Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan, bahwa tantangan terberatnya selama memimpin Jakarta adalah menghadapi perlawanan dari anak buahnya. Karena itu dia menegaskan akan tetap melakukan banyak pemecatan terhadap pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang selalu berupaya memainkan anggaran dengan berbagai macam cara. "Makanya mesti pecatin terus. Ketahuan pecatin terus. Nanti dapat yang baik. Kalau kita tidak berani mecatin, ya tidak jalan. Ini kan perlawanannya dari orang," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (11/08/2016). Alhasil, sambung dia, masih ada pemborosan anggaran meski diketahui APBD Perubahan DKI Jakarta tahun 2016 mengalami kenaikan Rp 154 miliar dari total APBD 2016 senilai Rp 67,168 triliun. "(Masih) belum sempurna walaupun betul-betul sudah kita pangkas tapi perlawanan masih ada," ungkap Ahok. Dia menjelaskan, sejatinya perlawanan dengan niat memperkaya diri sendiri dan rombongan PNS DKI sudah dilakukan sejak lama dengan modus menyelipkan anggaran yang tak direncanakan. Karena itu saat dirinya masuk bersama Joko Widodo 2012 lalu berkeras agar penyusunan APBD DKI harus lewat mekanisme e-budgeting. Namun yang terjadi masih ada upaya dari anak buahnya untuk mengakali. Hingga pada akhirnya dia membuat kebijakan pelarangan transaksi tunai. Belum selesai sampai disitu, pada nyatanya kata Ahok, para oknum PNS tetap nekat bermain dengan mencoba mengakali anggaran dengan menamakan pos anggaran yang sama.



SUMBER



Semakin banyak korban yang di pecat, semakin banyak barisan sakit hati. Dan semakin bejibun korban sakit hati yang menolak ahok di pilgub DKI 2017 nanti. Wajar, kalo mereka berprinsip "Asal bukan Ahok" ini semua gara-gara cina kapir. Peluang usaha cari sampingan menilep anggaran gagal berantakan. Gak nyaman banget punya gubernur kek gitu...