Full Day School, Sebuah Ide Seribu Tantangan (Indonesia)
TS
kripikmanis
Full Day School, Sebuah Ide Seribu Tantangan (Indonesia)
Welcome to my Simple Thread
"Full Day School"
By Kripikmanis
Spoiler for Ijin ya gan:
ijinkan Silent Reader ini mengutarakan pendapatnya ya . Fenomena terbaru saat ini dimana sebuah Ide menjadi Viral
Spoiler for Pembukaan:
Quote:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru mengeluarkan ide briliantnya yaitu Full Day School yang menjadi wacana untuk program pendidikan di Indonesia kedepanya. Beberapa Kutipanya yang dilansir dari beberapa media.
Quote:
"Merujuk arahan Presiden Joko Widodo, kami akan memastikan bahwa memperkuat pendidikan karakter peserta didik menjadi rujukan dalam menentukan sistem belajar mengajar di sekolah," kata Muhadjir, dalam keterangan tertulis, Selasa (9/8/2016).
Quote:
"Usai belajar setengah hari, hendaknya para peserta didik (siswa) tidak langsung pulang ke rumah, tetapi dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi mereka," kata Muhadjir.
Quote:
Selain itu, Kemendikbud juga akan mengkaji masukan-masukan dari masyarakat. Ia mengatakan, penerapan full day school juga dapat membantu orangtua dalam membimbing anak tanpa mengurangi hak anak.Setelah bekerja, para orangtua dapat menjemput buah hati mereka di sekolah.
Tenang dulu gan, yang ga setuju ataupun yang punya masukan bisa mengutarakanya ke pemerintah
Spoiler for Cocok:
Apakah sistem ini sudah cocok diterapkan di Indonesia ?Wow Wow Wow ternyata masih banyak kendalanya mari kita bahas satu persatu
Quote:
Spoiler for Sarana dan Prasarana:
Quote:
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa :
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Buat Sekolah yang berada di kota kebutuhan akan sarana dan prasarana bisa tercukupi dengan baik, namun bagi sekolah Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) hal ini menjadi kebalikan dari sekolah di kota. Bagaimana mutu pendidikan di Indonesia ini akan meningkat sedangkan pemerintah masih kurang memperhatikan fasilitas baik sarana maupun prasarana di sekolah-sekolah terpencil yang jauh dari kota.
Dan bagaimana dengan sekolah yang ditempuh dengan berjalan kaki sampai membutuhkan waktu berjam-jam. Bijimane nasib mereka ? seandainya FDS (Full Day School) akan diterapkan. Masuk jam 7 pagi (Berangkat subuh) terus pulang jam 5 Sore (Sampai rumah tengah malem) ... horaaaayyy
Quote:
Spoiler for Tenaga Pengajar:
Quote:
Apakah dalam satu sekolah tenaga pengajar nya sudah tercukupi ? Apakah tenaga pengajar dalam hal ini yaitu guru sudah setuju ? Apakah gaji guru akan lebih manusiawi ? Apakah gurunya sudah mempunyai "karakter" sehingga akan menghasilkan anak didik yang ber"karakter" ?. its a BIG WOW
Quote:
Spoiler for Pengaruh Sosial:
Quote:
Sosial ? hmmm ,,, kapan anak ini mengenal lingkungan rumahnya ? jujur kalo ane dulu waktu kecil sih suka keliling kampung, nyolongin mangga orang, berantem ama anak kampung sebelah, jalan-jalan ke sawah.
nongkrong di warung depan gang rumah.
Kalau nanti mungkin gini dialognya :
Ibu : Nak tolong belikan sayur asem di warung Bu Enok ya di sebelah kuburan.
Anak : Bu Enok tuh yang mana bu ? sebelah mana warungnya ? warnanya apa ? sudah punya anak belum? rambutnya warna apa ? Giginya tinggal dua ?
#edisi lebay
Karakter itu penting, tapi sosial juga ga kalah penting. Sabar dulu gan point ini berkaitan ke point 4. yu nextttt ....
Quote:
Spoiler for Orang tua dan keluarga:
Quote:
Nah ini point yang penting gan....
Orang tua lah yang harus cerdas untuk mengatur dan membimbing anaknya. Orang tua adalah kunci dari semuanya. FDS bukan berarti tanggung jawab orang tua menjadi hilang. malah harusnya orang tua menjadi lebih ekstra lagi untuk mendidik anaknya.
mau apapun sistem pendidikannya nanti. Orang tua memiliki peranan paling penting untuk anak.
Bagaimana menyempatkan waktu untuk "Family Quality Time"
Bagaimana caranya untuk bisa bersosial dengan tetangga.
DSB DLL
Memang tidak ada yang akan sempurna, terus kapan jalan dong sistemnya kalau harus nunggu 100% siap ? Semua balik lagi ke diri kita masing-masing.
Kalau masih ada agan kaskuser yang mau menambahkan masukanya boleh gan.. ntar ane pajang di pejwan..
Apapun sistemnya asal Indonesia bisa bebas dari degradasi moral dengan seminimal mungkin dampak negatif yang akan ditimbulkan...
Ngga semua sekolah yang ada di indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42.
Seperti sekolah keponakan saya di tangerang selatan, tangsel deket kok ke jakarta, sekolah tersebut ngga punya lapangan upacara ( upacara pinjam area depan kelurahan) ngga ada lab komputer, ngga ada ruang olahraga, bisa di bilang kurang fasilitas.
Apa pemerintah sanggup memenuhi semua sesuai dengan undang-undang ?
Buat semua sekolah yang ada di indonesia!
saya ngga setuju anak anak dibebankan pelajaran yang begitu menguras pikiran dan tenaga mereka.
Kapan waktu mereka istirahat
Menikmati tidur siang selepas sekolah
Menikmati bermain di lingkungan rumah
Menikmati bercanda bersama keluarga
Jadi mentri baru kok semaunya
Apa mau dibilang WOW gitu
Apa mau dibilang ada kerja-nya?
macam mau nanggung beban anak sekolah.
Bikin peraturan ngga semudah siswa-siswi yang menjalaninya.