- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yuk gan,lebih mengenal sebab-sebab dan cara mengatasi alergi makanan


TS
fatur189
Yuk gan,lebih mengenal sebab-sebab dan cara mengatasi alergi makanan
Spoiler for Alergi makanan?:

Alergi makanan adalah reaksi alergi yang ditimbulkan akibat kesalahan sistem kekebalan tubuh tubuh merespons protein yang masuk kedalam tubuh dan mengira protein tersebut sebagai ancaman yang membahayakan tubuh. wujud alerginya biasanya gatal-gatal dan ruam pada kulit
Spoiler for macam-macam alergi:
Alergi makanan ini dapat dibagi jadi 3 jenis gan yaitu : immunoglobulin E, non-immunoglobulin E, dan gabungan keduanya.
1. Immunoglobulin E merupakan salah satu zat antibodi yang ada di dalam sistem kekebalan tubuh kita. Alergi makanan yang dipicu oleh produksi zat ini merupakan jenis alergi makanan yang paling umum terjadi dan gejalanya biasa akan muncul tidak lama setelah penderita makan. alergi jenis ini biasanya gejalanya gatal-gatal dan ruam di kulit gan, bisa juga muncul sensasi kesemutan di bagian-bagian tubuh tertentu atau bahkan sekujur tubuh. yang lebih akut lagi, penderita alergi ini bisa ngalamin mual, diare, sakit perut, sesak nafas, dan bersin-bersin
2. Sedangkan untuk alergi makan yang dipicu oleh zat-zat antibodi selain immunoglobulin E, rentang waktu munculnya gejala akan membutuhkan waktu yang lebih lama atau biasanya berjam-jam setelah penderita makan. gejala alergi gatal ini sebenrnya hampir sama kayak yang pertama, yaitu gatal-gatal dan muncul ruam merah di permukaan kulit, tapi bedanya kalo yang jenis ini gatalnya nggak kelihatan timbul gan, jadi merah-merah aja
3. Jenis alergi makanan yang terakhir adalah kombinasi dari immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E. Orang yang menderita kondisi ini akan merasakan gejala-gejala dari kedua jenis alergi makanan tersebut. nha karena ini adalah gabungan dari alergi-alergi diatas, maka gejala yang timbul dari ini juga gabungan dari jeis alergi yang pertama dan kedua.
1. Immunoglobulin E merupakan salah satu zat antibodi yang ada di dalam sistem kekebalan tubuh kita. Alergi makanan yang dipicu oleh produksi zat ini merupakan jenis alergi makanan yang paling umum terjadi dan gejalanya biasa akan muncul tidak lama setelah penderita makan. alergi jenis ini biasanya gejalanya gatal-gatal dan ruam di kulit gan, bisa juga muncul sensasi kesemutan di bagian-bagian tubuh tertentu atau bahkan sekujur tubuh. yang lebih akut lagi, penderita alergi ini bisa ngalamin mual, diare, sakit perut, sesak nafas, dan bersin-bersin
2. Sedangkan untuk alergi makan yang dipicu oleh zat-zat antibodi selain immunoglobulin E, rentang waktu munculnya gejala akan membutuhkan waktu yang lebih lama atau biasanya berjam-jam setelah penderita makan. gejala alergi gatal ini sebenrnya hampir sama kayak yang pertama, yaitu gatal-gatal dan muncul ruam merah di permukaan kulit, tapi bedanya kalo yang jenis ini gatalnya nggak kelihatan timbul gan, jadi merah-merah aja
3. Jenis alergi makanan yang terakhir adalah kombinasi dari immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E. Orang yang menderita kondisi ini akan merasakan gejala-gejala dari kedua jenis alergi makanan tersebut. nha karena ini adalah gabungan dari alergi-alergi diatas, maka gejala yang timbul dari ini juga gabungan dari jeis alergi yang pertama dan kedua.
Spoiler for makanan-makanan penyebab alergi:
Semua makanan berpotensi menyebabkan alergi. Namun ada beberapa jenis makanan tertentu yang sangat umum menyebabkan kondisi tersebut, contohnya udang, lobster, kepiting, ikan, dan kacang-kacangan.
Alergi akibat kacang-kacangan umum dialami oleh anak-anak. Selain kacang-kacangan, anak-anak juga bisa mengalami alergi setelah mengonsumsi susu, telur, gandum, dan kedelai. Alergi susu pada anak-anak sering kali menimbulkan gejala campuran yang ada di dalam alergi immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E, yaitu pembengkakan dan sembelit.
Alergi akibat kacang-kacangan umum dialami oleh anak-anak. Selain kacang-kacangan, anak-anak juga bisa mengalami alergi setelah mengonsumsi susu, telur, gandum, dan kedelai. Alergi susu pada anak-anak sering kali menimbulkan gejala campuran yang ada di dalam alergi immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E, yaitu pembengkakan dan sembelit.
Spoiler for Diagnosis:
Dalam mendiagnosis alergi makanan, biasanya dokter akan menanyakan seputar pola gejala dan riwayat kesehatan pasien terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan uji laboratorium.
Selain rentang waktu munculnya gejala setelah terpapar makanan, tingkat keparahan, dan lama gejala muncul, dokter juga akan menanyakan mengenai tingkat keseringan kemunculan gejala dan makanan apa yang sekiranya menjadi penyebab.
Dokter juga biasanya ingin memastikan apakah pasien memiliki keluarga dengan riwayat alergi atau apakah pasien sendiri memiliki riwayat alergi, meski itu bukan alergi makanan.
Setelah keterangan dari pasien dirasa cukup, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menguatkan diagnosis. Jenis pemeriksaan pertama adalah tes darah untuk mengukur kadar antibodi alergi atau immunoglobulin di dalam aliran darah.
Selain uji kadar antibodi dalam laboratorium, jenis pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan adalah tes tusuk kulit. Di dalam tes ini, dokter akan menaruh zat alergen dari ekstrak suatu makanan yang diduga menyebabkan alergi Anda. Selanjutnya dokter menusuk-nusuk kulit pasien dengan jarum kecil yang steril agar alergen tersebut masuk ke dalam sel kulit. Jika setelahnya kita mengalami reaksi alergi, seperti kemerahan, gatal, atau pembengkakan pada kulit, maka kita positif menderita alergi makanan yang dites.
Jenis pemeriksaan ketiga adalah tes eliminasi makanan. Di dalam tes ini, dokter akan menugaskan Anda untuk menghindari suatu jenis makanan yang diduga menjadi penyebab alergi selama setengah hingga satu setengah bulan, kemudian setelah itu mengonsumsinya kembali.
Apabila dalam kurun waktu tersebut Anda tidak lagi mengalami reaksi alergi, namun justru kembali mengalaminya setelah makanan tersebut dikonsumsi lagi, maka Anda positif menderita alergi makanan.
Tes darah dan tes tusuk kulit biasanya dilakukan pada pasien yang diduga menderita alergi makanan yang diperantarai zat immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang dengan sangat cepat. Sedangkan tes eliminasi makanan biasanya dilakukan pada kasus alergi makanan non-immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang secara lambat.
Harap diingat bahwa jangan coba-coba melakukan uji alergi makanan sendiri tanpa pengawasan atau bimbingan dari dokter ahli agar terhindar dari efek samping yang membahayakan, salah satunya adalah reaksi alergi parah atau anafilaksis.
Selain rentang waktu munculnya gejala setelah terpapar makanan, tingkat keparahan, dan lama gejala muncul, dokter juga akan menanyakan mengenai tingkat keseringan kemunculan gejala dan makanan apa yang sekiranya menjadi penyebab.
Dokter juga biasanya ingin memastikan apakah pasien memiliki keluarga dengan riwayat alergi atau apakah pasien sendiri memiliki riwayat alergi, meski itu bukan alergi makanan.
Setelah keterangan dari pasien dirasa cukup, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menguatkan diagnosis. Jenis pemeriksaan pertama adalah tes darah untuk mengukur kadar antibodi alergi atau immunoglobulin di dalam aliran darah.
Selain uji kadar antibodi dalam laboratorium, jenis pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan adalah tes tusuk kulit. Di dalam tes ini, dokter akan menaruh zat alergen dari ekstrak suatu makanan yang diduga menyebabkan alergi Anda. Selanjutnya dokter menusuk-nusuk kulit pasien dengan jarum kecil yang steril agar alergen tersebut masuk ke dalam sel kulit. Jika setelahnya kita mengalami reaksi alergi, seperti kemerahan, gatal, atau pembengkakan pada kulit, maka kita positif menderita alergi makanan yang dites.
Jenis pemeriksaan ketiga adalah tes eliminasi makanan. Di dalam tes ini, dokter akan menugaskan Anda untuk menghindari suatu jenis makanan yang diduga menjadi penyebab alergi selama setengah hingga satu setengah bulan, kemudian setelah itu mengonsumsinya kembali.
Apabila dalam kurun waktu tersebut Anda tidak lagi mengalami reaksi alergi, namun justru kembali mengalaminya setelah makanan tersebut dikonsumsi lagi, maka Anda positif menderita alergi makanan.
Tes darah dan tes tusuk kulit biasanya dilakukan pada pasien yang diduga menderita alergi makanan yang diperantarai zat immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang dengan sangat cepat. Sedangkan tes eliminasi makanan biasanya dilakukan pada kasus alergi makanan non-immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang secara lambat.
Harap diingat bahwa jangan coba-coba melakukan uji alergi makanan sendiri tanpa pengawasan atau bimbingan dari dokter ahli agar terhindar dari efek samping yang membahayakan, salah satunya adalah reaksi alergi parah atau anafilaksis.
Spoiler for Anafilaksis:
Jangan sepelekan alergi makanan karena pada kasus tertentu bisa mengarah kepada suatu kondisi yang disebut anafilaksis atau reaksi alergi parah. Gejala awal anafilaksis memang terlihat seperti gejala alergi makanan biasa, namun dalam waktu yang sangat cepat, gejala dapat memburuk dan penderitanya bisa mengalami peningkatan detak jantung yang sangat cepat, sulit bernapas, penurunan tekanan darah yang sangat drastis, dan pingsan. Jika tidak segera ditangani dengan baik, anafilaksis bahkan bisa menyebabkan kematian.
Spoiler for Sumur:
http://www.alodokter.com/alergi-makanan
Sekian thread ane gan, maaf kalo belum rapi maklum masih belajar. semoga bermanfaat gan..
kalo berkenan tolong kasih cendolnya gan hehe







tien212700 memberi reputasi
1
2.1K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan