- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Muncul Semburan Lumpur di Tarumajaya Bekasi


TS
with.out.you
Muncul Semburan Lumpur di Tarumajaya Bekasi
Quote:

BEKASI, KOMPAS.com - Warga Tarumajaya, Bekasi, mengalami semburan lumpur akibat pengeboran jaringan pipa di Desa Segara Makmur RT 03 RW 08, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, pada Senin (8/8/2016) siang. Lumpur yang awalnya hanya menyeruak di lantai rumah warga setempat kini menutupi Jalan Marunda Makmur, Kampung Kebon Kelapa, sejauh 25 meter.
Ketua RT setempat, Juroh (55), mengatakan, semburan lumpur tersebut terjadi pada Minggu (7/8/2016) sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu, tiba-tiba lumpur menyeruak dari lokasi pengeboran di sekitar lokasi hingga merembet ke jalan raya.
"Ketinggian lumpur mencapai 20 cm dari malam sampai tadi siang," ujar Juroh kepada wartawan pada Senin (8/8/2016) malam.
Akibat kejadian ini, kata Juroh, aktivitas kendaraan dari arah Marunda ke Tarumajaya atau sebaliknya menjadi terganggu. Bahkan kemacetan mulai terjadi sejak Senin pukul 05.00 hingga pukul 19.00 WIB.
"Sampai pukul 7 malam sekarang masih macet, karena kendaraan banyak yang tidak bisa melintas di lokasi," kata Juroh.
Juroh mengungkapkan, semburan lumpur tersebut tidak hanya menutupi jalan raya, tetapi masuk ke jalan lingkungan warga, yaitu di Gang Manggar dan Gang Antena. Adapun ketinggian lumpur di sana sekitar 15 cm.
"Bahkan lumpur ada yang masuk juga ke perumahan warga," katanya.
Menurut dia, pihak PT Pertamina Gas (Pertagas) selaku pelaksana proyek sudah berupaya menanggulanginya. Salah satunya dengan mengerahkan 3 unit truk untuk menyedot lumpur tersebut.
Untungnya, kata dia, hujan yang mengguyur wilayah setempat dari siang hingga sore membuat lumpur menjadi cepat menjalar. Dia memprediksi, bila tak hujan maka akses jalan tersebut akan lumpuh.
"Untungnya tadi hujan, jadi lumpur kesiram dan jalanan sudah bisa dilintasi. Tapi dampaknya kemacetan parah," ucapnya. "Sekarang pengeboran dihentikan dulu karena kondisi seperti ini," tambahnya.
Kronologi
Sebelumnya, peristiwa itu terjadi beberapa kali di Jalan Marunda Makmur, Kampung Kebon Kelapa. Pertama terjadi pada Senin (1/8/2016) lalu dan terakhir pada Rabu (3/8/2016) siang. Saat itu, warga dikejutkan dengan menyeruaknya lumpur dari dalam tanah dan lantai keramik rumahnya.
Akibat kejadian tersebut, toko obat milik Abdul Kodir (42) mengalami kerusakan. Bahkan dia harus merugi hingga Rp 270 juta akibat kejadian tersebut.
"Barang dagangan senilai Rp 40 juta rusak, omzet hilang Rp 30 juta per lima hari, dan bagian rumah banyak yang rusak Rp 200 juta," ungkap Abdul.
Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin menyatakan telah mengajukan permohonan kepada pelaksana proyek untuk menghentikan terlebih dahulu pengeboran tersebut. Dia meminta agar pelaksana proyek mempelajari permasalahannya sehingga bisa teratasi dengan baik.
"Saya juga sempat berbicara dengan Ombudsman, soalnya mereka ini belum memperpanjang izin. Meski begitu, kita tetap mengizinkan walau bagaimana pun itu BUMN yang memiliki tugas untuk membangun," kata Neneng. (Fitriyandi Al Fajri)
Editor : Fidel Ali
Sumber : Warta Kota,
Link : http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Khlwp
Terjadi Semburan Lumpur di Tarumajaya Bekasi
Bekasi - Terjadi semburan yang diduga akibat pengeboran jaringan pipa di Desa Segara Makmur RT 03/RW 08, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (8/8).
Menurut Ketua RT setempat, Juroh (55), semburan lumpur terjadi sejak Minggu (7/8) malam. Lumpur merembes dari lokasi pengeboran hingga ke jalan raya.
"Terjadi penumpukan lumpir di jalan dengan ketinggian lumpur mencapai 20 cm," kata Juroh, Senin (8/8) malam.
Dia mengatakan, dampaknya terjadi kemacetan arus lalu lintas arah Marunda menuju ke Tarumajaya atau sebaliknya.
Menurut Juroh, semburan lumpur tersebut tidak hanya menutupi jalan raya, tapi masuk ke jalan lingkungan di Gang Manggar dan Gang Antena dengan ketinggian lumpur 15 cm. "Lumpur ada yang masuk juga ke perumahan warga," katanya.
Juroh menjelaskan, pihak PT Pertamina Gas (Pertagas) selaku pelaksana proyek sudah berupaya menanggulanginya.
Salah satunya dengan mengerahkan 3 unit truk untuk menyedot lumpur tersebut.
Sebelumnya, pada Senin (1/8) lalu, toko obat milik Abdul Kodir (42) mengalami kerusakan akibat semburan lumpur tersebut.
Bahkan dia harus merugi hingga Rp 270 juta akibat kejadian tersebut.
Terpisah, Bupati Kabupaten Bekasi, Neneng Hasanah Yasin, telah mengajukan permohonan kepada pelaksana proyek untuk menghentikan terlebih dahulu pengeboran tersebut.
"Kami telah berbicara dengan Ombudsman terkait hal ini. Kegiatan pengeboran di lokasi ini belum memperpanjang izin. Meski begitu kami tetap mengizinkan dilakukan aktivitas pengeboran tersebut," imbuhnya.
Semburan lumpur ini akibat adanya pengeboran jaringan pipa baru PT Pertamina Gas (Pertagas).
Suara Pembaruan
Mikael Niman/CAH
http://www.beritasatu.com/megapolita...ya-bekasi.html
Cerita Mamat Korban Semburan Lumpur di Bekasi
redaksi.co.id – Cerita Mamat Korban Semburan Lumpur di Bekasi
Mamat, sopir yang bekerja di toko material Kampung Kebon Kelapa, Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara keramaian pada Minggu 7 Agustus 2016 sore.
Sore itu, Mamat, yang sedang beristirahat di lantai dua, langsung turun ke lantai dasar mencari sumber kegaduhan itu. Rupanya, warga sedang membicarakan munculnyasemburan lumpur di permukiman.
Semburan lumpur ini diduga akibat proyek pemasangan pipa gas milik perusahaan Badan Usaha Milik Negera (BUMN) di kawasan Marunda, Bekasi, Jawa Barat.
“Sekitar jam 5 itu lumpur mungkin sudah masuk kawasan perumahan. Tapi, jam setengah 10 malam kira-kira, lumpur baru masuk ke toko kita, kena ke material-material toko. Kebetulan saya sedang tidur sore, pas bangun sudah banjir lumpur,” ujar Mamat, kepada Liputan6.com, Senin (8/8/2016).
Lumpur itu masuk dari celah dinding yang retak, hingga menggenangi seluruh ruangan toko material tempat Mamat bekerja. Lumpur itu terus mengalir hingga ke luar toko.
“Itu lumpur sampai keluar dari dalam toko,” pungkas Mamat.
Bahkan, ketinggian genangan lumpur di toko material itu mencapai sekitar 20 sentimeter. Akibatnya, banyak barang dagangan rusak dan tak bisa dijual lagi. Selain itu, Mamat tentu harus kerja rodi kali akibat lumpur ini.
“Kena lah, barang-barang jualan ini banyak yang rusak kena lumpur,” ujar Mamat.
Semburan lumpur ini tidak hanya menggenangi toko material tempat Mamat bekerja. Banyak rumah di kampung Kebon Kelapa yang mengalami hal serupa.
“Ini banyak tetangga sekitar kena juga, enggak cuman kita. Tingkat keparahannya tapi beda, ada yang rusak sedang, rusak parah juga ada, sekitar 20 sampai 30 sentimeter lah” tutur Mamat.
Tak hanya permukiman tempat Mamat bekerja, korban semburan lumpur diduga kini melebar ke kawasan perumahan lain. Sebab proyek pembangunan pipa sepanjang kurang lebih satu kilometer ini, masih terus berjalan.
“Kemarin malam kan semburan dari arah timur datangnya, sekarang sudah mulai bergeser ke arah barat. Pipanya terus jalan enggak berhenti, sekitar satu kilometer itu,” tandas Mamat.
Lalu Lintas Lumpuh
Akibat semburan lumpur ini, sejumlah aktivitas warga di Jalan Marunda Makmur, RT 08 RW 03, Kampung Kebon Kelapa, Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, terganggu.
“Ini sepanjang jalan macet total, sampai hari ini masih,” kata Mamat.
Sejak Minggu 7 Agustus 2016 malam, pihak penanggung jawab proyek pemasangan pipa gas di sekitar wilayah semburan lumpur, telah berupaya menanggulangi. Mereka mengerahkan alat penyedot ke perumahan warga yang terkena semburan lumpur.
“Kejadian sekitar jam setengah 10 malam sampai setengah 11 malam. Pas malam itu langsung dari pihak penanggung jawab proyek sudah kasih penyedot, tapi hanya sedot di luar saja, yang di dalam kita bersihin sendiri,” ujar Mamat.
