- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sumpah!!! Cuma Risma yang Bisa Bikin Keder Ahok


TS
blueship9
Sumpah!!! Cuma Risma yang Bisa Bikin Keder Ahok

Masyarakat Jakarta saat ini tengah ramai membujuk Risma untuk bertarung dengan Ahok dalam pesta politik Pilkada DKI 2017. Ahok pun merasa terancam dengan isu tersebut.
Berbagai elemen masyarakat di Jakarta akhir-akhir ini tengah ramai menyatakan dukungannya terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismahani (Risma) untuk menjadikan Jakarta menuju ibu kota yang lebih baik. Mereka pun tak sedikit yang membentuk komunitas relawan Risma.
Terakhir, muncul komunitas yang bernama Jaklovers yang digagas oleh Ustazah Neno Warisman bersama seluruh elemen masyarakat, seperti pekerja seni, pengusaha, cendikiawan, ulama dan juga mahasiswa. Mereka menyatakan dukungannya kepada perempuan nomor satu di Kota berlambang ikan Hiu dan Buaya tersebut.
Jaklovers sendiri singkatan dari Jakarta Love Risma atau Jakarta Cinta Risma. Mereka mendeklarasikan diri di Restoran Raja Hoki, Jakarta Selatan, Kamis, (21/7/2016).
Neno Warisman yang menjadi juru bicara Jaklovers menyampaikan, warga Jakarta rindu sosok pemimpin yang peduli rakyat kecil. Menurutnya, satu-satunya pengganti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang paling cocok memimpin kota Jakarta saat ini hanyalah Risma. Risma dianggap memiliki nilai kejujuran sebagai sosok pemimpin, serta memiliki sifat santun dan merakyat.
“Memimpin dengan hati tapi diwujudkan dalam kinerja yang profesional berkelas internasional,” katanya saat mendeklarasikan Jaklovers.
Jiwa kepemimpinan Risma, ujar Neno, didukung dengan kesederhanaannya. Menurut dia, itulah yang membuat sosok Risma bisa meraih banyak prestasi selama memimpin Surabaya dan terpilih menjadi salah satu dari 50 pemimpin hebat dunia versi majalah Fortune.
“Insya Allah nanti kita akan mendapatkan seorang wanita yang tak kalah dengan kepemimpinan laki-laki,” ujarnya.
Sejumlah elemen masyarakat dan komunitas bergabung dalam kelompok ini. Mereka di antaranya Forum Pemuda Betawi, Aliansi Mahasiswa Jakarta, Korkom HMI Universitas Indonesia, Forum Indonesia Muda, From RT-RW DKI Jakarta, Komunitas Muslim Cinta Jakarta (MC-Jak), Pengusaha Muda Jakarta, dan Komunitas Young Islamic Leaders. “Mereka bahkan siap berangkat ke Surabaya untuk menjemput Bu Risma dan melakukan pendekatan dengan masyarakat Surabaya,” ujar Neno.
Ia berpendapat, apabila pemimpin Jakarta memimpin dengan amanah, santun, dan teduh, akan berdampak pada tingkat nasional dan seluruh negeri. “Semoga, ke depan, warga Surabaya memahami, kami memanggil Bu Risma bukan hanya untuk Jakarta,” ucapnya.
Arif Munandar, sekretaris Jaklovers, mengatakan Jaklovers adalah murni gerakan sendiri tanpa campur tangan partai politik. “Jaklovers tidak ada hubungan dengan PDIP dan partai politik mana pun,” ujar Arif.
Ia pun menjelaskan soal dana. Segala dana yang masuk, ujar dia, akan digunakan untuk kepentingan gerakan dan memfasilitasi perwakilan Jakarta yang ingin beraudiensi langsung ke Surabaya, mengajak Risma maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Sebelumnya, beberapa kelompok masyarakat telah mendeklarasikan diri untuk mendukung Risma. Mereka antara lain Barisan Risma (Baris), Tanah Merah untuk Risma (Tameris), dan Aliansi Masyarakat untuk Risma (Amaris). Mereka juga berniat bertemu Risma di Surabaya untuk menyampaikan niatnya.
Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) juga merekomendasikan Risma. Karena itu, MPJ mencoba membuka komunikasi dengan Risma dan Megawati Soekarnoputri.
“Tak dapat dipungkiri, keberhasilan Risma menata Surabaya membuat rakyat Jakarta jatuh hati,” kata anggota Dewan Syura Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) Ustaz Bachtiar Nasir, Rabu (20/7/2016).
Selain itu, lanjut dia, rakyat Jakarta juga mengharapkan agar Risma nantinya dapat membuat perubahan-perubahan seperti yang dilakukan di Surabaya dengan hati, dengan kesungguhan, dan juga jauh dari kesan pencitraan.
Ketua Badan Pekerja MPJ Iwel Sastra menjelaskan, dukungan untuk Risma tidak datang begitu saja. “MPJ tidak tiba-tiba melirik ibu Risma,” kata Iwel.
Iwel menambahkan, “Nama Ibu Risma sudah masuk dalam bahasan MPJ sejak Maret, April, Mei 2016 yang lalu sebelum akhirnya mengumumkan tujuh cagub yang direkomendasikan MPJ pada Jumat (10/6) Jumat di Masjid Al-Azhar. Namun karena beliau belum kelihatan pernyataan keinginan maju, inilah yang menjadi alasan MPJ pada bulan Juni yang lalu tidak mamasukkan nama bu Risma.”
Rupanya setelah Lebaran, lanjut Iwel, dukungan masyarakat terhadap MPJ untuk memasukkan Risma sebagai Cagub DKI semakin banyak. “Setelah kami diskusikan dengan badan internal dan masyarakat, akhirnya kita mendorong ibu Risma menjadi Cagub DKI 2017, karena banyak sekali desakan dari masyarakat agar Bu Risma diusung. Insyallah ini didengar oleh Bu Risma,” ucapnya.
Selain itu, kata Iwel, MPJ juga berharap PDIP mendengarkan aspirasi masyarakat untuk mengusung Risma dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. “Partai-partai lain pun banyak juga yang sudah melirik-lirik bu Risma,” kata Iwel.
Bagaimana tanggapan Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P) terkait aspirasi masyarakat Jakarta yang ingin mengusung Risma?
Dalam proses penjaringan nama bakal calon Gubernur DKI Jakarta di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017, PDIP sebenarnya telah membagi menjadi tiga kluster. Apakah Ahok masuk dalam daftar?
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan, dari tiga kluster tersebut, partainya tetap memasukkan nama petahana Ahok dalam kluster ketiga.
“Pak Ahok masuk kluster ketiga. Di kluster ketiga, sejauh kami butuhkan dan kemudian ada kecocokan di dalam pembicaraan, kami akan undang mereka,” ujar Andreas, Jumat (22/7/2016).
Andreas mengatakan, daftar nama yang masuk kluster ketiga adalah nama-nama yang muncul di masyarakat. Namun, kata Andreas, nama tersebur tidak mendaftar saat proses penjaringan yang diselenggarakan oleh partai, beberapa waktu lalu. Selain Ahok, nama lain yang masuk kluster ketiga adalah Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso.
Adapun nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masuk kluster kedua. Kluster kedua, kata Andreas ialah kader yang dianggap memiliki kemampuan dan sudah dipantau partai.
“Mereka merupakan kader partai yang tidak mendaftar. Tapi PDI Perjuangan punya catatan dan memperhatikan dukungan masyarakat terhadap mereka,” kata Andreas.
Dari dua kluster tersebut, Andreas mengatakan partainya masih akan melakukan pemetaan terlebih dahulu.
Sementara, kluster pertama diisi oleh orang-orang yang mendaftar dan mengikuti proses penjaringan yang ditutup 25 April lalu. Ada 27 pendaftar selama proses penjaringan itu. Di antaranya adalah Yusril Ihza Mahendra, Hasnaeni ‘Wanita Emas’ Moein, dan Sandiaga Uno.
Dari 27 nama itu, DPP menyeleksi lagi hingga menghasilkan enam nama bakal calon GUbernur DKI Jakarta. Keenam nama tersebut sudah diserahkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Meski demikian, saat ini keenam nama tersebut belum bisa diumumkan. “Masih dalam proses peninjauan,” kata Andreas.
Namun demikian, DPP PDIP merahasiakan enam nama bakal calon gubernur DKI yang lolos dalam fit and proper test.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya mengatakan dari 27 nama yang masuk ke DPP, akhirnya dikerucutkan jadi enam orang. “Mereka ada yang ahli tata kota, ada juga di situ yang memang punya pengalaman di dalam jajaran birokrasi yang cukup lama, ada akademisi. Itu bocorannya (calon yang lolos),” beber Hasto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis(21/7/2016).
Sebaliknya, politikus PDIP Masinton Pasaribu, mengatakan partainya tidak menutup kemungkinan mengusung Risma, tentunya setelah partai menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat sebelum mengajukan beberapa nama.
Saat ini, kata Masinton, figur Risma dan Budi Waseso menjadi sosok baru yang diwacanakan bakal diusung PDIP. Namun Masinton mengaku belum ada pembicaraan khusus dengan Risma ataupun Budi Waseso.
“Belum ada pembicaraan khusus dengan Risma. Tugas partai adalah menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat DKI Jakarta,” ucap Masinton.
Masinton memang mengakui Risma dan Budi Waseso adalah nama yang muncul dari aspirasi warga Jakarta. “Saya kebetulan tahu dari dapil saya di Jakarta,” ujarnya. Apabila keduanya memenuhi keinginan masyarakat, tutur dia, partainya bakal mengirim kader partai untuk menjalin komunikasi.
Sementara Risma saat disinggung soal banyaknya warga Jakarta yang menginginkan dia menjadi Cagub DKI mengaku tidak bisa membayangkan. Bahkan jika dirinya ditunjuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk maju, yang terlontar dari mulut Risma hanyalah, “‘Mati aku’, hahaha,” ujar Risma seraya tertawa saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (21/7/2016).
Kemudian, Risma menemukan cara yang efektif bagaimana ia menolak instruksi partai tersebut. “Mungkin warga Surabaya yang bisa jawab,” ujar dia.
“Ya aku juga bingung. Bagaimana aku bisa jawab wong aku ndak pernah membayangkan ada pertanyaan itu. Atau nanti tak pikirkan lagi deh,” lanjut Risma.
Risma tampaknya tak mau ambil pusing dengan desakan warga Jakarta yang memintanya menjadi pesaing Ahok.
“Aku gak taulah, wong aku di Surabaya kerja kok. Aku di Jakarta kerja, eh di Surabaya kerja, kok di Jakarta, hahaha. Tanya stafku nih, aku tidur sehari itu satu jam,” jawabnya.
Risma belum bisa menentukan sikap soal kesiapannya memimpin ibu kota nanti. Risma menyerahkan semua ke surat tangan yang ditentukan Tuhan. Namun demikian, Risma mengaku takut jika takdir yang diberikan Tuhan padanya malah berubah menjadi bencana saat memimpin Jakarta kelak.
“Kalau Tuhan menentukan lain gimana? Aku sudah ngomong pertama itu gak mau, gak mau, gak mau, tapi Tuhan itu ngomong lain,” jelas politisi PDIP ini.
“Eh aku tuh berangkatnya dari dua persen tahu. Anak-anak muda bilang jalan aja. Seminggu naik 20 persen, dua minggu naik lagi. Saya bilang, ya udah apalagilah, biar aja kalah, jalan, gak taunya jadi. ini yang aku takutkan. Mohon maaf ya. Tiba-tiba Tuhan ngomong, kamu bilang kamu siap ya tak uji kamu saya kasih bencana, mati aku. Itu yang aku takutkan. Jadi jangan tanya lagi soal hal itu ya. Serius,” beber Risma.
Dia tak akan takut mengecawakan pendukungnya yang memintanya untuk bertarung di Jakarta jika tak jadi dicalonkan kelak.
“Nanti kita masih temenlah ya. Ya megecewakan gimana, aku juga gak tahu,” demikian Risma.
Terpisah, Ahok saat ditanya isu seputar Risma diusung PDIP dan warga Jakarta, justru menunjukkan sikap kelabakan. Tampaknya Ahok keder jika memang benar Risma bakal diusung PDIP. Dengan ketus Ahok menjawab, “Kamu tak usah berangan-angan, tidak usah cari gosip aja lah ‘lo’!” Jawabnya Ahok dengan ketus di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/7/2016).
Selama ini memang hubungan Ahok dan PDIP telah renggang. Penyebabnya tak lain karena Ahok bersikeras mencalonkan diri melalui jalur independen. Tapi belakangan sikap Ahok tidak seperti awal. Mantan Bupati Belitung Timur justru dengan memberi sinyal-sinyal penerimaan dukungan parpol untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.
Mendekatnya tiga partai politik yakni Hanura, NasDem, dan Golkar membuat Ahok memikir ulang keputusannya lantaran jalur partai politik lebih mudah ketimbang perseorangan. Di sisi lain Ahok masih percaya diri Megawati bakal menggunakan hak prerogatif untuk memilihnya menjadi calon gubernur DKI Jakarta dari PDIP.
“Mereka (DPD Jakarta) enggak ngerti. PDI Perjuangan kan dari dulu kalau kongres hampir semua kongres buat keputusan memberikan hak prerogatif kepada Bu Mega. Menentukan pengurus sampai menentukan untuk calon gubernur,” sebut Ahok.
Menurut Ahok, dalam menentukan calon gubernur dari PDIP, Megawati akan memilih orang yang diinginkan oleh masyarakat Jakarta. Ahok merasa yakin dirinyalah yang bakal dipilih, namun dia memutuskan untuk bergabung dengan Teman Ahok dari jalur independen. “Cuman waktu itu saya bilang, Teman-teman Ahok enggak mau nunggu nih,” seru
http://www.siagaindonesia.com/129498...eder-ahok.html
Risma jagoan nasbung yang baru nih

Polling
0 suara
Ahok vs Risma


tien212700 memberi reputasi
1
2.4K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan