- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
7 Lagu Natal Terkenal Berikut Cerita Dibaliknya


TS
serbalaku01
7 Lagu Natal Terkenal Berikut Cerita Dibaliknya



Selamat Datang di Thread Saya
Spoiler for No Repsol:

Quote:
ane suka dikasih :

dan gak suka dapet :

Quote:
Setelah baca dibantu :

Minimal :


Minimal :

Berikut ini adalah 7 lagu natal terkenal berikut dengan kisah dibaliknya :
Quote:
1. White Christmas
Spoiler for White Christmas:
Lagu White Christmas dikarya oleh Irving Berlin yang dirilis tahun 1942. Kisah penulisan lagu White Christmas dilakukan Irving ketika ia bekerja di Hollywood. I’m dreaming of a white Christmas, just like the ones I used to know adalah bait pertama dari lagu White Christmas, yang ditulis Irving.
Alasannya menulis syair bait pertama lagu itu sangat sederhana. Ia terinspirasi kenangan Natal pada masa kecilnya. Kala itu, Irving merayakan Natal bersama tetangganya, keluarga O’Hara. Ia terkesima melihat pohon natal keluarga itu yang menjulang tinggi mengelilingi dirinya. Itulah memori terindah yang tak terlupakan.
Di balik kepopuleran White Christmas, tak banyak orang yang memahami tragedi kehidupan Irving. Istri pertama Irving meninggal karena penyakit tipus. Perkimpoian keduanya dengan Ellen Mackay disorot oleh pers New York. Putra pertama Irving-Ellen, Irving Jr, tepat di hari Natal meninggal akibat sindrom kematian balita mendadak.
Setiap tahun Irving dan Ellen diam-diam pergi ke kuburan Irving Jr untuk meletakkan seikat bunga di pusaranya sebagai kenangan tanda cinta mereka kepadanya di hari Natal.
I’m dreaming of a white Christmas
Just like the ones I used to know
Where the tree tops glisten
And children listen, to hear sleigh bells in the snow.
2. The Christmas Song
Spoiler for The Christmas Song:
"The Christmas Song" adalah Lagu Natal klasik yang ditulis pada 1944 oleh musisi, komposer, dan penyanyi Mel Tormé (alias The Velvet Fog), dan Bob Wells.
Lagu natal ini lahir justru pada saat musim panas, bukan sengaja ditulis dalam menyambut natal. Jadi, pada saat itu gelombang panas menerpa California. Lalu penulis berusaha untuk mendinginkan pikiran dengan membayangkan situasimusim dingin dan menuliskan imajinasinya ke secarik kertas.
Setelah 40 menit menulis diatas kertas dengan pensil, dia baru menyadari telah menulis sebuah lagu dengan beberapa lirik.
The Nat King Cole Trio merekam lagu pertama di awal 1946.
3. Silent Night
Spoiler for Silent Night:
Tahun 1816 Pastor Joseph Mohr menulis lirik lagu “Malam Kudus” (aslinya “Stille Nacht”) ketika bertugas di gereja peziarah di sebuah desa Mariapfarr, Lungau di pegunungan Alpen, Austria. Beberapa hari sebelum Natal tahun 1818, Joseph Mohr sebagai pastor pembantu di gereja Santo Nikolaus, Obendorf, Salzburg, Austria, bingung karena organ di gereja rusak. Umat bakal kecewa jika lagu-lagu Natal dinyanyikan tanpa iringan organ. Umat yang terbanyak terdiri dari pekerja kapal, pembuat perahu, dan keluarganya.pun sedang dirundung kesulitan ekonomi. Penyebabnya adalah terhentinya transportasi garam melalui sungai di Salzburg setelah Perang Napoleon (1792 – 1815).. Ekonomi lesu dan penduduk setempat mengalami depresi ekonomi.
Dalam keadaan bingung Mohr berjalan kaki ke rumah Franz Gruber, seorang guru SD yang menjadi organis dan pemimpin koor di gereja. Ia menunjukkan lirik yang ditulis dua tahun lalu kepada Gruber. Gruber langsung menggubah melodinya dan menyerahkannya kepada Mohr. Mohr merasa puas dan keduanya mulai berlatih. Tepat pada malam vigili Natal, 24 Desember 1818. Mohr menyanyikan suara tenor sambil mengiringi dengan gitar, sedangkan Gruber menyanyikan suara bas. Nyanyian keduanya langsung disambut gembira umat

Quote:
Naskah lagu “Malam Kudus” yang digubah Franz Gruber.
Naskah asli lagu ini lama hilang seiring dengan dirobohkannya gereja ini pada awal tahun 1900-an karena telah hancur akibat banjir dan karena pusat kota telah dipindahkan ke bukit yang lebih aman. Sebuah gereja baru dibangun di pusat kota yang baru.
Semula lagu ini lama tak dikenal. Penyebabnya antara lain karena lagu ini tidak berasal dari komponis terkenal atau dari katedral tersohor. Apa sih yang berharga yang diharapkan dari sebuah kampung kecil yang namanya tidak tercantum di peta.
Tahun 1863 John Freeman Young menterjemahkan lagu ini ke dalam bahasa Inggris dengan judul “Silent Night”. Segera lagu ini tersebar luas ke seluruh dunia dan dinyanyikan sampai sekarang. Kini lagu ini diperkirakan telah diterjemahkan ke lebih dari 200 bahasa di dunia. Komposisi musik Gruber dalam lagu ini dipengaruhi tradisi musik di pedesaan tempat tinggalnya. Melodinya mencerminkan segi-segi musik rakyat Austria. Ini membuktikan bahwa banyak lagu yang menjadi populer dan mendunia sebenarnya mengadopsi motif lagu atau musik rakyat yang sudah mentradisi berabad-abad. Lagu-lagu itu kemudian bertahan lama, bisa sampai berabad-abad sebagai kelanjutan tradisi musik-lagu rakyat berabad sebelumnya.
Setelah menjadi amat populer timbul tanda tanya siapa pengarang lagu ini. Berbagai versi cerita beredar dan banyak cerita fiksi bermunculan. Rasa ingin tahu ini menggerakkan hati para peneliti untuk mencari jawaban. Tahun 1995 naskah asli tulisan tangan Mohr ditemukan oleh para peneliti. Tulisan itu menunjukkan bahwa lirik lagu itu ditulis tahun 1816 sedangkan melodinya dikarang tahun 1818 oleh Franz Gruber. Kemudian, sebuah kapel kecil dibangun di tempat reruntuhan gereja yang asli dan dinamakan “Stille-Nacht-Gedächtniskapelle”(Kapel Kenangan Malam Kudus). Sebuah rumah di dekatnya diubah menjadi museum yang sampai sekarang dikunjungi banyak turis dari berbagai penjuru dunia.
4. O, Holy Night
Spoiler for O, Holy Night:
Lagu yang indah dari Prancis yang berjudul “Cantique de Noël” ini, tampak tanpa cacat dan cela. Liriknya yang religius dan melodinya yang sangat indah, serta suasana yang dibawakan kepada kita mencapai puncaknya dalam setiap penampilan lagu ini. Dalam penerimaan publik pun lagu ini diterima dengan sangat baik. Lagu ini termasuk salah satu lagu natal Prancis yang sangat terkenal dan bahkan di dunia internasional.
Tahun 1847. Di Lembah Rhône, Prancis, yang terkenal dengan anggurnya yang berkualitas, perbedaan budaya yang mencolok, serta sejarahnya yang menawan, tinggallah seorang pria yang keberadaannya disentuh oleh seluruh aspek di atas. Placide Cappeau (1808-1877), seorang anggota komunitas kota Roquemaure - beberapa mil utara kota bersejarah Avignon - yang jabatannya adalah seorang komisioner mengurus anggur, yang di waktu senggangnya diisi dengan menuliskan bait-bait puisi dalam bahasa Prancis atau dialek Lang d’oc, dengan tidak sengaja menjadi seorang tokoh kecil dalam sejarah.
Kejadian menarik ini terjadi ketika Cappeau menjadi teman sepasang keluarga dari Paris bernama Laurey. Keluarga ini untuk sementara ditempatkan di Selatan Prancis, agar Laurey dapat melanjutkan kariernya di bidang teknik sipil, dengan membangun jembatan melintasi Sungai Rhône di daerah Roquemaure. Tepat sebelum Cappeau pergi ke Paris untuk urusan bisnis, pendeta dari jemaat di sana meminta penulis paruh waktu ini untuk menuliskan sebuah Puisi Natal dan menyerahkannya kepada seorang komponis terkenal di Prancis bernama Adolphe Adam (1803-1856) untuk aransemen musiknya. Adam adalah seorang teman dekat istri pasangan Laurey, yang adalah seorang penyanyi. Dilaporkan, pada 3 Desember 1847, kira-kira di tengah perjalanan ke Paris, Cappeau mendapatkan inspirasi untuk puisi tersebut, “Minuit, Chretiens.”
Cappeau sama sekali tidak terkenal pada saat dia menghubungi Adam di Paris. Komponis tersebut sebaliknya, sedang berada pada puncak masa keemasannya - seorang yang sangat popular dan musisi yang sangat aktif. Adam baru beberapa tahun yang lalu, di tahun 1841, menghasilkan karyanya yang terbaik, balet Giselle. Karya ini biasa disebut sebagai 'Hamlet untuk karya balet', karena kisahnya yang menyedihkan, tantangannya untuk balerina yang membawakan, serta keindahan estetika hasil perpaduan koreografi dan musik. Melodi yang dibuatnya untuk karya puisi dari teman Ny. Laurey hanyalah karya kecil dari reputasinya.
Setelah Cappeau membawa karyanya kepada Adam, lagu ini berhasil diselesaikan dalam beberapa hari. Pemunculan perdana dari lagu ini, seperti yang telah direncanakan, adalah pada misa tengah malam di gereja Roquemaure pada Natal 1847. Sangat mudah dimengerti bahwa para penonton tidak menyangka bahwa musik yang begitu menyentuh jiwa ini sebagian adalah hasil karya seseorang dari tempat itu sendiri. Mereka sangat terkesima. Setelah pemunculan ini, bertahun-tahun kemudian, lagu ini menjadi lagu yang sangat terkenal dinyanyikan pada saat Natal.
Pertama kali lagu ini diterbitkan pada tahun 1855 oleh Schott and Company di London, dan dari sanalah, lagu ini mengalami beberapa penyesuaian dan diterjemahkan ke berbagai bahasa di seluruh dunia. Terjemahan yang paling terkenal adalah versi O, Holy Night yang ditulis oleh seorang kritikus musik dan jurnalis dari Amerika bernama John Sullivan Dwight (1818-1893).
Secara keseluruhan, lagu ini mungkin merupakan lagu solo Natal terindah yang ada sekarang ini. Ketika terjadi perang antara Prancis dan Prussia (sekarang Jerman) di tahun 1870-1871, tentara Prancis dan Jerman saling berhadapan di parit-parit luar kota Paris. Pada malam Natal, seorang tentara Prancis tidak disangka-sangka melompat keluar parit dan menyanyikan lagu ini. Terpesona akan keindahan lagu ini, para tentara Jerman bukan saja tidak menembak tentara Prancis tersebut, malah mulai menyanyikan lagu Natal yang terkenal di Jerman yang ditulis oleh Martin Luther berjudul “Vom Himmel hoch” (“From Heaven Above to Earth I come”). Benar tidaknya kejadian ini, setidaknya melukiskan betapa lagu ini begitu dicintai.
5. Silver Bell
Spoiler for Silver Bell:
Lagu Silver Bell ditulis untuk sebuah film "The Lemon Drop Kid" yang dibintangi Bob Hope dan Marilyn Maxwell pada tahun 1951. Lagu Ini ditulis oleh Jay Livingston dan Ray Evans yang sangat enggan untuk menulis sebuah lagu natal. Mereka ragu lagu natal yang ditulis jauh sebelum hari natal tidak akan laku dan menjadi hits.
Karena studio film bersikeras pada pada mereka harus menulis sebuah lagu natal yang baru untuk film ini, duo ini menulis sebuah lagu berjudul "Tinkle Bell" terinspirasi dari pekerja department store "Santa's and Salvation Army" yang biasanya mendentingkan lonceng di sudut-sudut jalan New York.
Namun judul "Tinkle Bell" ini menurut istri jay kurang cocok, karena kata 'tinkle' adalah istilah yang biasa digunakan untuk anak kecil yang hendak pipis. Setelah mendengar nasehat istrinya, Jay kemudian mengganti kata 'tinkle' dengan 'silver'.
Silver Bell menjadi hit besar ketika Bing Crosby mencatat duet lagu dengan Carol Richards.
6. Jingle Bell
Spoiler for Jingle Bell:
"Jingle Bells" adalah salah satu lagu paling dikenal dan paling sering dinyanyikan pada masa liburan musim dingin di dunia. Lagu ini ditulis oleh James Lord Pierpont (1822–1893) dan diterbitkan dengan judul "One Horse Open Sleigh" pada musim gugur 1857. Meskipun lagu ini sekarang sudah menjadi lagu Natal standar, lagu ini awalnya diciptakan untuk dinyanyikan pada Hari Thanksgiving di Amerika Serikat.

Tahun dan tempat James Lord Pierpont menciptakan lagu yang kemudian dikenal sebagai "Jingle Bells" sebetulnya masih masih diliputi pertanyaan. Namun ada sebuah plakat di 19 High Street di Medford Square, Medford, Massachusetts yang memperingati "tempat kelahiran" lagu "Jingle Bells", dan mengklaim bahwa Pierpont menulis lagu tersebut di tempat itu pada tahun 1850, ketika tempat itu bernama Simpson Tavern. Menurut Medford Historical Society, inspirasi untuk lagu ini adalah perlombaan kereta salju yang populer di kota ini pada abad ke-19.
"Jingle Bells" pada awalnya diberi hak cipta sebagai lagu berjudul "One Horse Open Sleigh" pada 16 September 1857. Lagu tersebut dicetak ulang pada tahun 1859 dengan judul yang direvisi: "Jingle Bells, or the One Horse Open Sleigh"
Fakta menarik : Pada tanggal 16 Desember 1965, astronot NASA pada misi Gemini 6, Wally Schirra dan Tom Stafford, memainkan lelucon pada Mission Control. Mereka mengatakan mereka melihat beberapa jenis UFO dengan pilot itu "mengenakan setelan merah." Mereka kemudian bermain "Jingle Bells" menggunakan harmonika dan lonceng. Kedua instrumen tersebut sekarang dipamerkan di Smithsonian National Air dan Space Museum dan dianggap sebagai alat musik pertama yang dimainkan di ruang angkasa.
7. Joy to the World
Spoiler for Joy to the World :
Sebagai salah satu kidung Natal yang penuh sukacita, Joy to the World tidak menyebut-nyebut para gembala, nyanyian malaikat dan orang Majus. Fokusnya pada sukacita umat manusia karena kedatangan Seorang Raja. Lagu ini merupakan parafrase bagian akhir Mazmur 88.
Meskipun semula merupakan lagu tentang perlindungan Yahwe atas umat pilihan-Nya dan penantian saat pemerintahan-Nya sebagai Raja atas seluruh bumi, Watts menggubahnya menjadi pujian Perjanjian Baru. Lagu ini memaparkan keselamatan yang dimulai sewaktu Tuhan menjelma menjadi Bayi di Betlehem, yang ditetapkan untuk menyingkirkan kutuk akibat kejatuhan Adam.
Liriknya berjudul The Messiah's Coming and Kingdom (Kedatangan dan Kerajaan Sang Mesias) ketika dimuat dalam buku himne tahun 1719 oleh Isaac Watts. Musiknya digarap oleh Lowell Mason, musisi gereja Amerika, dengan menggunakan beberapa bagian oratorio termashyur George Frederick Handel, The Messiah, yang dimainkan pertama kali tahun 1742. Dari gabungan talenta sastrawan jenius Inggris abad ke-18, musisi besar kelahiran Jerman abad yang sama, serta pemimpin paduan suara dan pendidik dari Amerika abad ke-19, lahirlah salah satu himne besar dalam sejarah musik gereja.
Lagu ini kemudian dianggap mirip dengan karya terkenal Handle yang berjudul Messiah
Nah bagi agan2 yang punya kisah pribadi mengenai lagu natal silahkan dishare dibawah ini
0
7.6K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan