Pulau Enu adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Arafuru dan berbatasan dengan negara Australia. Pulau ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah kabupaten Maluku Tenggara, provinsi Maluku, Indonesia. Pulai ini berada di sebelah selatan dari Pulau Aru.



Pada pulau ini lah marak terjadi perburuan penyu hijau, yang termasuk hewan dilindungi UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Hayati dan PP No.7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.



Perburuan ini disaksikan lansung oleh Tim Ekspedisi Masyarakat Garis Depan Nusantara (MGDN) ketika melakukan pendataan pada pulau tersebut. Anggota tim ekspedisi Didi Sugandi, menyaksikan sendiri cara perburuan penyu hijau yang termasuk sadis ini.



“Kami menemukan setidaknya 13 ekor penyu berukuran besar ditangkap, dibiarkan mati dalam keadaan terikat ditelentangkan. Dari 13 ekor penyu hijau tersebut, kami hanya berhasil melepaskan 9 ekor penyu, dan mengembalikan mereka ke laut.” ucap beliau.

Membalikkan posisi penyu-penyu tersebut bukanlah hal mudah, mengingat beratnya yang mencapai ratusan kilo. Tim ekspedisi ini membutuhkan bantuan pengungkit berupa kayu untuk dapat membalikkan posisi penyu ke posisi tengkurap.


“Sisanya sudah mati atau terlalu lemah untuk bisa berjalan” ucapnya menambahkan.

Pulau Enu merupakan sebuah pulau tempat penyu-penyu bertelur. Hal ini dikarenakan kondisi dari pantai pulau tersebut yang sepi dan pasirnya yang halus menjadikan tempat yang nyaman bagi para penyu.



Pulau ini sejatinya tidak berpenduduk, tetapi banyak didatangi oleh pemburu penyu. Sementara itu, penyu hijau memilki peranan penting dalam penyeimbang ekosistem laut. Makanannya berupa benalu atau hama padang lamun (seagrass).