Kaskus

News

margosaAvatar border
TS
margosa
Ekonomi Global Tak Menentu, RI Andalkan Konsumsi
Jakarta - Ekonomi dunia tahun 2015 tumbuh lebih lambat dari tahun 2014, yang salah satunya akibat dari moderasi ekonomi China, meskipun beberapa negara lainnya menunjukkan percepatan dalam pertumbuhan seperti India, Jepang, dan beberapa negara di kawasan Eropa.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, risiko perlambatan masih ada dengan adanya harga komoditas yang masih cenderung rendah, perdagangan global lemah dan berkurangnya arus modal.

"Harga komoditas memang sedang rendah-rendahnya. Yang paling kritikal adalah minyak bumi. Itu adalah cerminan harga komoditas lain masih rendah. Harga minyak kadang kita sikapi dengan gembira, namun artinya juga global demand sedang rendah," katanya saat memberikan sambutan pada acara Talkshow di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/8/2016).

Ekonomi Indonesia sendiri tumbuh dengan laju yang cukup stabil. Konsumsi masyarakat masih terjaga dengan tumbuh sebesar 4,9%. Hal ini didukung oleh rendahnya inflasi dan program pemerintah dalam menjaga daya beli seperti Program PKH, Kartu Pintar, Kartu Sehat, dan lain-lain.

Namun, Bambang mengatakan, konsumsi rumah tangga seperti makanan, minuman dan transportasi menjadi komponen utama yang menjadi penggerak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sumber utama pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia sendiri pada kuartal I-2016 terdiri dari makanan dan minuman (selain restoran), transportasi dan komunikasi, perumahan dan perlengkapan rumah tangga, serta restoran dan hotel.

"Sektor konsumsi khususnya makanan dan minuman masih cerah. Itu yang masih menjadi backbone ekonomi kita. Industri makanan dan minuman di luar restoran masih cukup cerah. Permintaan masih bagus, makanan dan minuman mungkin salah satu yang kita dorong secara global," ujarnya.

Bambang pun menyebutkan, ada salah satu produk konsumsi dari Indonesia yang sudah mendunia, seperti produk mi yang dimiliki Indofood. Ia bahkan terkejut produk ini sudah hadir di beberapa negara yang tidak terduga dan memiliki pabrik di negara tersebut.

"Mereka sudah punya pabrik di Serbia, Sudan dan Nigeria. Ini artinya sudah jadi pemain global, orang Saudi itu jatuh cinta sekali sama Indomie, belum lagi Kapal Api sampai Kacang Garuda," ungkap Bambang.

Namun demikian, Bambang menjelaskan apa yang telah disampaikannya tidak bermaksud untuk mendorong investor membeli saham di industri yang dimaksud. Ia mengatakan memilih emiten, haruslah melihat kinerja dan sahamnya.
(drk/drk)


http://m.detik.com/finance/read/2016/08/01/182625/3266159/4/ekonomi-global-tak-menentu-ri-andalkan-konsumsi


Industri mamin masih lumayan cerah.
Vending machine juga udah mulai merambah kantin2.
Yang panen sekelas cocacola company!
0
1.8K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan