Kerusuhan massa terjadi di Tanjungbalai Sumatera Utara pada Sabtu (30/7) dinihari. Sekelompok massa merusak sejumlah vihara, klenteng, dan bangunan yayasan sosial, bahkan delapan unit mobil juga dibakar. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan kerusuhan massa di Tanjungbalai, Sumatera Utara diduga berlatar belakang persoalan individu dalam kehidupan bertetangga. "Agar masyarakat tidak terprovokasi karena ini persoalan individu, serta diminta berpikiran jernih dalam menyikapi masalah ini," kata Tito Karnavian seperti dilansir tribunnews.com. Tito menekankan seluruh lapisan masyarakat harus mempertahankan Sumatera Utara sebagai tempat toleransi umat beragama di Indonesia.

Guna mencegah dan langkah antipasi agar bentrokan tidak meluas, Kapolri bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka agama bertempat di Markas Polda Sumatera Utara. Tito juga menekankan penyidik kepolisian telah mengambil langkah penegakan hukum terhadap tujuh orang. Selain itu, Kapolda Sumatera Utara memimpin langsung pengamanan di lokasi kejadian yang diperkuat pasukan Brimob dibantu anggota TNI.

Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada umat Muslim yang benci saudara umat Kristiani, kecuali ormas berlabel Islam tertentu yang dibayar untuk melakukan hal itu. tidak ada umat Muslim yang benci saudara umat Budhis / Konghucu, kecuali massa "Muslim" yang dikoordinir untuk melakukan perbuatan itu. Tidak ada umat Muslim yang benci saudara umat Hindu, kecuali kelompok radikal intoleran tertentu yang dipolitisasi untuk melakukan itu.

Indonesia sejak dulu memang selalu rentan oleh isu sensitif S.A.R.A. Etnis & Agama selalu dijadikan senjata untuk membuat kekacauan, merusak kerukunan, memecah belah bangsa. Mari kita LAWAN upaya pembenturan kelompok elit tertentu yang ingin kita pecah, dengan tetap menjaga kerukunan lintas agama, lintas etnis, rapatkan barisan muslim non muslim, demi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).