
Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani berbagi kiat.
© Ines Bazdar /Shutterstock
Apalagi dengan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak akhir akhir ini.
Kejahatan seksual ada di sekitar kita. Tak hanya orang dewasa, namun juga remaja bahkan
anak dapat menjadi korban. Dengan edukasi tepat, Anda bisa menghindarkan si kecil dari kejahatan seksual.
Begini caranya menurut psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani.
Tentu, penjagaan terhadap anak perlu ditingkatkan. Namun bukan berarti orang tua perlu terus-menerus bersama anak.
Orang tua perlu tahu keseharian anak, dan memastikan bahwa orang-orang di sekitar anak ikut menjaga anak. Ini adalah proses menjaga anak secara eksternal.
Dari sisi internal, anak juga perlu bisa menjaga dirinya. Untuk bisa menjaga diri, artinya anak perlu tahu apa yang bisa ia lakukan agar terhindar dari kejahatan seksual. Anda perlu memberikan edukasi seksual yang tepat.
Nah, banyak orang yang masih anti ketika mendengar pendidikan seksual. Padahal pendidikan seksual buat anak isinya berbeda dengan untuk orang dewasa.
Seperti halnya pendidikan lain, edukasi seksual juga memiliki tahapan yang disesuaikan dengan usia anak. Beberapa negara telah memiliki kurikulum edukasi seksual. Indonesia belum memiliki yang baku, namun bukan berarti Anda tak bisa melakukannya.
Edukasi seksual untuk balita
Sesungguhnya edukasi seksual bisa dimulai sejak bayi. Ketika memandikan si kecil, sebutkan bagian tubuh yang sedang dibersihkan.
Lama-kelamaan tentu si kecil hafal nama seluruh bagian tubuhnya. Jika ada hal-hal yang ia keluhkan dari tubuhnya, ia dengan cepat menemukan kosa kata yang tepat untuk menceritakannya kepada orangtua.
Selain itu, perbanyaklah memeluk atau menggendongnya. Sehingga ia merasa nyaman dan aman berada orangtuanya.
Di usia batita, ada beberapa kebiasaan seksual sehat yang perlu dibangun. Pertama adalah tentang kebersihan.
Biasakan langsung membersihkan si kecil setiap ia buang air kecil maupun besar, juga mandi 2 kali sehari. Selalu tutup tubuhnya dengan pakaian untuk mengajarinya menghargai tubuhnya.
Walaupun ia masih mungil, kalau akan digantikan baju, janganlah dibiarkan di luar ruangan. Ajak si kecil ke toilet atau tutupi tubuhnya dengan kain lebar.
Ajari anak untuk teriak atau melapor ke orangtua ketika ada orang lain yang memegang alat kelaminnya atau membuatnya tak nyaman.
Semakin ia besar, kemampuannya memahami dunia jadi bertambah. Maka di sekitar usia 5 tahun, anak bisa diajari perbedaan perempuan dan laki-laki dan caranya untuk saling menghormati.
Ajari perbedaan sentuhan baik dan sentuhan buruk. Beritahu apa yang harus ia lakukan jika ada yang memberikan sentuhan buruk.
Sedikit demi sedikit, ia perlu dibiasakan untuk membersihkan tubuhnya secara mandiri. Baik setelah buang air maupun ketika mandi.
Dengan demikian ia tak perlu tergantung pada orang lain untuk membersihkan dirinya. Langkah itu sudah membantu mengurangi risiko kejahatan seksual.
Anna Surti Ariani juga mengingatkan orang tua untuk mewaspadai orang-orang dengan ciri berikut:
Quote:
Bersikeras peluk-cium anak
Sangat tertarik pada perkembangan seksual anak
Bersikeras butuh waktu berdua anak
Kurang tertarik bersama orang dewasa, hanya tertarik pada anak
Memaksa menawarkan diri menjaga anak
Sering memberikan hadiah kepada anak tanpa alasan jelas
Sering menemani anak ke kamar kecil
Apabila menemukan orang dengan ciri-ciri itu, ada baiknya Anda lebih waspada. Jangan membiarkan anak hanya berdua saja dengannya.
Satu hal lagi, edukasi juga perlu diberikan pada keluarga dan orang yang turut membantu Anda di sekitar. Bagaimana pun keamanan anak juga tergantung orang-orang di sekitar Anda.
".