- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Israel-Arab Saudi kembali gelar pertemuan di Yerusalem


TS
liberte.
Israel-Arab Saudi kembali gelar pertemuan di Yerusalem
Quote:

Utusan Saudi, Anwar Eshki (tengah berdasi)
temui parlemen Israel.
Merdeka.com - Pada 22 Juli lalu, utusan Pemerintah Israel dan utusan Kerajaan Arab Saudi bertemu di Kota Yerusalem. Negeri Bintang Daud diwakili oleh Dore Gold, Direktur Jenderal Bidang Timur Tengah Kementerian Luar Negeri. Sedangkan Saudi mengirim Anwar Majed Eshki, mantan petinggi militer Kerajaan Petro Dollar itu yang sekarang mengelola lembaga think-thank di Kota Jeddah. Dalam rombongan Saudi itu terdapat pula beberapa pengusaha serta akademisi.
Ehski dan rombongan turut menemui perwakilan Knesset alias parlemen Israel. Pertemuan kedua pihak dilaporkan oleh media massa terkemuka Israel, misalnya Jerusalem Post, Haaretz, maupun Times of Israel, Minggu (24/7).
Lawatan Eshki menjadi pertemuan bersejarah kesekian kalinya, mengingat kedua negara kuat di Timur Tengah itu tidak punya hubungan diplomatik serta secara resmi bermusuhan. Pokok bahasan Eshki dan Gold tidak diungkap detail kepada publik, namun diperkirakan terkait konstelasi politik Timur Tengah.
Menurut bocoran informasi dari pihak yang mengikuti pertemuan di Yerusalem, Eshki mewakili Klan Bani Saud, menawarkan perjanjian damai permanen dengan pemerintah Israel. Saudi akan menjadi wakil dari negara-negara mayoritas muslim di Timur Tengah, meneken kesepakatan damai dengan Rezim Zionis.
Sebaliknya, Israel meminta Saudi bersama Liga Arab mengisolasi Iran dari kemungkinan menembakkan senjata nuklir ke kota-kota mereka.
Beberapa pihak, misalnya Jurnalis Mousa al-Omar menuding Eshki mewakili kepentingan etnis Kurdi bukan pemerintahan Saudi.
"Eshki sebaiknya segera mencari suaka dan sekalian saja menjadi warga negara Israel," tulis Omar melalui akun Twitternya.
Tokoh konservatif Saudi, Abdul Aziz Atiyah, turut mengecam kunjungan delegasi asal Saudi ke Yerusalem. "Sejarah akan mencatat sosok-sosok yang menjadi pengkhianat," ujarnya seperti dilansir Al Arabiya.
Pada 7 Juni 2015, mantan penasehat Dubes Saudi untuk AS ini bertemu wakil Kemenlu Israel di Forum Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat. Tujuan dialog saat itu adalah membahas strategi menangkal Iran yang terus berambisi memiliki nuklir.
Israel jengah dengan langkah Iran mendanai militan Hizbullah di selatan Libanon. Apalagi Presiden Obama malah membuat perjanjian damai dengan Iran, mengizinkan Negeri Para Mullah memiliki fasilitas nuklir, yang dikhawatirkan bisa menjangkau wilayah Zionis.
Sedangkan meningkatnya pengaruh Iran dalam politik kawasan mencemaskan para pangeran di Riyadh. Sumber intelijen sudah lama mengabarkan bahwa yang paling dibenci Saudi dari Iran adalah teknologi nuklirnya.
Alhasil Saudi-Israel punya kepentingan yang beririsan menangkal pengaruh negara mayoritas Syiah itu. Supaya Israel dan negara-negara Arab tak lagi ribut, Saudi pun mengusulkan terciptanya negara penyangga menampung warga Kurdi. Wilayah 'kurdistan' itu mencakup sebagian Iran, Irak, dan Turki.
Saudi, sebagai wakil Islam Sunni utama dunia, sebetulnya tidak pernah mengakui Israel sejak didirikan paksa oleh Inggris pada 1948. Sebagian petinggi Kerajaan Negeri Petro Dolla itu juga gigih mendanai perjuangan militan Palestina.
Namun informasi kredibel dari BBC serta Aljazeera menyatakan diplomat Saudi dan Israel telah menggelar lima kali pertemuan rahasia di tempat netral sejak 2014. Pertemuan itu bukan penjajakan pembukaan hubungan diplomatik, namun lebih pada diskusi kepentingan yang sama.
Source
Arab wannabe dimari masih anti Israel?

Diubah oleh liberte. 25-07-2016 11:16




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
2.9K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan