Untuk ikut meramaikan lomba panjat pinang ehh thread antar kaskuser sejagat kaskus maka ane sebagai warga Banten ingin meramakainnya juga. Sebagaimana para Pahlawan yang berasal dari Banten ikut membantu memperjuangkan kemerdekaan Indoneaia

Pada masa revolusi ( 1945-1949 ) perjuangan rakyat Banten sedemikian heroik dan patriotisnya melawan kekuatan dan kekuasaan penjajah Belanda . Berkat kekompakan seluruh elemen pergerakan , dengan mengerahkan segala potensi dan kekuatan rakyat , perjuangan itu membuahkan hasil yang gemilang. Kekuasaan Belanda dapat di runtuhkan , dan mereka beserta keluarganya di enyahkan dari bumi Banten . Kenyataan itu bersamaan dengan peristiwa di pusat pemerintahan , yang ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Apabila di pusat kemudian di bentuk pemerintahan nasional di bawah Presiden Ir.Soekarno dan Wakil presiden Dr. Moh.Hatta , maka tumbangnya pemerintahan Belanda di Banten secara spontan diganti oleh putera-putera daerah . Mereka adalah para pejuang yang gigih dan heroik yang berasal dari pergerakan rakyat berjuang mati-matian , dengan resiko pengorbanan tenaga , harta benda bahkan nyawa sekalipun . Komitmen perjuangan mereka pada hakekatnya merupakan refleksi nilai-nilai ke islaman yang bersinergi dengan semangat kebangsaan ( cinta tanah air ).

Pejuang sekaligus ulama Banten segera tampil dan mengambil peran aktif memimpin pemerintahan beserta jajaran nya di wilayah Banten. Tercatat dalam sejarah nasional bahwa para ulama yang menjadi pemimpin Banten adalah residen Banten KH. Tb. Achmad khatib , Bupati Serang Kol. KH. Syam’un , Bupati Pandeglang KH.Tb. Abdoel Chalim  dan Bupati Lebak KH.Tb. Hasan . Begitu pula seluruh perangkat kawedanan dan kecamatan secara berangsur-angsur diisi oleh ulama setempat.  Dapat dikemukakan bahwa Kh.Achmad Chatib adalah seorang residen yang kala itu memperoleh otoritas dari pusat untuk mengeluarkan mata uang republik yang dikenal dengan Oeridab (Oeang roepiah daerah Banten). Ayahnya adalah KH Waseh seorang ulama kharismatik dari Pandeglang. Beliau berasal dari Cadasari Pandeglang yang bersama ayahanda mertuanya, KH. Asnawi , (dikenal kiyai Caringin ) memimpin pondok pesantren Caringin (Labuan).

Sedangkan Kol. KH. Syam’un adalah ulama berasal dari Cilegon ex komandan  pasukan PETA dan Komandan BKR, yang juga pemimpin perguruan Al-Khaeriyah. Salah seorang puteranya, KH.Fathulah Syam’un pernah menjadi ketua DPRD Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Kakek dari KH. Syam’un adalah KH Wasid Jiwantaka adalah seorang tokoh pergerakan yang di kenal dalam “peristiwa Geger Cilegon 1888”.

Dapat pula di catat bahwa dalam panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) bersama tokoh pergerakan nasional lainnya terdapat nama Kh.Fatah Hasan seorang ulama yang berasal dari Cilegon, Banten. Dari kilasan perjalanan sejarah , jelaslah bahwa Banten merupakan komponen pergerakan nasional yang “non-coperative” dalam perjuangan dan senantiasa hanya loyal kepada pemerintahan nasional republik dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ulama Banten tidak hanya piawai berdakwah di forum-forum dan majelis-majelis keilmuan, tetapi dengan motivasi panggilan jihadnya terlibat langsung bahkan tampil menjadi pemimpin pergerakan dalam perjuangan fisik

Hatur Nuhun ka sadayana anu tos maca thread iyeu. Mugi-mugi dipasihan palindungan ku Gusti Nu Maha Agung