Sementara, Harbiandi, majikan Mamat mengatakan, pihak penanggung jawab proyek pemasangan pipa gas tersebut, menjanjikan ganti rugi dan siap bertanggung jawab terkaitsemburan lumpur ini.
“Kemarin sih dibilang akan ditindaklanjuti, enggak pasti juga sih, katanya akan tanggung jawab juga. Kasih ganti rugi, mungkin karena ini kerusakannya lumayan (parah),” pungkas Harbiandi. (Winda Priscillia)
(red/ahmat/dhy/urniawan/RAK)
http://redaksi.co.id/78782/cerita-ma...di-bekasi.html
berita terbaru sudah surut
Quote:
Original Posted By dr.retro26►
http://www.beritasatu.com/aktualitas...sur-surut.html
dah surut tuh...
Quote:
Bekasi - Semburan lumpur yang terjadi akibat pengeboran jaringan pipa di RT 03/RW 08, Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berangsur-angsur surut, Selasa (9/8).
Jalan raya yang menghubungkan Marunda menuju ke Tarumajaya atau sebaliknya, sudah dapat dilintasi kendaraan karena lumpur sudah mengering dan surut. "Semalam sudah berangsur-angsur surut dan laju kendaraan sudah normal kembali," ujar Ketua RT setempat, Juroh (55), Selasa (9/8).
Dia mengatakan, sudah ada kesepakatan warga sekitar dengan pihak pengebor jaringan pipa, PT Pertamina Gas (Pertagas), untuk menghentikan sementara aktivitasnya agar semburan lumpur terhenti. "Sudah ada kesepakatan dengan Pertagas untuk menghentikan sementara dan diumumkan di Kantor Kepala Desa, ujarnya.
Menurut Juroh, warga setempat juga sudah mendapat biaya ganti rugi dengan besaran bervariasi. "Ada yang mendapat ganti rugi antara Rp 2 juta hingga Rp 60 juta, tergantung kerusakannya," ucapnya.
Warga yang terdampak lumpur pengeboran di RT 03/RW 08 berjumlah 25 kepala keluarga (KK). "Ada beberapa KK yang sudah mendapat uang ganti rugi," katanya.
Menurut Juroh, warga di RT yang terdampak paling parah menimpa rumah Dede (40) dengan kerusakan dinding rumah. "Awalnya, Pak Dede minta ganti rugi sebesar Rp 270 juta namun disepakati menjadi Rp 61 juta," ungkapnya.
Warga sekitar tidak mengetahui sampai kapan penghentian sementara aktivitas pengeboran ini. "Kami berharap, jangan terjadi lagi luapan lumpur hingga ke jalan raya," ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan semburan lumpur terjadi sejak Minggu (7/8) malam hingga Senin (8/8) malam meluap ke jalan raya.
Jalan raya yang menghubungkan Marunda menuju ke Tarumajaya atau sebaliknya, sudah dapat dilintasi kendaraan karena lumpur sudah mengering dan surut. "Semalam sudah berangsur-angsur surut dan laju kendaraan sudah normal kembali," ujar Ketua RT setempat, Juroh (55), Selasa (9/8).
Dia mengatakan, sudah ada kesepakatan warga sekitar dengan pihak pengebor jaringan pipa, PT Pertamina Gas (Pertagas), untuk menghentikan sementara aktivitasnya agar semburan lumpur terhenti. "Sudah ada kesepakatan dengan Pertagas untuk menghentikan sementara dan diumumkan di Kantor Kepala Desa, ujarnya.
Menurut Juroh, warga setempat juga sudah mendapat biaya ganti rugi dengan besaran bervariasi. "Ada yang mendapat ganti rugi antara Rp 2 juta hingga Rp 60 juta, tergantung kerusakannya," ucapnya.
Warga yang terdampak lumpur pengeboran di RT 03/RW 08 berjumlah 25 kepala keluarga (KK). "Ada beberapa KK yang sudah mendapat uang ganti rugi," katanya.
Menurut Juroh, warga di RT yang terdampak paling parah menimpa rumah Dede (40) dengan kerusakan dinding rumah. "Awalnya, Pak Dede minta ganti rugi sebesar Rp 270 juta namun disepakati menjadi Rp 61 juta," ungkapnya.
Warga sekitar tidak mengetahui sampai kapan penghentian sementara aktivitas pengeboran ini. "Kami berharap, jangan terjadi lagi luapan lumpur hingga ke jalan raya," ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan semburan lumpur terjadi sejak Minggu (7/8) malam hingga Senin (8/8) malam meluap ke jalan raya.
http://www.beritasatu.com/aktualitas...sur-surut.html
dah surut tuh...
ada lumpur juga..

Diubah oleh with.out.you 10-08-2016 09:29
0
8.6K
Kutip
77
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan