Tulisan ini saya buat karena saat saya mendengarkan percakapan ibu dan anak. Saya melihat anak kecil bersama ibunya sepulang sekolah. Ibu itu bertanya kepada anaknya;“Kenapa kamu tidak mau menjadi ketua kelas?” anak menjawab; “Siapa yang mau mendengarkan kata-kataku sebagai ketua kelas? Ga ada yang mau.” Sang ibu menjawab balik: “Memang kalo ketua kelasnya temanmu yang lain, kamu akan mendengarkan?” Dari percakapan ibu dan anak diatas, walaupun mungkin kita mempunyai jabatan struktural, tetapi apakah kita betul-betul memiliki kewenagan? Sebagaimana yang diucapkan anak tadi, apakah orang-orang yang Anda pimpin mau mendengarkan Anda? Dan bagaimana mengajarkan anak menjadi natural leader sejak dini kepada anak?

Apa itu ‘Natural Leader’ ?
Kepemimpinan alami, yang mucul dari dalam diri. Berebeda dengan jabatan diperoleh dari hasil kerja, natural leader datang dengan sendirinya. Orang lainlah yang menyerahkan diri mereka untuk Anda pimpin, untuk mencapai suatu goal tertentu. Anda-lah magnet itu yang menarik sekitar Anda menjadi berpusat kepada Anda.
Lalu bagaimana cara mengajarkan anak menjadi Natural Leader sejak dini? Berikut beberapa hal yang harus dimiliki anak itu.

Take the Charge
Apa yang membedakan seorang pemimpin dengan orang yang dipimpin? Seorang pemimpin mengambil tanggung jawab dan beban dipundaknya. Mengambil resiko, tugas yang orang lain tidak mau mengambilnya. Menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab atas apa yang dia pimpin.
Biasakan anak Anda berani memngambil tanggung jawab lebih, yang orang lain tidak mau. Tanggung jawab inilah yang akan membuatnya makin matang menjadi pemimpin.
Berikan dia ‘challenge’ tantangan berupa tugas-tugas guna melatih otot-otot tanggung jawabnya.

Inisiator
Menjadi pemimpin berarti mampu menjadi penggerak suatu kelompok, yang menentukan arah goal kelompoknya. Memiliki pandangan yang luas serta mampu menetapkan tujuan yang jelas. Latih anak Anda menjadi seorang inisiator dalam keluarga, menentukan kemana akan pergi berlibur, menentukan acara keluarga, dan mungkin menentukan menu masakan.
Latihan menjadi seorang penggagas inilah yang memicu otaknya untuk terus berpikir kreatif, sebagai orang tua Anda dengan terbuka menerima ide dan saran dari anak, adapun yang mungkin Anda tidak sependapat bisa mengarahkan anak tersebut dengan alasan yang jelas.

Kestabilan Emosi
Bayangkan ketidakstabilan emosi yang dimiliki seorang pimpinan, pasti sangat menjengkelkan. Menjadi seorang pemimpin harus mampu mengendalikan emosi negatifnya, latih anak Anda untuk mengendalikan emosi negatif dengan cara menghidari penyebab emosi itu muncul, beri pengertian bahwa saat emosi negatif muncul dia mampu mengendalikan emosi tersebut, hadapi emosi negatif dengan senyuman.
Respon dalam menghadapi persoalan yang timbul dapat dihadapi dengan tenang akan membawa sikap respect dari orang sekitar, yang menjadikan seorang pemimpin disegani.

Empati
Kepedulian sosial terhadap orang disekitar, membuat seorang pemimpin makin disukai dan membuat mereka memiliki banyak pengagum. Latih sejak dini menumbuhkan kepedulian sosial dengan kegiatan amal, bersedekah, biasakan anak membantu pekerjaan rumah Anda agar timbul kepedulian terhadap lingkungan rumahnya.
Empati juga diperlukan pemimpin mendengarkan kebutuhan anggota kelompok yang lain, agar apa yang disampaikan pemimimpin juga didengarkan oleh anggota lainnya.

Akhir Kata
Menjadi pemimpin itu tidak datang dengan sendirinya, mereka yang melatih dirilah yang akan menjadi pemimpin. Bagaimanapun anak Anda adalah generasi penerus yang akan datang, ditangan merekalah kepemimpinan akan beralih, tanpa ada yang mendidik dan melatih mereka sejak dini tentu akan sulit menemukan pemimpin yang berkualitas, bukan pemimpin abal-abal yang mencari kekuasaan semata demi kepetingannya.
Tugas ini bisa Anda mulai sekarang dengan cara mengajarkan anak menjadi natural leader sejak dini.

Sumber :