Posted on July 27, 2016 by Angga Pratama in Fokus Persepsi with 0 Comments


Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq mendesak pemerintah untuk menegakkan keadilan di wilayah Poso. Hal itu disampaikan lewat akun twitternya, @syihabrizieq.

Pada kicauan yang diposting pada Rabu (26/7), kemarin tersebut, ia meminta pemerintah untuk bersikap adil ketika menyerang Pesantren Ust.Adnan Arsal di Tanah Runtuh, menangkap Ust.Hasanuddin dan menahan Basri, lalu memburu dan membunuh Santoso cs dengan dalih “Penegakan Hukum”.

Rizieq mengatakan bahwa pemerintah wajib memproses Laskar Kristus yang membantai 2000 umat muslim di Poso periode 1998 hingga 2000. Seperti yang dikatakan dalam persidangan terpidana mati Cornelis Tibo dan kawan- kawan yakni Yanis Simangunsong, L Tungkanan, Eric Rombot, Mama Wanti, Luther Maganti, Drs. J. Santo, J. Kambotji, Drs. Sawer Pelima, Pdt. Renaldy Damanik, Paulus Tungkanan, Angki Tungkanan, Lempa Deli, Yahya Patiro (mantan Sekab Poso), Jenderal H, Jenderal R, dan Jenderal T.

Tak sampai disitu, Rizieq juga berharap pemerintah memeriksa wanita bernama Melly. Wanita kelahiran Malei, Poso tersebut diduga sebagai penyokong dana dalam kasus pembantaian umat muslim tersebut. Semua yang dikicaukan Rizieq di akun twitternya ini bukan asal ucap. Ia mengaku mendapat semua informasi tersebut dari laporan Majalah pekanan Al-Chairaat Edisi 07/Tahun ke-29 Minggu II, Sept 2000.

Diakhir kicauannya, Rizieq meminta agar 17 nama yang ia sebutkan tersebut dapat diproses secara hukum. “13. Hadapkan mereka semua di muka pengadilan untuk pembuktian salah atau tidak bersalah, selanjutnya jatuhkan sanksi hukum dengan ADIL.”

Ia juga mengingatkan pemerintah apabila tak berlaku adil, jangan salahkan kaum Jihadis yang akan menjadikan ke-17 nama diatas menjadi target sasaran. “15. Ayo …, tegakkan keadilan tanpa pandang SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) … !!! Justice for All …Allaahu Akbar … !” pungkas Rizieq.

Sumber

Habib Rizieq dan FPI memang warbiyasah