalah apik dibanding Surabaya. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan akan membenahi trotoar di Ibu Kota. Pembenahan itu berupa penertiban parkir liar hingga pelebaran trotoar.

Pertama, Ahok menyatakan penertiban parkir liar sulit diberantas gara-gara banyak oknum yang berkomplot untuk menjalankan bisnis pungutan liar (pungli). Para preman yang memungut uang dari pengguna parkir kemudian meneruskannya ke PNS yang berkuasa di wilayah.

"Jadi kita ketemukan banyak orang di dalam main juga, malak-malakin orang dengan parkir ini. Jadi kalau ada setor, maka (parkir liar) dibiarkan. Masalahnya ada di semua orang," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Untuk itu, Ahok menginstruksikan penggawa Jakarta Smart City untuk membikin aplikasi pelaporan kerja petugas parkir, rampung tahun ini. Dengan aplikasi elektronik, Ahok percaya pungutan liar bakal bisa dikikis habis.

"Sekarang saya mau paksa ada aplikasi, kalau dia mau menilang orang atau mau menderek, dia mesti masukin ke aplikasi. Tiap wilayah kan ada GPS. Jadi kita tahu mobil kalau ketemu ada kasus, kalau dia enggak keluarin laporan, berarti dia pasti sudah deal di tengah jalan," kata Ahok.

Total panjang trotoar di Jakarta yakni 2.700 kilometer. Sejumlah purwarupa (prototype) pembangunan trotoar dikatakan Ahok telah dipunyai Jakarta.

Kedua, selain penertiban parkir liar, Ahok akan membangun ducting alias wadah perkabelan di bawah tanah. Trotoar di jalan-jalan utama bakal dijadikan model utama.

"Masalah di Jakarta itu ada trotoar tapi tidak ada ducting. jadi orang menggali kabel fiber optic, PLN semua, bongkar lagi," kata Ahok.

Ketiga, Ahok akan membangun trotoar dengan material semen. Jenis semen yang dipilih adalah yang bisa menampung air hujan dan meneruskannya ke tanah.

"Makanya sekarang saya wajibkan bikin model ini ada trotoar, semen saja. Saya enggak mau keramik, enggak mau batu alam. Kita main di semen. Tapi ada berapa daerah yang nanti ada resapannya. Itu yang kita bikin di Taman Pandang Istana. Itu semen itu bisa menyerap air. Kita uji coba di Tebet juga," tutur Ahok.

Di bawah trotoar bermaterialkan semen berpori itu, akan ada boks ducting kira-kira sedalam 2 meter hingga 2,8 meter. Dengan demikian, aktivitas perbaikan, penggantian, dan penambahan kabel optik bisa dilakukan tanpa merusak trotoar.

"Kalau sekarang ini kita sudah jadi dibongkar lagi. Dirapihinnya enggak rapi konbloknya. Nah ini kita enggak mau enggak rapi ini konblok. Enggak mau lagi dengan keramik," tutur Ahok.

Keempat, penjagaan trotoar dari penyalahgunaan peruntukan. Trotar tak boleh lagi bisa dilalui sepeda motor. Penjagaan ini sekaligus juga menyediakan sarana untuk penyandang disabilitas. Akan dibuat pagar berbentuk huruf 'S', sehingga kursi roda penyandang disabilitas bisa masuk, namun sepeda motor tak bisa masuk ke trotoar.

"Makanya kita ambil lagi dari Jepang, dari organisasi disabilitas, bikin yang 'S' terbalik, bikin yang kayak di RSCM. Jadi huruf 'S' terbalik buat pagar kursi roda masih bisa masuk, tapi motor enggak bisa karena terlalu menekuk," tutur Ahok.

Kelima, Ahok ingin sosialisasi Undang-undang Lalu Lintas digalakkan. Soalnya, ada hal mendasar yang dinilainya belum diketahui publik luas, yakni soal rambu lalu lintas dilarang parkir.

"Sebetulnya Undang-undang Lalu Lintas yang baru, enggak ada lagi istilah 'S' coret atau 'P' silang. Jadi di mana boleh parkir? Kalau enggak ada huruf 'P' biru, berarti di situ tidak boleh parkir," kata Ahok.

"Tapi ini butuh sosialisasi ini. Jadi nanti kalau mau parkir mesti Anda lihat, ada enggak 'P' biru? Kalau ada, maka kita akan pasang terminal parkir elektronik. Jadi enggak akan ada lagi di Jakarta ada tanda 'S' silang atau 'P' silang. Tapi ini enggak gampang sosialisasi ini. Maka kita mesti bereskan dulu hotmix mesti dirapikan," tuturnya.
(dnu/hri)

http://news.detik.com/berita/3273176...424.1466661802