- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Indonesia tolak permintaan penutupan sekolah Turki


TS
BeritagarID
Indonesia tolak permintaan penutupan sekolah Turki

Dua pelajar SMA mengikuti kegiatan belajar mengajar di Sekolah Pribadi Depok, Jawa Barat, Jum'at (29/7). Yayasan Yenbu, induk Sekolah Pribadi Depok membantah tudingan pemerintah Turki jika mereka terkait dengan FETO.
Indonesia menolak permintaan Turki untuk menutup beberapa sekolah yang mereka tuding terkait dengan Fethullah Gulen. Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan, Indonesia adalah negara yang demokratis, negara yang menjunjung tinggi politik bebas-aktif. "Tentunya kita tidak mau urusan dalam negeri kita dicampuri oleh siapapun," ujarnya seperti dilansir situs Setkab.go.id. Pramono menyatakan, urusan dalam negeri Indonesia menjadi tanggung jawab Indonesia. Karena kedaulatan itu menjadi penting bagi Indonesia.
Pemerintah Turki menyoroti pengaruh Gulen di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Salah satu yang dipersoalkan adalah sekolah-sekolah yang dipayungi oleh Pacific Nations Social and Economic Development Association (PASIAD). Namun menurut Pramono, sampai Jumat (29/7) belum ada permintaan resmi dari pemerintah Turki.
Kedutaan Besar Turki di Jakarta mengeluarkan rilis dalam situsnya Kamis (28/7). Mereka meminta Indonesia turut memerangi organisasi yang terkait FETO (Fethullah Terorist Organisation). Pemerintah Turki menuding FETO berada di balik usaha kudeta yang gagal pada Jumat (15/7) lalu. Di Indonesia, menurut Turki, ada beberapa sekolahan yang terkait FETO lewat PASIAD. Sekolah-sekolah tersebut adalah;
1) Pribadi Bilingual Boarding School, di Depok, Jawa Barat
2) Pribadi Bilingual Boarding School, di Bandung, Jawa Barat
3) Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, di Tangerang Selatan
4) Semesta Bilingual Boarding School, di Semarang
5) Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta
6) Sragen Bilingual Boarding School, di Sragen, Jawa Tengah
7) Fatih Boy's School, di Aceh
8) Fatih Girl's School, di Aceh
9) Banua Bilingual Boarding School, di Kalimantan Selatan
Selain itu, Turki juga menginginkan program kajian tentang Gulen di Universitas Islam Negeri, Jakarta juga ditutup.
Sekolah Kharisma Bangsa, salah satu sekolah yang disebut, membantah hubungan sekolah itu dengan terorisme. Menurut Hidayat, Juru Bicara Kharisma Bangsa, sekolah yang berdiri sejak 2006 itu sudah tidak ada memiliki hubungan lagi dengan LSM asal Turki, PASIAD, sejak November 2015. "Kami sudah tidak bekerja sama lagi dengan PASIAD," ujar Hidayat saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (29/7). Lima tahun lalu, Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc berkunjung ke Sekolah Kharisma Bangsa di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Hidayat mengakui PASIAD terinspirasi oleh ajaran Gulen, namun tidak ada hubungannya dengan terorisme. "Jika dikatakan teroris, teroris seperti apa?" ujar Hidayat. Menurut Hidayat, kudeta adalah masalah internal Turki yang tidak seharusnya dibawa ke negara lain. "Masa mau mendikte pemerintah Indonesia," ujar Hidayat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa "Indonesia tidak pernah ikut campur dalam masalah dalam negeri negara lain". "Sekolah di Indonesia ada di bawah hukum dan aturan Indonesia," kata Arrmanatha. Kementerian Luar Negeri akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna menanggapi hal ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak akan menanggapi permintaan Pemerintahan Turki untuk menutup sekolah Turki di Indonesia yang dianggap berafiliasi dengan FETO."Kami akan sejalan dengan Kementerian Luar Negeri. Itu urusan bilateral Indonesia dengan Turki, domain bilateral," ujar Menteri Pendidikan Muhajir Efendi seperti dikutip dari mediaindonesia.com.
Muhajir menyatakan, PASIAD mereka hanya memberikan bantuan manajemen. Bantuan ini berdasarkan kontrak. Sehingga, begitu kontrak habis dan sekolah harus tetap hidup. Kurikulum yang dipakai di sekolah-sekolah itu tetap memakai kurikulum nasional. Hanya bahasanya yang bilingual, yaitu dengan bahasa Inggris dan Turki. Karena, ada beberapa lulusannya yang dikirim ke Turki. "Tidak mungkin kita didikte negara lain soal pendidikan," kata Muhajir.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-sekolah-turki
---


anasabila memberi reputasi
1
2.8K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan