- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Menafsir takdir Tuhan versi Tri Rismaharini di Pilkada DKI 2017


TS
BeritagarID
Menafsir takdir Tuhan versi Tri Rismaharini di Pilkada DKI 2017

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membersihkan jalan dari sampah di kawasan Jembatan Merah, Surabaya Jawa Timur, Senin (18/7/2016).
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang berlangsung pada Februari 2017 semakin memanas. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang digadang-gadang menjadi lawan terberat petahana Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, diyakini bakal disorongkan partainya PDI Perjuangan.
Tri Rismaharini sedianya sudah diseret-seret untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta sejak awal tahun ini. Pada Februari lalu, Risma bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri. Dalam pertemuan itu, Risma mengaku menolak permintaan Mega untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI 2017.
Alasan utama Risma adalah soal amanah. Ia mengatakan ingin menjaga kepercayaan masyarakat Surabaya yang telah memilihnya sebagai Wali Kota Surabaya periode 2016-2021. Risma mengatakan merasa bersalah jika harus seenaknya lompat ke Jakarta. "Saya kan nggak bisa mainin warga Surabaya," ujarnya.
Jawaban tegas Risma yang menolak maju dalam Pilkada DKI itu terus bertahan selama beberapa bulan. Di sisi lain, dukungan terhadap Risma kian mengalir. Poster berisi dukungan terhadap Risma bermunculan di beberapa daerah di Jakarta. Survei pun menempatkan Risma sebagai pesaing kuat Basuki.
Sekarang, Risma tidak memberikan jawaban tegas terhadap pencalonannya. "Kalau ternyata tetap turun (diusung PDIP untuk maju Pilgub DKI 2017) itu ya sudah itu sudah takdir Tuhan, tidak ada siapapun yang bisa mengalahkan takdir Tuhan," kata Risma dikutip Detikcom, usai menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I Diperluas PDIP Aceh di Aula Hotel Grand Aceh, Banda Aceh, Sabtu (6/8/2016) malam.
Menurut Risma, maju sebagai calon Gubernur DKI bukan masalah siap atau tidak. Dia mencontohkan saat dirinya mencalonkan kembali sebagai wali kota periode kedua. Meski sudah pernah menolak untuk maju, tapi tetap saja PDIP memintanya untuk maju. "Saya kepingin semuanya yang mengatur bukan saya," kata Risma.
PDI Perjuangan hingga saat ini belum menentukan calonnya meski sudah melakukan seleksi terhadap beberapa orang dari dalam dan luar partai. Risma tak mendaftarkan diri dalam seleksi itu. Kader partai yang terjaring dalam seleksi adalah Djarot Syaiful Hidayat dan Boy Sadikin.
Ketua Umum PDI Perjuangan memiliki kewenangan penuh menentukan bakal calon gubernur terpilih. Penentuan itu bisa berdasarkan rekomendasi dari panitia penjaringan atau pilihan sendiri. Artinya, Risma tetap berpeluang didaulat PDI Perjuangan untuk bersaing di Jakarta.
PDIP menjadi satu-satunya partai yang dapat mengajukan calon gubernur tanpa mesti koalisi karena meraih 28 kursi pada pemilihan lalu. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyatakan sampai saat ini belum ada keputusan pencalonan Risma. Dilansir Tempo.co, Hasto mengatakan Risma menjadi calon alternatif karena elektabilitasnya cukup tinggi.
KPU Jakarta menerima pendaftaran pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari partai pada 21-23 September 2016. Sedangkan pemungutan suara akan berlangsung pada 15 Februari 2017.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...lkada-dki-2017
---


anasabila memberi reputasi
1
3.3K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan