Hai Leo..

Halo KASKUS.

Gimana sih ceritanya awal mula membangun Reblood?

Jadi awalnya sekitar tahun 2013-2014 itu aku bikin aplikasi donor darah yang menghubungkan rumah sakit dan PMI bareng senior di kampus (Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Kemudian lanjut mengikuti inkubator startup level kota, yaitu Start Surabaya sejak Januari 2015. Selama masa inkubasi, tim melakukan banyak perbaikan hingga pivot ke aplikasi yang lebih fokus pada pendonor, yang akhirnya menjadi Reblood. Berkat banyak arahan dan masukan dari para mentor, termasuk Ibu Tri Rismaharini (walikota Surabaya), Reblood berhasil di-launching dan masih beroperasi hingga saat ini di Surabaya.

Emangnya bikin startup itu cita-cita kamu dari dulu ya?

Sebenarnya saat SMA dulu ingin menjadi dokter , tapi keinginan membangun startup akhirnya muncul selama masa kuliah setelah aku mendapatkan banyak perspekif, mulai dari mengikuti bootcamp di MIT hingga program inkubasi di Start Surabaya.

Denger-denger waktu itu kamu juga membangun Reblood saat masih kuliah. Gak susah tuh bagi waktunya?

Relatif sebenarnya, tergantung bisa membagi waktu sebenarnya, tapi kalau sudah passion ga akan susah banget

Lebih banyak pria yang berkecimpung di dunia IT, Kenapa kamu tertarik dengan bidang ini? Dari kecil suka atau gimana nih?

Sebenarnya aku paling suka sama pelajaran Biologi, dan ga bisa pemrograman sama sekali pas di SMA. Tapi sejak kuliah di jurusan Sistem Informasi, kode pemrograman menjadi hal yang sangat menarik untuk dikerjakan, seperti mengerjakan puzzle. Ini akhirnya menjadi salah satu aktivitas yang paling disukai.

Oh gitu. Tapi sebenarnya apa sih tujuan yang ingin kamu capai dengan membangun Reblood?

Reblood akan menjadi solusi yang menyelesaikan permasalahan kekurangan donor darah di Indonesia. Tau ga sih kalau setiap tahunnya Indonesia membutuhkan minimal 5 juta kantong darah, namun mengalami kekurangan minimal 1 juta setiap tahunnya. Melalui proses selama mengikuti Start Surabaya, tim kita menemukan permasalahan yang lebih dalam terkait donor darah. Ada 2 hal penting yang harus diperhatikan yaitu aksesibilitas dan eligibilitas. Artinya kita harus memudahkan masyarakat untuk mendapat donor di tempat terdekat pada waktu yang sesuai, meningkatkan tingkat keberhasilan donor di setiap event yang selama ini hanya 40 sampai 50 persen. Artinya lebih dari setengah pendaftar ditolak dan tidak jadi donor karena tidak lolos tes kesehatan. Nah, Reblood hadir dengan fitur-fitur yang dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan menampilkan daftar event donor darah, memberi reminder, dan gamification yang seru. Yah dengan adanya Reblood, hopefully tidak akan ada lagi permasalahan kekurangan donor darah di Indonesia.

Apa sih tantangan paling berat saat kamu membangun Reblood?

Hmm.. Menemukan anggota tim yang se-visi dan sama-sama berkomitmen. Sejak tahun lalu, tim kami sering banget 'bongkar pasang', hampir setiap bulan perlu anggota baru sepertinya. Mungkin ini yang sering disebut 'hire fast fire faster'

Hal apa sih yang paling berkesan dan kamu dapatkan selama membangun sebuah startup?

Banyak banget. Terutama terkait pemahaman terhadap kebutuhan pengguna. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim untuk bisa membangun aplikasi solutif yang cocok dengan beragam demografik masyarakat.

Awal tahun ini kamu juga masuk 30 under 30 2016 Asia versi Majalah Forbes. Ini berarti langkah dan karya kamu dapat atensi dari banyak orang. Gimana tuh perasaannya?

Sempat kaget pas tahu pertama kali, karena bisa masuk ke list tersebut. Tapi kadang juga menjadi beban yang akhirnya bikin aku untuk semangat mengembangkan Reblood agar jauh lebih sukses.

Oya, Reblood lagi punya kegiatan apa aja nih sekarang? Denger-denger ada kegiatan 7230 Donor Darah Rek, Boleh diceritain gimana sih kegiatan 7230 Donor Darah Rek?

Jadi dalam HUT Surabaya ke-723, Reblood berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya dan PMI Surabaya menginisiasi “7230 Donor Darah Rek!”, serangkaian event donor darah yang menargetkan 7230 kantong darah untuk didonasikan kepada mereka yang membutuhkan. Rangkaian event ini akan diadakan di berbagai ruang publik di Surabaya, seperti universitas, gedung perkantoran, dan mall untuk memudahkan setiap orang berpartisipasi di misi kemanusiaan ini.

Gak punya rencana gak buat bikin acara serupa dengan jangkauan lebih luas?

Reblood berawal dari Surabaya, tapi kita tentu ingin melanjutkan hingga ke daerah-daerah lain sampai seluruh wilayah di Indonesia, dalam waktu dekat berikutnya kita akan memulai di kota lain seperti Jakarta, Bandung, dan Jogja. Nantikan update terbarunya di media sosial kita ya

Terakhir, pesan buat kaskuser. untuk bisa sukses seperti sekarang, apa sih rahasianya?

Sebenarnya aku juga masih belajar sana-sini kok. Pokoknya kerjakan sesuatu yang kita bisa dan senangi. Kalau kata Steve Jobs: life is too short to live someone elses' dream

Oke deh. Makasih ya Leo udah mau ngobrol bareng KASKUS

Sama-sama