Di lingkungan sekitarmu tentu muncul sikap stereotip dan norma-norma perilaku. Jika perilakumu tidak sesuai dengan norma yang ada di lingkunganmu, tentunya ada alasan untuk menjadi malu. Namun demikian, terkadang rasa malu itu menunjukka sesuatu yang salah sehingga tidak wajar untuk menjadi malu, apa saja itu?
Spoiler for 1.Kerabat/Keluarga:
Quote:
Siapa kerabat dan siapa keluarga, kita tidak bisa memilih, oleh karena itu tidak alasan untuk menjadi malu karena mereka. Mungkin ada kerabat yang kurang cantik/tampan, sakit-sakitan, mengalami krisis, atau bermasalah lainnya. Kamu tentunya harus menerima mereka apa adanya. Mungkin ada juga kerabat yang aneh, gila, dan tidak memiki pekerjaan yang bergengsi. Namun mereka adalah kerabat dan keluargamu, yang pastinya lebih mengenal dan menyayangimu. Keluarga adalah semuanya. Biarkan keluargamu, paman, bibi, adik, kakak mengerjakan hobi yang mereka sukai, dengarkan ibu dan ayah yang menasehatimu. Yang penting mereka semua berperilaku baik-baik.
Spoiler for 2.Bentuk Fisik:
Quote:
Bantuk fisik adalah anugrah Tuhan sejak lahir, pun tidak bisa menggambar bagaimana kita sendiri. Seorang filosof berkata,”ketika pria ingin menjadi kuat, itu adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah ketika dia ingin menjadi tampan”.
Bagitu halnya wanita. Wajar jika dia ingin menjadi feminis, tapi tak wajar jika dia ingin menjadi cantik dengan cara paksa seperti operasi/dukun.
Kecantikan sejati ada pada hati dan otak. Jika kamu mempunyai anugrah talenta dan karisma, apa arti bentuk fisik semata?
Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu saat akan pergi karena alasan fisik tersebut.
Spoiler for 3. Emosi:
Quote:
Semua orang yang tulus hati dan ikhlas bisa menangis. Tidak ada yang melarang untuk menangis, tidak ada alasan malu menangis untuk mengekspresikan wajah dalam kesedihan dan sukacita. Jika dengan menangis membuatmu lega, maka menangislah. Ini bukan berarti menunjukkan emosi itu adalah sesuatu yang tidak baik.
Menangis saat mendengarkan musik, menonton film dramatis pun merupakan hal yang wajar. Pun sebaliknya, jika ingin tertawa bebas, tertawalah.
Namun, satu hal – mengeluh sesuatu tanpa alasan dan menunjukkan emosi yang buruk, adalah yang tidak wajar.
Orang-orang tentunya mengalami kebosanan, frustrasi, kebahagiaan. Orang yang lemah lembut itu bukan berarti menunjukkan orang yang lemah.
Spoiler for 4. Keyakinan:
Quote:
Agama adalah hak asasi, bawaan dari lahir, hal yang fitrah. Demi keyakinannya, orang akan mempertahakannya dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-sehari.
Ada suatu kebanggaan dalam hidup setiap orang yang beragama. Bahkan karena kesadaran itulah, sila pertama Pancasila berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama dan berkeyakinan.
Orang yang taat beragama itu dihormati. Orang beragama yang tidak menyembunyikan identitasnya dan taat menjalakannya, lebih dihormati lagi.
Orang yang memalukan itu adalah yang melakukan hal-hal keji, bangga berselingkuh, dan melakukan maksiat tanpa malu.
Spoiler for 5. Kegemaran:
Quote:
Suatu hari ada seorang lelaki. Dia adalah lelaki baik-baik, periang, lucu, tetapi menyimpan kesedihan. Dia tidak tahu apa yang dikerjakan dalam hidupnya. Saat berusaha untuk menemukan jati diri, dia malah gagal dan terpuruk. Sepanjang hidupnya, dia bermimpi ingin menjadi penari balet, tetapi malu, kaena nantinya orang-orang akan memperlakukannya seperti bencong di daerahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang, bahwa balet untuk lelaki bukanlah hal yang layak untuk menjadi malu.
Kemudian dia mulai menjalani kegiatan yang dia sukai, siang malam, sampai ayahnya memukulnya dan memaksanya untuk menjadi seorang tentara. Di daerah tersebut, ayahnya malu mengetahui bahwa anaknya menjadi seorang penari balet, seperti aib bagi keluarga, tak kurangnya seperti memiliki anak gadis prostitusi. Selama hidupnya, saat dia tidak menyembunyikan hobi dan tidak malu akan kegemarannya, dia merasakan momen bahagia dalam hidupnya. Saat semuanya hilang, dia memutuskan gantung diri.
Spoiler for 6. Teman:
Quote:
Waktu adalah uang. Hargailah waktu detik demi detik. Bahkan kata pepatah Arab, waktu seperti pedang, jika tidak pandai memanfaatknya, waktu itu sendiri yang akan menebas kita. Kiranya tidak akan bijaksana memanfaatkan waktu itu sendiri jika tanpa ada kehadiran teman di sekelilingmu, yang berbagi dan memberikan pandangan hidup berbeda-beda.
Dalam bersahabat, biasanya kita memilih teman yang memiliki kondisi psikologi, mentalitas, ataupun kesenangan yang sama.
Sahabat adalah bagian dari hidupmu, jika muncul rasa malu karena memiliki sahabat yang kekurangan adalah adalah dosa, karena itu berarti merendahkannya.
Spoiler for 7. Kebiasaan Makan dan Pola Hidup Sehat:
Quote:
Menjadi vegetarian atau tidak, itu adalah pilihan. Tidak perlu bila kamu memiliki pola hidup dan kebiasaan makan yang berbeda dengan lainnya. Kenapa harus malu? Tidak minum dan tidak merokok? Makan sesuatu yang banyak tidak disukai orang? Tidak seperti lainnya? Tidak kekinian? Tidak ada secuil pun hal yang perlu dirasa memalukan untuk menjalani pola dan kebiasaan hidup sehat.
Spoiler for 8. Masa Lalu:
Quote:
Setiap orang pasti memili cerita dan kenangan masa lalu. Bumi itu berputar, oleh karenanya kehidupan pun juga berputar, kadang di atas kadang di bawah.
Belajarlah dari pengalaman dan masa lalu, jadikan pelajaran, karena sebenarnya masa lalu itu turut membentuk kesuksesan di masa depan. Seburuk apapun masa lalu itu, itu bisa menjadi pelajaran dalam hidup untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Tidak sedikit orang hebat di masa kini yang justru bangkit dari keterpurukan di masa lalunya. Move on! Hiduplah bekerja untuk duniamu seakan engkau akan mati besok. Belajarlah seakan engkau akan hidup selamanya!
Spoiler for 9. Tidak Biasa:
Quote:
Jika kamu berbeda, lain dari yang lain, perilaku, kebiasaan, aktivitas, pandangan, ambillah ini sebagai berkah lahiriah. Jangan anggap itu minus, tapi anggap itu nilai plusmu, ciri-ciri, dan keuntungan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Spoiler for 10. Profesi:
Quote:
Jadikan profesi itu sebagai kesenangan. Jika kamu nyaman dengan pekerjaanmu, tentu kamu juga akan senang menjalaninya.
Kadang orang malu mengakui profesinya. Apa pekerjaanmu? Apa pekerjaan orang tuamu?
Profesi atau pekerjaan apapun itu, baik pekerja fisik maupun intelektual, yang penting halal dan tidak bertentangan dengan norma.
Malulah kamu jika kamu berbuat maksiat, dosa, menyakiti dan merugikan orang lain, tapi jangan pernah malu dengan usaha dan kerja kerasmu!