Kaskus

News

charzakuxAvatar border
TS
charzakux
PKL Seminggu Disuruh gak Jualan, untuk Imej Surabaya Bersih
PKL Seminggu Disuruh gak Jualan, untuk Imej Surabaya Bersih
PrepCom for UN Habitat III di Surabaya
Rabu, 27 Juli 2016 | 01:04 WIB
 
Agenda internasional The Third Session Preparatory Committee (PrepCom) for UN Habitat III yang sudah dibuka sejak Senin (25/7/2016) kemarin ternyata masih menyisakan banyak pertanyaan. Manfaatnya apa, bagi acara berkaliber internasional untuk masyarakat kota Surabaya? Bahkan banyak warga Surabaya yang merasa tak dilibatkan di acara yang memiliki tujuan utama yakni merubah setiap kota agar memiliki perencanaan dan pengelolaan yang bagus dan efesien. Namun hingga Selasa (26/7/2016) kemarin, justru banyak warga yang kecewa. Seperti apa? Berikut laporan wartawan Surabaya Pagi Dita Indra Pranata.

PrepCom for UN Habitat III yang digelar di Surabaya ini sejatinya memiliki banyak agenda. Selain digelar konferensi yang dihadiri 193 negara peserta UN Habitat III, juga dibahas bagaimana mengelola kota agar lebih terencana, efesien serta berdampak pada kaum urban. Bahkan juga digelar beberapa festival disetiap pusat daerah yang memiliki unsur ikonik, dan sambang kampung-kampung yang memang sudah ditunjuk oleh panitia.

Namun, sayang, dari pantauan Surabaya Pagi, beberapa warga Surabaya justru merasa, PrepCom UN Habitat III ini kurang bisa diterima dikarenakan acara hanya terlalu seremonial. Bahkan ada kawasan yang dikecewakan oleh tim panitia. Padahal mereka sudah lama mempersiapkan pamer hasil karya ke beberapa delegasi yang rata-rata dari belahan negara dunia.

Seperti Mulyono , 58 tahun, Wakil Ketua UMKM Kecamatan Rungkut mengaku kecewa. Dia dan rekannya yang berniat menunjukkan proses melukis busana dan aksesoris kepada delegasi PrepCom III, ternyata tidak disinggahi dan tidak mendapat perhatian lebih.

"Padahal harapan saya, turis yang datang jangan sekadar lewat. Saya kepinginnya ada interaktif, melukis bersama, kemudian hasilnya bisa mereka bawa ke negaranya," ujarnya, saat di Joglo Ekowisata Mangrove Wonorejo, Selasa (26/7/2016).

Memang, dari pantauan Surabaya Pagi di kawasan Mangrove Wonorejo, beberapa delegasi yang sedianya datang pukul 11:00 WIB, ternyata baru datang sekitar pukul 14:00 WIB. Sedikitnya ada 8 orang delegasi dari Australia, Serbia, Maroko, Madagaskar, dan Tunusia, termasuk beberapa liaison officer dari Indonesia. Namun sayang, mereka datang hanya sekilas saja melintasi hasil karya UMKM Kecamatan Rungkut, tanpa ada yang mampir.

Alasan mereka yakni, mepetnya waktu, sampai-sampai panitia pendamping, baik dari Kecamatan, Instansi Pemkot, maupun dari Kementerian PU dan Perumahan Rakyat buru-buru mengajak delegasi menuju ke Dermaga Mangrove Wonorejo. "Memang yang utama dikenalkan itu produk hasil olahan Mangrove. Tapi kami ini juga bagian dari UMKM Kecamatan Rungkut," katanya.

Penari Remo Dikecewakan
Kekecewaan selanjutnya saat digelarnya acara Festival Tunjungan 2016 yang digelar di sepanjang Jalan Tunjungan, Selasa malam tadi. Surabaya Pagi memantau, sejak pukul 17:00 WIB sore kemarin, jalan protokol ini ditutup total. Ratusan stan yang sudah dibangun, sudah memulai aktivitasnya untuk melakukan jual beli. Ada kuliner, ada souvenir.

Selain ada festival jajanan, juga digelar beberapa tarian Remo khas Surabaya, tepat di depan Hotel Majapahit Surabaya. Namun sayang, beberapa penari Remo yang mayoritas masih berusia dibawah 17 tahun, hingga pukul 19:00 WIB, masih harus menunggu tanpa ada komando. Bahkan Kepala Dinas Pariwisata kota Surabaya Wiwik Widayati seolah-olah kebingungan pontang-panting, berusaha menghubungi Walikota Tri Rismaharini, yang rencananya akan hadir.

“Anak saya ini sudah disini (di lokasi depan Hotel Majapahit, red) sejak jam 5 sore. Sampai malam gini, belum dimulai juga. Katanya mau menyambut tamu delegasi, tapi kok gak mulai-mulai,” ucap salah satu orang tua dari penari itu.

Tak hanya itu, kekecewaan lain juga dialami para pedagang kaki lima baik yang sudah terkoordinir ataupun pedagang kaki lima yang sudah lama berjualan. Seperti di kawasan Genteng dan di daerah Wijaya Kusuma dan Undaan Wetan pun, bersih dari para pedagang. Alasannya, mereka ‘disembunyikan’ agar acara PrepCom 3 UN Habitat ini bisa berjalan dan mempunyai imej bagus.

“Saya didatangi Satpol PP, katanya hanya acara itu (UN Habitat, red) tok. Cuma seminggu. Gak boleh jualan. Biar kalau dilihat tamu dari luar negeri, kota Surabaya terlihat bersih dan nyaman,” kata Mat Solah, salah satu pedagang Es Degan di kawasan SMA Kompleks, Selasa kemarin.

Mat, warga Madura ini justru menyesalkan, seharusnya para pedagang ini dibiarkan untuk berjualan, karena dirinya dan beberapa rekannya berjualan bukan di jalan protokol. “Saya ini terdaftar mas. Saya juga rajin setor. Khan bisa kalau memang jaga imej, tinggal posisinya dirapikan. Gak usah diberangus gitu. Itu namanya matikan duwik wong cilik,” keluh Mat.

Seperti diketahui, Pemkot Surabaya juga menyiapkan beberapa acara Festival dalam menyambut PrepCom for UN Habitat III di Surabaya. Selain ada Festival Kuliner Tunjungan juga akan digelar Festival Lampion Kalimas di Sungai Kalimas dan Festival Bungkul di Taman Bungkul, yang semuanya digelar hingga tanggal 29 Juli 2016. idr


http://www.surabayapagi.com/index.php?read~PKL%20Seminggu%20Disuruh%20gak%20Jualan,%20untuk%20Imej%20Surabaya%20Bersih;aa5eb15e32579fe2906dfecc0579cdc5f7e21322850034e1a23fb1ee046abdee

Semogaa ini bukan pencitraan soalnya PkjL kupang sebelah fly over deket giant pasar burung habis semua jalan jadi gak macet uenak luancar sampai kupang semoga begini seterusnya
Diubah oleh charzakux 27-07-2016 16:22
0
968
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan