KEMAYORAN – Otto Hasibuan, ketua tim pengacara Jessica Kumala Wongso, menilai Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Metro Jaya terburu-buru menetapkan tersangka dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin. Dalam kasus itu, penyidik menetapkan Jessica sebagai tersangka pembunuh Mirna.

Penilaian Otto tersebut lantaran pada berita acara pemeriksaan saksi Rangga Dwi Saputra terdapat keganjilan. “Keganjilan itu saat Rangga bercerita kepada dokter psikiater, bahwa dirinya didatangi seseorang yang mengaku polisi‎ dan dituding menerima uang Rp 140 juta untuk membunuh Mirna,” tutur Otto.

Atas dasar keganjilan itu, Otto berpendapat, seharusnya polisi menggali pernyataan Rangga. Bukan malah terus menggali fakta-fakta yang mengarah ke Jessica. "Polisi punya bukti-bukti. Kenapa fokus kepada Jessica terus. Jadi kalau ada kemungkinan lain, maka polisi harus menelusurinya," ujar Otto tegas, Kamis (28/7/2016).

Otto menyayangkan, polisi tidak mendalami kabar adanya tudingan Rangga mendapat kucuran dana sebagai imbalan atas ‎membunuh Mirna. "Masyarakat harus tahu peristiwa Rp 140 juta ini. Jadi kami tidak hanya bergantung pada pembuktian Jessica, yang sama sekali tidak ada bukti-buktinya dan saksi-saksi yang meliha‎t," tandas Otto.

Penyidik Dit Reskrimum Polda Metro Jaya menetapkan Jessica, sebagai tersangka pembunuhan Mirna pada 29 Januari 2016 sekira pukul 23.00 WIB. Namun, baru pada esok harinya, Jessica diamankan di sebuah hotel kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara.

Sebelumnya, Mirna meregang nyawa pada 6 Januari 2016, usai menyeruput es kopi vietnam di Cafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Saat itu, Mirna sedang berkumpul dengan dua sahabatnya, yakni Hani Juwita Boon dan Jessica Kumala Wongso di kafe tersebut.

narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...uh-mirna/18417

tambah pusing lg dah klo gini