Sabtu lalu merupakan hari yang cukup buruk bagi Jonathan Walters. Semua yang dilakukan pemain Stoke City ini seakan salah dan ia pasti tak akan mudah melupakan hari itu.

Ketika membela timnya melawan Chelsea, Walters sudah memperlihatkan tanda-tanda tidak bagus. Di awal pertandingan, ia menendang bola ke mukanya sendiri. Ia melanjutkan dengan mencetak dua gol bunuh diri. Seakan belum cukup, Walters juga gagal mengeksekusi sebuah penalti pada akhir pertandingan.

Menciptakan rekor tak pernah mudah, apalagi melampauinya. Jika kita berbicara tentang pemain sekelas Martin Palermo, pasti banyak yang berpikir positif.

Namun legenda Boca Juniors ini pernah mengalami hari penuh kesialan. Ketika membela Argentina dalam Copa America 1999, Palermo menciptakan sejarah dengan gagal mencetak gol dari titik penalti... tiga kali.

tendangan pertama Palermo menghantam mistar gawang, yang kedua terbang ke atas gawang dan yang terakhir berhasil diselamatkan oleh kiper lawan. Argentina kalah 0-3 dalam laga itu.

Carra tak pelak lagi akan dikenang para pendukung Lverpool sebagai salah satu legenda mereka. Meski kemampuannya tak sehebat Steven Gerrard, namun loyalitas dan pengabdian Carra kepada The Reds akan diapresiasi selamanya.

Namun Carra punya satu catatan menarik. Ia mencetak lebih banyak gol bunuh diri ketimbang gol ke gawang lawan. Ia sudah mencetak tujuh gol bunuh diri dan lima gol untuk Liverpool sepanjang kariernya.

Carra ada di peringkat kedua sebagai top skorer gol bunuh diri sepanjang masa Premier league, ia hanya kalah dari Richard Dunne.

Di antara semuanya, yang mungkin paling disesali Carra adalah dua gol bunuh diri yang dicetaknya ketika Liverpool menjamu rival berat mereka, Manchester United di Anfield. Liverpool akhirnya kalah 2-3 dalam laga itu

Tidak semua pemain bisa mencetak empat gol dalam satu pertandingan. Lebih sulit lagi untuk membagi dnegan adil empat gol itu ke gawang sendiri dan ke gawang lawan.

Hal itulah yang dilakukan Chris Nicholl pada 1976. Nicholl membela Aston Villa melawan Leicester City dalam ajang Liga Inggris. Dua kali ia memberikan keunggulan bagi lawan dengan gol bunuh diri, namun dua kali pula ia mencetak gol penyeimbang.

Yang disesalkan Nicholl bukanlah gol bunuh diri itu. Ia kecewa karena tak menerima match ball (istilah untuk man of the match saat itu). Dengan bercanda, Nicholl mengatakan bahwa usaha kerasnya untuk mencetak empat gol dalam satu pertandingan tidak dihargai.

Woodgate adalah salah satu bek terbaik di Inggris sebelum bergabung dengan Real Madrid. Bersama Leeds United, ia dikenal sebagai bek tangguh yang bisa diandalkan oleh klubnya.

Namun rentetan cedera selalu menunda debut Woodgate bersama El Real. Saat akhirnya mendapat kesempatan menjalani laga perdana sebagai pemain pengganti, Woodgate mengacaukannya.

Ia mencetak satu gol bunuh dan harus keluar lebih awal akibat mendapat kartu merah dalam pertandingan Madrid kontra Athletic Bilbao itu. Penampilan Woodgate itu mungkin adalah debut pemain terburuk dalam sejarah Madrid.

Van Den Buys merupakan pemain Belgia yang bermain bagi Germinal Ekeren. Ia merupakan satu-satunya pemain yang memiliki rekor mencetak hattrick gol bunuh diri dalam satu pertandingan di Liga Belgia dan mungkin juga di dunia.

SVDB menorehkan catatan aneh itu ketika membela Ekeren melawan Anderlecht. Pertandingan itu sendiri berakhir 3-2 untuk kemenangan Anderlecht dan wajar jika kemudian banyak orang yang menyalahkan SVDB atas kesalahan besarnya.

Well, semua orang pasti pernah mengalami hari yang buruk, termasuk Stan Van Den Buys dan Jon Walters.