Seberapa Greget BPJS Kesehatan Buat Kamu (Pengalaman pribadi dan keluarga)
TS
ibnuwp
Seberapa Greget BPJS Kesehatan Buat Kamu (Pengalaman pribadi dan keluarga)
Dalam thread ini akan dijelaskan pengalaman saya dan keluarga saya ketika menggunakan BPJS, keluarga kami menggunakan BPJS tingkat 1 tapi sekarang sudah berhenti karena alasan – alasan yang akan diceritakan dibawah ini.
Spoiler for "Apa itu BPJS":
Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial atau yang disingkat dengan BPJS merupakan suatu lembaga yang berperan dalam mengelola jaminan sosial khususnya dalam bidang kesehatan yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan cara subsidi silang. Dengan menggunakan prinsip subsidi silang, iuran yang didapat dari seluruh masyarakat dapat dikelola untuk membiayai peserta yang sakit.
Spoiler for "Cerita Ane":
Saya merasa pelayanan BPJS yang saya dapat sudah cukup baik, saya selama ini belum pernah sakit parah sampai harus dirawat inap jadi perkara bagaimana BPJS melayani pasien rawat inap jujur saya kurang tau. Balik ke awal, saya mengatakan pelayanan yang diberikan BPJS baik karena sejak pertama kali saya menggunakan BPJS mulai dari awal pendaftaran, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan oleh dokter sampai pengambilan obat semuanya memang benar – benar free dan tergolong cepat, padahal pasien sudah banyak dari pagi tapi karena pelayanannya cepat jadi saya merasa tidak perlu menunggu terlalu lama.
Sedikit kritik masalah ramah – tamah, saya tidak pernah mengalami langsung tapi saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa masih ada petugas yang menurut saya kurang ramah. Saya sertakan dialognya dibawah ini.
A = Pengunjung klinik BPJS
B = Petugas BPJS
A : Pak maaf mau tanya kalau pakai BPJS dokternya buka jam berapa?
B : Ya biasanya buka jam berapa pak? (Dengan nada yang kurang sopan, dan wajahpun tidak memandang si bapak A)
A : Saya tidak pernah pakai BPJS sebelumnya pak, jadi tidak tahu
B : Ya namanya BPJS bukanya jam 8 dong pak (masih dengan nada yang tidak sopan dan wajah masih sama tidak memandang bapak A)
Memang dialog diatas tidak menggambarkan kalau BPJSnya yang salah, melainkan petugas klinik tersebut yang mungkin kurang dibina dengan baik, tapi sejujurnya saya cukup puas dengan pelayanan BPJS.
Spoiler for "Cerita Orangtua":
Ini cerita dari orangtua saya jadi saya tidak mengalaminya secara langsung. Orangtua saya waktu itu sedang sakit dan akhirnya memutuskan pergi ke klinik untuk menggunakan BPJS. Saat mereka pergi ke klinik tentunya pertama kali ke loket pendaftaran dan orangtua saya ditanya oleh petugasnya apakah umum atau BPJS ? orangtua saya tentu mengatakan BPJS, tapi berdasarkan cerita dari orangtua saya setiap dia mendaftar dan mengatakan BPJS reaksi petugas tersebut berubah (tentu dengan mimik wajah yang kurang mengenakan) jadi dalam hal ini orangtua saya merasa pelayanan petugas klinik tersebut kurang ramah.
Di waktu yang berbeda ibu saya ingin memeriksakan dirinya ke dokter kandungan dan pada saat itu dia datang sampai lokasi selepas maghrib. Setelah sampai disana, bagian pendaftaran mengatakan kalau BPJS sudah tidak bisa karena dokternya sudah pulang. Setelah mendapat jawaban seperti itu ibu saya bingung karena dia melihat masih banyak ibu – ibu lain di ruang tunggu yang ingin diperiksa oleh dokter kandungan, karena merasa aneh ibu saya akhirnya bertanya lagi ke petugas, “mba itu beneran dokternya sudah pulang? Kok masih banyak yang antri?” lalu petugas tersebut menjawab “wah saya kurang tau ya bu, coba ibu tanya bagian pendaftaran disana”. Setelah itu ibu saya pergi untuk menanyakan ke bagian yang dimaksud tetapi ibu saya justru merasa dioper sana sini dan ujung – ujungnya tidak bisa menemui dokter kandungan.
Cerita ini juga berasal dari ibu saya, ketika itu dia terkena penyakit tifus dan tentu masih menggunakan BPJS setelah itu dia diperiksa oleh dokter lalu di cek darah tapi ternyata ketika cek darah ibu saya harus mengeluarkan uang lebih karena ada yang tidak dicover oleh BPJS, karena hal ini ibu saya merasa semakin kecewa dengan BPJS.
Berdasarkan cerita diatas akhirnya keluarga saya memutuskan untuk berhenti menggunakan BPJS.
Spoiler for "Cerita Tante":
Cerita ini berasal dari tante saya yang kurang puas dengan BPJS, waktu itu anak beliau sakit dan mendapat surat rujukan agar dirawat inap. Setelah sampai di RS yang dituju dikatakan anak beliau tidak bisa dirawat inap karena kamarnya sudah penuh, tapi beliau tidak percaya karena dia melihat ada satu ruang yang berisi 3 kamar tidur, 2 kamar tidur tersebut sudah diisi oleh pasien BPJS tapi masih ada 1 kamar tidur yang kosong. Setelah ditanya kembali petugas itu bilang bahwa kamar tidur itu sudah diisi, setelah ditunggu dan dicek kembali kamar itu masih tetap kosong. Karena hal inilah tante saya kecewa dengan BPJS karena beliau merasa masih terdapat diskriminasi.
Sejujurnya selama saya menggunakan BPJS saya cukup puas dengan pelayanan yang diberikan apalagi iuran yang dikenakan masih terjangkau, tapi lain halnya menurut orangtua saya dan tante saya, mereka merasa saat ini BPJS mengecewakan dan masih terdapat diskriminasi antara orang yang menggunakan BPJS dengan yang umum (tidak menggunakan BPJS). Terlepas dari itu semua dengan banyaknya evaluasi yang terus dilakukan semoga pelayanan BPJS semakin baik kedepannya.