Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

enkavAvatar border
TS
enkav
Sekelumit Kisah Bersama BPJS Kesehatan

Yuupp...BPJS Kesehatan, siapa sih dari kalian yang gak tau tentang lembaga pemerintah non profit satu ini. Terdengar dari namanya saja, sudah jelas lembaga tersebut mengurus bidang apa... yup, bidang kesehatan, sebuah bidang yang menyangkut hajat hidup masyarakat Indonesia. emoticon-Big Grin

Saat ini BPJS Kesehatan sudah berjalan lebih dari 2 tahun, dan sejak berdiri pada 1 Januari 2014 sudah hampir 170 Juta WNI yang menjadi anggota BPJS Kesehatan. Namun itu baru sekitar 70% saja dari total penduduk Indonesia yang mencapai 260 Juta. Dengan sistem gotong royong yang dicanangkan, BPJS Kesehatan telah mampu menolong sebagian besar penduduk yang tadinya tidak mampu berobat.

Skip... skip.... dah dulu pembukaannya dah kaya pidato nanti 

Nih, ane ada sedikit share buat agan-agan semua tentang pengalaman menggunakan BPJS Kesehatan:
Bermula saat nyokap ane sakit komplikasi dari diabetes setahun yang lalu, yaaapp diabetes merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit kronis yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, termasuk pula dengan turunannya (TB Paru, Gagal Ginjal, Jantung, Hepatitis, dan sebagainya).

Awal mula memakai BPJS Kesehatan ini terasa sangat sulit sekali, nyokap ane ditolak 4 rumah sakit karena ketiadaan ICU, padahal kondisi nyokap ane sudah sangat kritis karena terkena stroke. Akhirnya ane paksakan masuk ke RS Swasta di dekat rumah ane sebagai pasien umum dengan biaya pribadi tentunya, dan hasilnya... waaww langsung diterima oleh pihak rumah sakit tersebut. Ane sendiri gak habis pikir, bisa-bisanya pasien BPJS Kesehatan ditolak oleh 4 rumah sakit, dan ternyata menurut telusuran ane bukan hanya terjadi pada nyokap ane saja, namun oleh banyak pasien lainnya. Di sini, ane baru memahami jika pihak rumah sakit yang menolak memiliki kuota tertentu untuk pasien BPJS Kesehatan.

Namun, penyakit yang diderita nyokap ane gak habis di RS Swasta tersebut, selepas pulang dari RS Swasta tersebut, timbul penyakit-penyakit lain dengan tingkat vonis yang kronis. Akhirnya ane bawa ke RS yang mendukung BPJS Kesehatan, awalnya ane pesimis nyokap ane dapat dirawat di sana, namun ternyata ruang perawatan tersedia, di sini ane bersyukur sekali. Dalam perawatan ini, nyokap ane didiagnosis menderita gagal ginjal kronis  dan harus melakukan cuci darah seminggu 2 kali, ane dan sekeluarga shock mendengar kabar tersebut. Membayangkan biaya yang tentunya tidak sedikit, dan derita yang harus dihadapi nyokap ane. Namun, dokter yang merawat bilang, kalau BPJS Kesehatan juga menanggung biaya semua pengobatan nyokap ane, termasuk cuci darah. Di situ ane bersyukur, karena setahu ane asuransi kesehatan swasta pun jarang ada yang memberikan klaim cuci darah, kalau pun ada, pasti ada limit tertentu.

Akhirnya nyokap ane mendapat tempat untuk cuci darah di rumah sakit tersebut dengan semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Saat itu nyokap ane sudah menderita sakit komplikasi dari diabetes yang kronis, penyakit seperti stroke, gagal ginjal, hepatitis, TB Paru, kebutaan, lumpuh kaki, semua hinggap di tubuh nyokap ane. Cobaan begitu berat dihadapi nyokap dan keluarga ane. Dengan adanya BPJS Kesehatan sangat membantu kondisi psikis dari ane dan keluarga. Bayangkan saja, bagaimana jika tidak ada BPJS Kesehatan, berapa rupiah yang harus dikeluarkan kami, BPJS Kesehatan telah membebaskan kekhawatiran dalam hal biaya perawatan rumah sakit, sehingga ane sekeluarga fokus terhadap pengobatan nyokap ane.

Malang tak dapat ditolak, meski akhirnya nyokap ane meninggal dunia di rumah sakit tersebut setelah 4 bulan melakukan cuci darah dan rawat jalan rutin. Ane sangat berterimakasih pada BPJS Kesehatan dan sudah secara nyata mendapatkan manfaatnya.

Kesimpulan:
Yup, memang untuk memakai BPJS kita dihadapkan pada birokrasi dan antrian yang panjang untuk berobat. Bila dibandingkan dengan asuransi swasta memang beda jauh pelayanan yang didapat, tapi belum lagi fasilitas double claim jika memiliki asuransi swasta, sehingga pasien dapat naik kelas ruang perawatan di Rumah Sakit.
BPJS tidak hanya menolong yang sakit tetapi juga yang sehat, karena dapat menghindari dari kebangkrutan finansial jika ada anggota keluarga yang menderita sakit kronis yang membutuhkan biaya tidak sedikit.
Di luar kekurangan yang ada, BPJS Kesehatan terbukti banyak menolong keluarga tidak mampu dengan sistem gotong royong, sehingga banyak yang tertolong karena mamiliki Kartu BPJS Kesehatan.

Dari pengalaman ane mengenai pelayanan BPJS Kesehatan, ane akan jabarkan kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan BPJS Kesehatan:
- Menanggung penyakit-penyakit kronis
- Menerima pasien dengan riwayat penyakit yang banyak
- Biaya iuran perbulan murah
- Tidak ada biaya tambahan saat perawatan kecuali Anda naik kelas perawatan
- Menanggung semua biaya perawatan dan obat, termasuk rawat jalan

Kekurangan BPJS Kesehatan:
- Birokrasi yang cukup panjang jika harus berobat sampai Rumah Sakit
- Antrian yang panjang saat berobat baik di puskesmas maupun rumah sakit
- Jika harus dirawat, dan kamar perawatan penuh, maka harus menunggu lama
- Informasi alur pelayanan menggunakan BPJS Kesehatan di rumah sakit yang bekerjasama kurang informatif (dibuatkan informasinya di website BPJS Kesehatan untuk tiap rumah sakit)

Akhir kata, untuk mendapatkan layanan dari BPJS Kesehatan kuncinya adalah:
“sediakan waktu yang cukup dan bersabarlah, karena tidak hanya Anda yang sakit”


Bonus emoticon-Cendol (S)buat yang komeng bermutu emoticon-Big Grin
0
2.3K
27
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan