- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Cerpen: "Ini aneh dan aku gatau apa istilahnya."


TS
alifngrh
Cerpen: "Ini aneh dan aku gatau apa istilahnya."
Tak kusadari bahkan pagi terik menghantam dinding jendela kamar-ku yang berlapis tirai gorden. Masih kunikmati mimpi yang tak berujung dibawah alam sadarku,hingga seketika handphone-ku berdering
"Bangun woi,cepet sana sikat gigi cuci muka sarapan".
Begitu suara lucunya terdengar dengan nada yang tinggi. Dengan malaspun aku bangun sambil menopang hp-ku di telinga. Begitulah setiap harinya yang terjadi,anehnya itu semua seperti mendarah daging. Hal ini pun terjadi begitu saja sebulan semenjak hari jadi kami. Hal yang dulunya belum sama sekali pernah kurasakan kini bagaikan kenyamanan tersendiri.
Dia yang ada jauh disana yang setiap hari suaranya kudengar,pesannya kubaca namun matanya terakhir kutatap 2 tahun yang lalu. Ya,tepatnya LDR (Long Distance Relationship) yang rindunya tak akan habis,yang harapan bertemunya tak kunjung putus. Letih? Iya. Itu jawaban paling pas untuk pertanyaan itu. "Apa ada hari yang disitu aku ga ngangenin kamu?" Tanyaku. "Apa ada hari yang aku lewatin buat ucapin kangen juga ke kamu?" balasnya.
Begitulah seterusnya pertanyaan yang terlontar dari mulut kami. Hingga pada suatu hari aku memutuskan untuk bertemu dirumah kiki yang selama ini aku tunggu. Dirumahnya? Ya,dia adalah kakak sepupu kandungku yang lebih tua dua tahun diatasku. Apa yang belum kami ketahui tentang larangan adat ini sebelum kami memutuskan untuk mempunyai hubungan ini. Jauh sebelum itu kami sudah berfikir matang tentang ini. Resiko,tantangan,hinaan suatu saat nanti,tentangan pun akan kami lewati bersama. "Ini berat ki,kamu yakin? Tanyaku. "Kamu takut? Apa cuma segini aja?" Begitu dia meyakinkan batinku. Ini berat,tapi aku mencintainya. Lantas kenapa cinta harus dipersulit ketika agama saja tidak sedikitpun mempermasalahkannya?
Inilah hari yang ditunggu,aku yang lebih dulu tiba di rumahnya seminggu sebelum kedatangannya. Ini juga adalah rumah kakak dari ibuku atau tanteku yang tidak tahu bahwa sebenarnya kami adalah sepasang kekasih. Berdosa rasanya menyembunyikan ini dibalik kebohongan,namun kami belum pernah menabur kecurigaan kepada dia dan keluarga. Bahkan tak terlintas sedikitpun untuk takut menghadapi hal yang berat ini,apa ini yang namanya cinta?
Sore itu akupun pergi ke stasiun, "yang udah dimana? ntar lagi aku nyampe" ungkapnya. Setengah jam di depan stasiun akhirnya terlihatlah dari jauh wanita berkerudung putih less hitam dan berjas biru keluar dari pintu stasiun. Pelukan langsung mendarat erat ke badanku. "akhirnya ketemu ya yang" ucapnya sambil menggandengku. Kami pun bergegas pulang dengan rencana berhati hati untuk tidak menimbulkan kecurigaan dirumah nanti.
Dirumah ternyata telah menunggu kedatangannya,kami pun dengan biasa masuk. Akupun membiasakan diri dengan menyebutnya "kak" agar tidak dicurigai oleh keluarga yang lain. Sering kami izin untuk hangout dan tidak pernah di permasalahkan atau dicurigai. Makan kesana-kesini,tingkah lucunya yang selalu membuat situasi ini tidak biasa. Kadang kala dia yang lebih tua dariku,tingkahnya manja dan kekanak-kanakan. Tapi disaat yang serius dia lebih dewasa menyikapi daripada aku,perhatiannya yang sangat matang dan selalu aku kagumi membuat energi tersendiri didalam tubuh ini.
Hari hari kami lewati bersama,hingga hal kecilpun tak pernah kami lewati untuk bersama. Karena aku sadar,bersama orang yang di sayangi itu berharga sekali setiap detiknya. Setiap pagi kucium diam-diam kenignya,pipinya. "mau peluk yang" dengan manjanya mendekap tubuhku dengan tangannya. Rasanya seperti tak ingin melewati ini semua begitu saja,ini tidak mudah tapi dia yang selalu menguatkanku. Bahkan 14 haripun terlewati begitu saja saking bahagianya hingga waktupun takpernah terasa.
Hingga hari dimana dia harus pergi mendahului karena harus melanjutkan kuliah pada saat itu. Rasanya seperti akan ada yang hilang, "Apa aku kuat tanpa dia lagi? Ujarku dalam hati. Yang biasanya menarik hidungku,mencium keningku akan pergi lagi? "Rasanya aneh,sakit tapi ini beneran dan aku gatau apa istilahnya."
"Bangun woi,cepet sana sikat gigi cuci muka sarapan".
Begitu suara lucunya terdengar dengan nada yang tinggi. Dengan malaspun aku bangun sambil menopang hp-ku di telinga. Begitulah setiap harinya yang terjadi,anehnya itu semua seperti mendarah daging. Hal ini pun terjadi begitu saja sebulan semenjak hari jadi kami. Hal yang dulunya belum sama sekali pernah kurasakan kini bagaikan kenyamanan tersendiri.
Dia yang ada jauh disana yang setiap hari suaranya kudengar,pesannya kubaca namun matanya terakhir kutatap 2 tahun yang lalu. Ya,tepatnya LDR (Long Distance Relationship) yang rindunya tak akan habis,yang harapan bertemunya tak kunjung putus. Letih? Iya. Itu jawaban paling pas untuk pertanyaan itu. "Apa ada hari yang disitu aku ga ngangenin kamu?" Tanyaku. "Apa ada hari yang aku lewatin buat ucapin kangen juga ke kamu?" balasnya.
Begitulah seterusnya pertanyaan yang terlontar dari mulut kami. Hingga pada suatu hari aku memutuskan untuk bertemu dirumah kiki yang selama ini aku tunggu. Dirumahnya? Ya,dia adalah kakak sepupu kandungku yang lebih tua dua tahun diatasku. Apa yang belum kami ketahui tentang larangan adat ini sebelum kami memutuskan untuk mempunyai hubungan ini. Jauh sebelum itu kami sudah berfikir matang tentang ini. Resiko,tantangan,hinaan suatu saat nanti,tentangan pun akan kami lewati bersama. "Ini berat ki,kamu yakin? Tanyaku. "Kamu takut? Apa cuma segini aja?" Begitu dia meyakinkan batinku. Ini berat,tapi aku mencintainya. Lantas kenapa cinta harus dipersulit ketika agama saja tidak sedikitpun mempermasalahkannya?
Inilah hari yang ditunggu,aku yang lebih dulu tiba di rumahnya seminggu sebelum kedatangannya. Ini juga adalah rumah kakak dari ibuku atau tanteku yang tidak tahu bahwa sebenarnya kami adalah sepasang kekasih. Berdosa rasanya menyembunyikan ini dibalik kebohongan,namun kami belum pernah menabur kecurigaan kepada dia dan keluarga. Bahkan tak terlintas sedikitpun untuk takut menghadapi hal yang berat ini,apa ini yang namanya cinta?
Sore itu akupun pergi ke stasiun, "yang udah dimana? ntar lagi aku nyampe" ungkapnya. Setengah jam di depan stasiun akhirnya terlihatlah dari jauh wanita berkerudung putih less hitam dan berjas biru keluar dari pintu stasiun. Pelukan langsung mendarat erat ke badanku. "akhirnya ketemu ya yang" ucapnya sambil menggandengku. Kami pun bergegas pulang dengan rencana berhati hati untuk tidak menimbulkan kecurigaan dirumah nanti.
Dirumah ternyata telah menunggu kedatangannya,kami pun dengan biasa masuk. Akupun membiasakan diri dengan menyebutnya "kak" agar tidak dicurigai oleh keluarga yang lain. Sering kami izin untuk hangout dan tidak pernah di permasalahkan atau dicurigai. Makan kesana-kesini,tingkah lucunya yang selalu membuat situasi ini tidak biasa. Kadang kala dia yang lebih tua dariku,tingkahnya manja dan kekanak-kanakan. Tapi disaat yang serius dia lebih dewasa menyikapi daripada aku,perhatiannya yang sangat matang dan selalu aku kagumi membuat energi tersendiri didalam tubuh ini.
Hari hari kami lewati bersama,hingga hal kecilpun tak pernah kami lewati untuk bersama. Karena aku sadar,bersama orang yang di sayangi itu berharga sekali setiap detiknya. Setiap pagi kucium diam-diam kenignya,pipinya. "mau peluk yang" dengan manjanya mendekap tubuhku dengan tangannya. Rasanya seperti tak ingin melewati ini semua begitu saja,ini tidak mudah tapi dia yang selalu menguatkanku. Bahkan 14 haripun terlewati begitu saja saking bahagianya hingga waktupun takpernah terasa.
Hingga hari dimana dia harus pergi mendahului karena harus melanjutkan kuliah pada saat itu. Rasanya seperti akan ada yang hilang, "Apa aku kuat tanpa dia lagi? Ujarku dalam hati. Yang biasanya menarik hidungku,mencium keningku akan pergi lagi? "Rasanya aneh,sakit tapi ini beneran dan aku gatau apa istilahnya."
Diubah oleh alifngrh 24-07-2016 03:38
0
1.2K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan