- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hanif Thamrin, Sosok pemuda Minang yang Bekerja di Manchester City


TS
dhenny54
Hanif Thamrin, Sosok pemuda Minang yang Bekerja di Manchester City

TO MY THREAD
Quote:
Kali ini TS mau bahas tentang sosok pemuda Indonesia yg berasal dari Sumbar yaitu Hanif Thamrin


SIAPAKAH DIA?

Quote:
Dialah Hanif Thamrin. Anak muda asal Payakumbuh yang baru saja meluncurkan buku Pemburu di Manchester Biru. Seperti apa sosoknya?
Lama bermukim di Inggris, tidak membuat Hanif Thamrin kagok berbahasa Minang. “Ambo Hanif Da. Anak mandiang pak Thamrin Manan. (Saya Hanif Uda. Putra mendiang Thamrin Manan),” kata Hanif dengan dialek khas Payakumbuh.
Thamrin Manan yang dimaksud Hanif adalah mantan ketua Pengadilan Negeri Jambi yang banting setir menjadi advokat dan politisi.
Semasa hidupnya, Thamrin ikut mendirikan Yarsi Sumbar yang menaungi Rumah Sakit Ibnu Sina. Thamrin juga tercatat sebagai pendiri YPI Raudhatul Jannah Payakumbuh yang mengelola TK, SD, SMP, dan SMA.
Berbeda dengan sang ayah yang dikenal cukup temperamen, Hanif yang lahir dari pernikahan Thamrin Manan dengan Hj Erlaini, jauh lebih soft. Anak muda kelahiran 31 Maret 1986 ini, ramah pada semua orang. Sekalipun baru dikenalnya.
“Saya sudah dua tahun bekerja di Manchester City. Di sana, banyak suka-dukanya,” ujar Hanif yang sedang berada di Payakumbuh, Sumbar. Hanif pulang kampung untuk menghadiri bedah bukunya di Taman Wisata Ngalau Indah, Kamis (4/8).
Buku berjudul Pemburu di Manchester Biru itu diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, Juli lalu. Buku setebal 152 halaman ini, berisi pengalaman Hanif sebagai satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Manchester City.
Di klub sepakbola terkaya keenam dunia versi Deloitte Money League 2016 tersebut, Hanif berperan bukan seperti Sergio Aguero, David Silva, atau Kevin de Bruyne yang setiap hari berlatih bareng Yaya Toure dan Pep Guardiola. Sebaliknya, Hanif bekerja di City sebagai tim media.
Jamak diketahui, klub-klub profesional di dunia, tidak hanya memiliki stadion sepakbola nan megah dan akademi sepakbola yang kuat. Tapi, juga punya tim media yang hebat. Tim media inilah yang mengurus segala tetek bengek pemberitaan tim. Peran itulah yang dimainkan Hanif setiap harinya di Manchester City.
Di klub sepakbola milik Syeikh Mansour, milioner dari Uni Emirat Arab tersebut, Hanif dipercaya sebagai produser konten berita international. Ia bertanggung jawab menyalin dan menerjemahkan konten berita dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Di samping itu, Hanif menulis konten berita untuk MCFC Situs Web dan aplikasi mobile. Hanif juga mengembangkan keterlibatan berita lewat media sosial dan menghasilkan acara TV bulanan untuk CityTV (stasiun televisi milik Manchester City).
Segala pekerjaan Hanif tentu tidaklah mudah. Menuntut profesionalitas dan dedikasi. Maka, tak heran seorang ‘Chappy’ Les Chapman, presenter CityTV yang biasa memandu lagu Manchester City, menyebut Hanif sebagai sosok pria yang benar.
“Saya mendapat kehormatan dan kesenangan bekerja dengan dia di Manchester City. Saya masih merindukan persahabatan dan kebahagiaan yang disediakan untuk semua pada Manchester,” tulis Chappy, dalam testimoni Pemburu di Manchester Biru.
Lama bermukim di Inggris, tidak membuat Hanif Thamrin kagok berbahasa Minang. “Ambo Hanif Da. Anak mandiang pak Thamrin Manan. (Saya Hanif Uda. Putra mendiang Thamrin Manan),” kata Hanif dengan dialek khas Payakumbuh.
Thamrin Manan yang dimaksud Hanif adalah mantan ketua Pengadilan Negeri Jambi yang banting setir menjadi advokat dan politisi.
Semasa hidupnya, Thamrin ikut mendirikan Yarsi Sumbar yang menaungi Rumah Sakit Ibnu Sina. Thamrin juga tercatat sebagai pendiri YPI Raudhatul Jannah Payakumbuh yang mengelola TK, SD, SMP, dan SMA.
Berbeda dengan sang ayah yang dikenal cukup temperamen, Hanif yang lahir dari pernikahan Thamrin Manan dengan Hj Erlaini, jauh lebih soft. Anak muda kelahiran 31 Maret 1986 ini, ramah pada semua orang. Sekalipun baru dikenalnya.
“Saya sudah dua tahun bekerja di Manchester City. Di sana, banyak suka-dukanya,” ujar Hanif yang sedang berada di Payakumbuh, Sumbar. Hanif pulang kampung untuk menghadiri bedah bukunya di Taman Wisata Ngalau Indah, Kamis (4/8).
Buku berjudul Pemburu di Manchester Biru itu diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, Juli lalu. Buku setebal 152 halaman ini, berisi pengalaman Hanif sebagai satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Manchester City.
Di klub sepakbola terkaya keenam dunia versi Deloitte Money League 2016 tersebut, Hanif berperan bukan seperti Sergio Aguero, David Silva, atau Kevin de Bruyne yang setiap hari berlatih bareng Yaya Toure dan Pep Guardiola. Sebaliknya, Hanif bekerja di City sebagai tim media.
Jamak diketahui, klub-klub profesional di dunia, tidak hanya memiliki stadion sepakbola nan megah dan akademi sepakbola yang kuat. Tapi, juga punya tim media yang hebat. Tim media inilah yang mengurus segala tetek bengek pemberitaan tim. Peran itulah yang dimainkan Hanif setiap harinya di Manchester City.
Di klub sepakbola milik Syeikh Mansour, milioner dari Uni Emirat Arab tersebut, Hanif dipercaya sebagai produser konten berita international. Ia bertanggung jawab menyalin dan menerjemahkan konten berita dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Di samping itu, Hanif menulis konten berita untuk MCFC Situs Web dan aplikasi mobile. Hanif juga mengembangkan keterlibatan berita lewat media sosial dan menghasilkan acara TV bulanan untuk CityTV (stasiun televisi milik Manchester City).
Segala pekerjaan Hanif tentu tidaklah mudah. Menuntut profesionalitas dan dedikasi. Maka, tak heran seorang ‘Chappy’ Les Chapman, presenter CityTV yang biasa memandu lagu Manchester City, menyebut Hanif sebagai sosok pria yang benar.
“Saya mendapat kehormatan dan kesenangan bekerja dengan dia di Manchester City. Saya masih merindukan persahabatan dan kebahagiaan yang disediakan untuk semua pada Manchester,” tulis Chappy, dalam testimoni Pemburu di Manchester Biru.
Pernah jadi Tukang Cuci
Quote:
Sebelum bekerja di Manchester City, Hanif sempat bekerja sebagai tukang cuci mobil di London, bersama dua warga asal Bulgaria. Bukan cuma itu, Hanif yang merupakan saudara sepupu Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi, pernah pula menjadi kuli angkut.
“Saya juga pernah bekerja sebagai sales dari rumah ke rumah, pelayan restoran, hingga kasir. Pokoknya, berbagai pekerjaan saya lakukan, agar bisa kuliah dan menjadi jurnalis di Inggris,” kata Hanif yang merupakan adik kandung Yori O Thamrin, Dirjen Asia-Pasifik, Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Di Inggris, Hanif kuliah di Goldsmiths, University of London. Sambil kuliah, ia mengirim puluhan surat lamaran kerja. Dan puluhan surat itu kembali dengan berita penolakan. Hingga akhirnya, ia dapat kesempatan magang di BBC (British Broadcasting Corporation), London.
Saat mulai mantap bekerja di stasiun televisi dan radio Britania Raya itu, datanglah kesempatan menjadi jurnalis di Manchester City Football Club. Dengan berat hati, Hanif pun meninggalkan London. Pindah ke Manchester yang cuacanya dingin.
Awal bekerja di Manchester City, tidaklah mudah bagi Hanif. Tak ada yang mengajaknya bicara. Tak ada yang mau duduk bersama saat makan siang tiba.
Maklum, tim media Manchester City yang didominasi orang Inggris, tidak seperti orang Spanyol atau Brasil. Mereka butuh waktu untuk terbuka, apalagi dekat dengan orang asing.
“Butuh waktu berbulan-bulan bagi saya untuk bisa beradaptasi dengan orang-orang Inggris. Mereka baru mau terbuka dengan saya, setelah kami mengikuti kuis yang digelar dalam sebuah acara amal bersama Manuel Pellegrini (eks Manajer Manchester City),” kenang Hanif.
Berbicara tentang Pellegrini, Hanif rupanya punya kesan tersendiri dengan mantan pelatih Real Madrid yang berasal dari Chili itu. Menurut Hanif, Pellegrini yang bernama asli Manuel Luis Pellegrini Ripamonti adalah sosok manajer sepakbola yang tak banyak basa-basi. Pellegrini sangat dingin, pintar, dan berwibawa.
Menurut Hanif, tidak mudah untuk bisa dekat dengan Pellegrini. Ia selalu jaga jarak dengan semua orang. Meski begitu, Hanif mengaku kagum dengan ketegasannya. Begitu pula dengan cara ia menjawab rumor transfer pemain dan potensi Guardiola menggantikannya.
“Ia tak pernah terpancing menanggapi isu tak penting. Meskipun Januari lalu rumor yang ditanya wartawan terbukti. Klub resmi mengumumkan kedatangan Pep Guardiola. Sebuah skenario yang telah diprediksi semua orang di dunia sepakbola,” kata Hanif Thamrin.
“Saya juga pernah bekerja sebagai sales dari rumah ke rumah, pelayan restoran, hingga kasir. Pokoknya, berbagai pekerjaan saya lakukan, agar bisa kuliah dan menjadi jurnalis di Inggris,” kata Hanif yang merupakan adik kandung Yori O Thamrin, Dirjen Asia-Pasifik, Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Di Inggris, Hanif kuliah di Goldsmiths, University of London. Sambil kuliah, ia mengirim puluhan surat lamaran kerja. Dan puluhan surat itu kembali dengan berita penolakan. Hingga akhirnya, ia dapat kesempatan magang di BBC (British Broadcasting Corporation), London.
Saat mulai mantap bekerja di stasiun televisi dan radio Britania Raya itu, datanglah kesempatan menjadi jurnalis di Manchester City Football Club. Dengan berat hati, Hanif pun meninggalkan London. Pindah ke Manchester yang cuacanya dingin.
Awal bekerja di Manchester City, tidaklah mudah bagi Hanif. Tak ada yang mengajaknya bicara. Tak ada yang mau duduk bersama saat makan siang tiba.
Maklum, tim media Manchester City yang didominasi orang Inggris, tidak seperti orang Spanyol atau Brasil. Mereka butuh waktu untuk terbuka, apalagi dekat dengan orang asing.
“Butuh waktu berbulan-bulan bagi saya untuk bisa beradaptasi dengan orang-orang Inggris. Mereka baru mau terbuka dengan saya, setelah kami mengikuti kuis yang digelar dalam sebuah acara amal bersama Manuel Pellegrini (eks Manajer Manchester City),” kenang Hanif.
Berbicara tentang Pellegrini, Hanif rupanya punya kesan tersendiri dengan mantan pelatih Real Madrid yang berasal dari Chili itu. Menurut Hanif, Pellegrini yang bernama asli Manuel Luis Pellegrini Ripamonti adalah sosok manajer sepakbola yang tak banyak basa-basi. Pellegrini sangat dingin, pintar, dan berwibawa.
Menurut Hanif, tidak mudah untuk bisa dekat dengan Pellegrini. Ia selalu jaga jarak dengan semua orang. Meski begitu, Hanif mengaku kagum dengan ketegasannya. Begitu pula dengan cara ia menjawab rumor transfer pemain dan potensi Guardiola menggantikannya.
“Ia tak pernah terpancing menanggapi isu tak penting. Meskipun Januari lalu rumor yang ditanya wartawan terbukti. Klub resmi mengumumkan kedatangan Pep Guardiola. Sebuah skenario yang telah diprediksi semua orang di dunia sepakbola,” kata Hanif Thamrin.
Rahasia Transfer Pemain

Quote:
Tidak hanya terkesan dengan Pellegrini, Hanif punya segudang cerita tentang proses rekrutmen pemain di Manchester City. “Pada musim panas 2015 lalu, saya berkesempatan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, proses rekrutmen sejumlah pemain baru City,” kata Hanif.
Di antara pemain Manchester City yang disaksikan Hanif proses rekrutmennya adalah Rahem Sterling, Nicolas Otamendi, Fabian Delph, dan Kevin de Bruyne.
“Tiga minggu sebelum mereka diumumkan bergabung dengan tim, kami sudah dapat informasi dari manajemen. Tapi kami tidak boleh membocorkan, karena sangat rahasia sekali,” ujar Hanif.
Dia menuturkan, proses transfer Rahem Sterling ke Manchester City diwarnai banyak drama. Dimulai dari pernyataan agennya yang menyebut Sterling tidak akan memperpanjang kontrak dengan Liverpool. Sampai pemain sayap timnas Ingris itu mangkir di sesi latihan pramusim The Reds.
“Sterling ditransfer City dari Liverpool dengan mahar 49 juta poundsterling. Perekrutan Sterling adalah jawaban dari analisa kebutuhan pemaian klub di akhir musim. Saya menaruh respek kepada Sterling. Walau publik Ingris berpendapat lain dan selalu mencacinya saat ia bermain di laga tandang,” tutur Hanif.
Berbeda dengan Sterling, tukuk Hanif, proses transfer Nicolas Otamendi lebih menegangkan. Karena, saat perpindahannya diumumkan Manchester City, Nicolas yang berasal dari Argentina dan pernah bermain untuk Valencia, sama sekali belum mendapatkan visa kerja di Inggris.
“Kalau proses transfer Fabian Delph dari Aston Villa ke City, lain lagi ceritanya. Saat tim sudah bersiap mengumumkan namanya, Fabian bikin kejutan. Di situs resmi Aston Villa dia menyatakan akan bertahan. Dua hari kemudian, baru menyebut bergabung dengan City. Rupanya tak cuma ABG yang galau, pemain bola juga bisa mengalaminya,” ujar Hanif.
Di antara pemain Manchester City yang disaksikan Hanif proses rekrutmennya adalah Rahem Sterling, Nicolas Otamendi, Fabian Delph, dan Kevin de Bruyne.
“Tiga minggu sebelum mereka diumumkan bergabung dengan tim, kami sudah dapat informasi dari manajemen. Tapi kami tidak boleh membocorkan, karena sangat rahasia sekali,” ujar Hanif.
Dia menuturkan, proses transfer Rahem Sterling ke Manchester City diwarnai banyak drama. Dimulai dari pernyataan agennya yang menyebut Sterling tidak akan memperpanjang kontrak dengan Liverpool. Sampai pemain sayap timnas Ingris itu mangkir di sesi latihan pramusim The Reds.
“Sterling ditransfer City dari Liverpool dengan mahar 49 juta poundsterling. Perekrutan Sterling adalah jawaban dari analisa kebutuhan pemaian klub di akhir musim. Saya menaruh respek kepada Sterling. Walau publik Ingris berpendapat lain dan selalu mencacinya saat ia bermain di laga tandang,” tutur Hanif.
Berbeda dengan Sterling, tukuk Hanif, proses transfer Nicolas Otamendi lebih menegangkan. Karena, saat perpindahannya diumumkan Manchester City, Nicolas yang berasal dari Argentina dan pernah bermain untuk Valencia, sama sekali belum mendapatkan visa kerja di Inggris.
“Kalau proses transfer Fabian Delph dari Aston Villa ke City, lain lagi ceritanya. Saat tim sudah bersiap mengumumkan namanya, Fabian bikin kejutan. Di situs resmi Aston Villa dia menyatakan akan bertahan. Dua hari kemudian, baru menyebut bergabung dengan City. Rupanya tak cuma ABG yang galau, pemain bola juga bisa mengalaminya,” ujar Hanif.
Bukan Idolakan City

Quote:
Menariknya, meski punya banyak cerita tentang manajer dan pemain utama Manchester City, tapi Hanif sendiri tidak mengidolakan klub tersebut. Sebaliknya, Hanif tergila-gila dengan Juventus. Ini diakuinya kepada Padang Ekspres.
“Saya seorang Juventini (penggemar Juventus). Jika Juve kalah, seminggu penuh saya menghindari membaca berita bola. Jika Juve menang, sepanjang minggu tak ada yang bisa merusak hari saya. Fakta ini tak perlu ditutupi hanya karena saya bekerja di City. Bahkan kebanyakan manajer di City, bukanlah pendukung The Citizens. Bagaimanapun kami adalah profesional,” ujar Hanif Thamrin, apa adanya.
Saking tergila-gilanya dengan Juventus, saat berlangsung undian grup Liga Champions 2015/2016, Hanif cuma punya satu doa dalam hatinya. Doa Hanif adalah semoga City berada satu grup dengan Juventus.
Sehingga saat meliput di Etihad Stadium (stadion Manchester City), Hanif yang punya akses masuk ke stadion tersebut, bisa bertemu dengan Gianluigi Buffon, kapten Juventus yang diidolakanya.
Rupanya, doa Hanif terkabulkan. Dalam liga Champions 2015/2016, Juventus memang satu grup dengan City. Pada 14 September 2015 lalu atau sehari sebelum Juventus melawat ke Etihad Stadium untuk laga pembuka grup, Hanif tidak hanya hanya bertemu dengan Buffon di ruang konferensi pers. Tapi juga sempat berbincang-bicang dengan kiper kawakan di dunia tersebut.
“Ada tiga orang yang saya idolakan di Juventus. Selain Alesandro del Piero dan Pavel Nedved adalah Buffon. Bertemu Buffon, bagi saya lebih mengesankan. Saya langsung minta selfie dengannya, walau saat itu di Etihad Stadium juga ada Allegri, Andrea Pirlo, Arturo Vidal dan Carlos Tevez,” kenang Hanif.
“Saya seorang Juventini (penggemar Juventus). Jika Juve kalah, seminggu penuh saya menghindari membaca berita bola. Jika Juve menang, sepanjang minggu tak ada yang bisa merusak hari saya. Fakta ini tak perlu ditutupi hanya karena saya bekerja di City. Bahkan kebanyakan manajer di City, bukanlah pendukung The Citizens. Bagaimanapun kami adalah profesional,” ujar Hanif Thamrin, apa adanya.
Saking tergila-gilanya dengan Juventus, saat berlangsung undian grup Liga Champions 2015/2016, Hanif cuma punya satu doa dalam hatinya. Doa Hanif adalah semoga City berada satu grup dengan Juventus.
Sehingga saat meliput di Etihad Stadium (stadion Manchester City), Hanif yang punya akses masuk ke stadion tersebut, bisa bertemu dengan Gianluigi Buffon, kapten Juventus yang diidolakanya.
Rupanya, doa Hanif terkabulkan. Dalam liga Champions 2015/2016, Juventus memang satu grup dengan City. Pada 14 September 2015 lalu atau sehari sebelum Juventus melawat ke Etihad Stadium untuk laga pembuka grup, Hanif tidak hanya hanya bertemu dengan Buffon di ruang konferensi pers. Tapi juga sempat berbincang-bicang dengan kiper kawakan di dunia tersebut.
“Ada tiga orang yang saya idolakan di Juventus. Selain Alesandro del Piero dan Pavel Nedved adalah Buffon. Bertemu Buffon, bagi saya lebih mengesankan. Saya langsung minta selfie dengannya, walau saat itu di Etihad Stadium juga ada Allegri, Andrea Pirlo, Arturo Vidal dan Carlos Tevez,” kenang Hanif.
Nyalakan Indonesia di Inggris

Quote:
Saat ini, Hanif meluapkan kecintaannya akan Indonesia dengan menggagas program berbahasa Indonesia di CityTV. Program itu diluncurkan televisi milik Manchester City itu pada 14 Agustus 2015 atau menjelang HUT ke-70 RI.
Menurut Hanif, bahasa Indonesia adalah bahasa pertama di luar bahasa Inggris yang memiliki program sendiri di CityTV. Bukan bahasa China, Perancis, bukan Spanyol, Rusia, Hongkong, Thailand, Saudi Arabia, Portugal, Koreal Selatan, dan pastinya bukan Malaysia, tetapi Indonesia.
“Mungkin bagi orang ini biasa, tapi bagi saya istimewa. Karena, sampai saat ini belum ada program TV resmi berbahasa Indonesia di klub Premier League lainnya. Manchester United? Tidak. Chelsea? Tidak. Arsenal? Tidak. Liverpol? Tidak. Program televisi resmi berbahasa Indonesia juga tidak ada di klub luar Inggris. Bahkan, Inter Milan yang dimiliki orang Indonesia pun tidak memilikinya” ulas Hanif Thamrin.
Menurut Hanif, bahasa Indonesia adalah bahasa pertama di luar bahasa Inggris yang memiliki program sendiri di CityTV. Bukan bahasa China, Perancis, bukan Spanyol, Rusia, Hongkong, Thailand, Saudi Arabia, Portugal, Koreal Selatan, dan pastinya bukan Malaysia, tetapi Indonesia.
“Mungkin bagi orang ini biasa, tapi bagi saya istimewa. Karena, sampai saat ini belum ada program TV resmi berbahasa Indonesia di klub Premier League lainnya. Manchester United? Tidak. Chelsea? Tidak. Arsenal? Tidak. Liverpol? Tidak. Program televisi resmi berbahasa Indonesia juga tidak ada di klub luar Inggris. Bahkan, Inter Milan yang dimiliki orang Indonesia pun tidak memilikinya” ulas Hanif Thamrin.

SUMUR
IG


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN KASKUSER
JANGAN LUPA


Quote:
Original Posted By PesanBerdasarkan informasi di atas pesan yg didapat adalah
- Jadilah Pribadi yang Jujur dan Rajin
- Jadilah Pekerja yang Profesional di Bidangnya
- Jangan Malu untuk Melakukan Apapun dalam Mencapai Kesuksesan
-Kesuksesan dapat dicapai bukan kita dari Keluarga Siapa dan Kerabat Kita Siapa.
- Jadilah Pribadi yang Jujur dan Rajin
- Jadilah Pekerja yang Profesional di Bidangnya
- Jangan Malu untuk Melakukan Apapun dalam Mencapai Kesuksesan
-Kesuksesan dapat dicapai bukan kita dari Keluarga Siapa dan Kerabat Kita Siapa.
Be Your Self
Spoiler for Bonus IGO:


Quote:
Original Posted By launching bukuInformasinya Kamis 04/08/2016 akan launching bukunya di Ngalau Payakumbuh Sumbar gan.
Kalo sempat TS akan kesana...
Kalo sempat TS akan kesana...

UPDATE
Quote:
Soft Launching Bukunya si agan Hanif
Cekidot





Cekidot





Diubah oleh dhenny54 05-08-2016 15:58
0
59.6K
Kutip
267
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan