- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ahok Dinilai Abai Bangun Suprastruktur Jakarta


TS
okoki
Ahok Dinilai Abai Bangun Suprastruktur Jakarta
Quote:
JAKARTA- Kualitas kota tak diukur dengan gedung-gedung bertingkat, banyaknya mal, apartemen atau jalan tol. Lebih penting adalah sejauh mana kehidupan sosial ditata menjadi lebih beradab dan berkeadilan.
Demikian disampaikan Agusta Surya Buana, Ketua Forum Pemerhati Pilkada Jakarta dalam diskusi "Siapa Bisa Lawan Ahok: Menjadikan Pilkada Jakarta Berkualitas" di Coffee Lasser, Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (18/7/2016). Ia menilai, pembangunan Jakarta di bawah Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sama sekali tak mencerminkan prinsip tersebut.
"Banyaknya kasus penggusuran paksa, minimnya pelibatan partisipasi publik dalam kebijakan, juga gaya bicara dan kepemimpinannya yang tak patut dijadikan teladan sangat jauh dari prinsip membangun keadaban kota," katanya.
Menurut Agusta, selama ini Ahok hanya fokus membangun infrastruktur tapi abai terhadap suprastruktur. Termasuk dalam hal ini ialah mendorong manusia yang lemah menjadi berdaya. Akibatnya, jurang pemisah antara kelompok kaya dan kelompok miskin makin lebar.
"Pertanyaannya kemudian, bangun infrastruktur buat siapa? Orang miskin gak punya akses kok," imbuhnya.
Karena itu ia merasa tidak heran bila banyak pihak yang mepertanyakan kinerja Ahok belakangan ini. Jika sebelumnya tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok mencapai 80 persen, kini menurun drastis menjadi sekitar 40 persen.
"Ini saya pelajari dari banyak hasil survei beberapa lembaga, dari Maret, April sampai Mei," kata Agusta.
Pada Maret 2016, lanjutnya, survei Konsultan Citra Indonesia (LSI Network) menyebut kepuasan terhadap Ahok mencapai 77,6 persen dan survei Charta Politica 82,8 persen. Di bulan April, survei Populi Center dan Kedai Kopi menyebut kepuasan terhadap kinerja Ahok masing-masing 73,7 persen dan 68,5 persen.
"Bulan Mei ini ada tiga survei. Media Survei Nasional, Konsep Indonesia, dan LSPI. Semua menurun di bawah 50 persen," ulasnya
Agusta menyatakan sejauh ini hanya Yusril Ihza Mahendara yang bisa memberikan perlawanan sengit kepada Ahok. Yusril berdasarkan kajian lembaganya adalah figur penantang Ahok yang paling tinggi elektabilitasnya dan dipandang memiliki kualitas dan komitmen membangun keadaban kota Jakarta. Karenanya Agusta menyarankan agar 7 parpol yang belum mengambil sikap pada pilkada Jakarta untuk mengusung Yusril.
Sementara itu, Ketua Santri DKI Jakarta M. Syihabuddin menyatakan, dalam membangun kota mestinya Ahok memerhatikan empat prinsip dasar, yakni etika sosial, partisipasi publik, solidaritas sosial dan nilai-nilai toleransi.
Dengan penerapan prinsip ini, ujarnya, akan tercipta kondisi kehidupan bersama dimana setiap orang merasa memiliki dan bertanggugjawab atas kelangsungan kota.
"Sekarang muncul gak kebersamaan itu? Ada gak misalnya gotong royong untuk kebersihan lingkungan warga, musyawarah untuk konsensus dan segala macam? Buang sampah saja masih di selokan," tegasnya.
sumber: http://news.okezone.com/read/2016/07...ruktur-jakarta
Demikian disampaikan Agusta Surya Buana, Ketua Forum Pemerhati Pilkada Jakarta dalam diskusi "Siapa Bisa Lawan Ahok: Menjadikan Pilkada Jakarta Berkualitas" di Coffee Lasser, Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (18/7/2016). Ia menilai, pembangunan Jakarta di bawah Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sama sekali tak mencerminkan prinsip tersebut.
"Banyaknya kasus penggusuran paksa, minimnya pelibatan partisipasi publik dalam kebijakan, juga gaya bicara dan kepemimpinannya yang tak patut dijadikan teladan sangat jauh dari prinsip membangun keadaban kota," katanya.
Menurut Agusta, selama ini Ahok hanya fokus membangun infrastruktur tapi abai terhadap suprastruktur. Termasuk dalam hal ini ialah mendorong manusia yang lemah menjadi berdaya. Akibatnya, jurang pemisah antara kelompok kaya dan kelompok miskin makin lebar.
"Pertanyaannya kemudian, bangun infrastruktur buat siapa? Orang miskin gak punya akses kok," imbuhnya.
Karena itu ia merasa tidak heran bila banyak pihak yang mepertanyakan kinerja Ahok belakangan ini. Jika sebelumnya tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok mencapai 80 persen, kini menurun drastis menjadi sekitar 40 persen.
"Ini saya pelajari dari banyak hasil survei beberapa lembaga, dari Maret, April sampai Mei," kata Agusta.
Pada Maret 2016, lanjutnya, survei Konsultan Citra Indonesia (LSI Network) menyebut kepuasan terhadap Ahok mencapai 77,6 persen dan survei Charta Politica 82,8 persen. Di bulan April, survei Populi Center dan Kedai Kopi menyebut kepuasan terhadap kinerja Ahok masing-masing 73,7 persen dan 68,5 persen.
"Bulan Mei ini ada tiga survei. Media Survei Nasional, Konsep Indonesia, dan LSPI. Semua menurun di bawah 50 persen," ulasnya
Agusta menyatakan sejauh ini hanya Yusril Ihza Mahendara yang bisa memberikan perlawanan sengit kepada Ahok. Yusril berdasarkan kajian lembaganya adalah figur penantang Ahok yang paling tinggi elektabilitasnya dan dipandang memiliki kualitas dan komitmen membangun keadaban kota Jakarta. Karenanya Agusta menyarankan agar 7 parpol yang belum mengambil sikap pada pilkada Jakarta untuk mengusung Yusril.
Sementara itu, Ketua Santri DKI Jakarta M. Syihabuddin menyatakan, dalam membangun kota mestinya Ahok memerhatikan empat prinsip dasar, yakni etika sosial, partisipasi publik, solidaritas sosial dan nilai-nilai toleransi.
Dengan penerapan prinsip ini, ujarnya, akan tercipta kondisi kehidupan bersama dimana setiap orang merasa memiliki dan bertanggugjawab atas kelangsungan kota.
"Sekarang muncul gak kebersamaan itu? Ada gak misalnya gotong royong untuk kebersihan lingkungan warga, musyawarah untuk konsensus dan segala macam? Buang sampah saja masih di selokan," tegasnya.
sumber: http://news.okezone.com/read/2016/07...ruktur-jakarta
Waduh gimana nih pak Ahok

0
2.9K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan