- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
5 Sekawan Bike Rider
TS
theway001
5 Sekawan Bike Rider
Halo agan dan sista yang berkenan membaca thread ini. Saya mau cerita tentang persahabatan saya yang udah berjalan sampai saat ini, dimulai sejak SMP kelas 3. Tujuan dibuatnya tulisan ini untuk mengingat pengalaman yang pernah saya alami bersama mereka, karena seiring waktu perjalanan persahabatan kami sering mengalami pasang surut. Harapan saya, sahabat-sahabat saya dapat membaca thread yang saya buat ini, dan mereka tetap ingat kenangan yang telah kami lalui bersama. Silahkan disimak gan
Spoiler for 5 sekawan:
PENGENALAN
Persahabatan kami dimulai waktu kami duduk di kelas 9 SMP. Waktu itu di suatu sekolah di kota yang terkenal akan makanan soto, sedang marak adanya Geng atau kelompok. Kelompok yang ada saat itu, beranggotakan anak-anak yang cukup mampu, punya HP BB, terkenal diantara guru-guru, dan penghobi olahraga basket. Karena merasa tidak termasuk dalam golongan itu, saya berinisiatif membuat kelompok sendiri, dan mengumpulkan 4 anak yang memiliki latar belakang seperti saya, yang masing-masing dari kami mempunyai kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain. Kami mempunyai hobi naik sepeda kemudian beralih kemotor, motor yang kami kendarai berbeda merk, dan itu juga yang sering menjadi perdebatan tidak jelas. Kala itu Saya, Donat, dan Sopix fans boy Sepeda motor Ngahaem, sedangkan Menyek dan Tyo penganut paham Yamahmud. Perdebatan-perdebatan itu yang membuat kami tambah akrab dan menjadikan saya berinisiatif untuk menulis kenangan ini.
Quote:
Ringkasan karakter kami berlima:
1. Tyo
2. Donat
3. Sopix
4. Menyek
5. Kuning
INDEX CERITA
1. Tyo
Tyo merupakan pribadi yang dikagumi banyak orang. Dia aktif dalam organisasi dan menjadi ketua salah satu organisasi, Tyo juga pandai dalam pelajaran, pelajaran yang paling Tyo gemari adalah Kimia, bahkan dia dianggap sebagai anak sendiri oleh guru kimia kami sewaktu SMA. Selain itu, Tyo juga memiliki wajah yang rupawan dan sikap yang ramah terhadap siapa saja. Ibaratnya kalo dalam anime dia seperti Uchiha Itachi . Pada kelompok kami, Tyo seperti kakak kami, yang menjadi penengah saat kami berselisih paham, hal itu juga dikarenakan dia yang paling tua dikelompok kami.
2. Donat
Donat? ya Donat, ia julukin Donat karena sesuai namanya bertubuh bulat seperti kodok eh Donat, hehehe . Berbeda dengan Tyo, Donat adalah pribadi yang paling sering dibully, karena kepolosan Donat. Donat memang tidak mengusai pelajaran sekolah tetapi dalam hal bermain GAME, bisa dikatan dia seseorang yang handal. Selain itu, dia mempunyai kepercayaan diri yang lebih dibandingkan kami teman-temannya, hal ini dibuktikan dengan jumlah mantan Donat yang sudah mencapai puluhan. Meskipun banyak mantan, tapi Donat adalah tipe pria yang setia dalam hubungan, dia tidak mau mendua dan juga sahabat yang rela berkorban bagi kami.
3. Sopix
Sopix pribadi yang mempunyai tubuh atletis, hati yang lembut, rajin beribadah, mempunyai sopan santun yang tinggi. Sopix jago dalam pelajaran Geografi bahkan dia pernah menyabet juara dalam olimpiade geografi yang diadakan kabupaten. Sopix merupakan orang yang suka ngebut di Jalanan, Si Donat menjadi saingan Sopix saat dijalan, mereka berdua sering imbang saat balapan.
4. Menyek
Menyek, sahabat saya yang memiliki perubahan yang paling drastis. Pribadi yang dahulu manja dan kekanak-kanakan, selalu berantem dengan Donat apapun topiknya, tidak suka repot namun suka merepotkan, paling susah kalo diajak keluar, paling misterius perjalanan cinta (Ga pernah curhat tentang pacarnya). Menyek yang sekarang sudah berubah lebih dewasa.
5. Kuning
Paling labil, karena suka warna kuning akibat mantan saya suka warna kuning. Inisiator kelompok yang sering tersesat (kadang lelah, marah, jengkel dengan kelompok karena ga punya inisiatif sendiri buat ngumpul) tetapi loyal dan cinta terhadap kelompok ini. Biang trouble maker namun juga problem solver. Penulis cerita ini.
Persahabatan awal kami terbentuk dari kelompok yangi hobinya bersepeda. Cerita ini ditulis, saat saya sedang kehilangan arah dalam persabatan kami, sehingga menjadi motivasi untuk tetap menjaga hubungan baik meskipun sudah berbeda prinsip. Sehingga saat saya bosan, saya dapat membacanya lagi dan mengingat masa-masa indah yang pernah saya lalui bersama mereka.
INDEX CERITA
Spoiler for Awal Perjalanan:
Quote:
Awal Mula Grup Sepeda
Waktu itu saya masih ingat betul dalam benak saya, liburan kenaikan kelas, saya duduk dikelas 2 SMP. Sebelum berlibur, saya , Tyo, Donat, Menyek dan Putra menyusun rencana liburan untuk bersepeda menuju ke Gunung. Itu adalah pertama kalinya kami bersepeda bersama dan pertama bagi kami menuju ke Gunung. Semangat kami sangat membara. Setelah tiba hari yang telah ditentukan, saya bangun pagi-pagi sekali pukul 04.00, bersiap-siap untuk menuju kerumah Tyo yang berjarak 500 meter dari rumah saya. Kami ( Saya, Putra, Menyek) sepakat untuk kumpul dirumah Tyo lalu bergegas menuju rumah Donat, lalu bergegas menuju ke Colo.
Sesampainya saya dirumah, saya bergegas menuju keWC, dan setelah selesai saya bergegas balik menuju kerumah Tyo. Putra dan Menyek ternyata baru sampe. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju kerumah Donat. Kami mengayuh sepeda kami sekuat tenaga. Jarak rumah Tyo ke rumah Donat sekitar 3 Km, lokasi rumah Donat berada dilereng Colo. Sekitar 15 menit kami sampe dirumah Donat.
Setelah perkataan itu Menyek mengumpat-umpat. Tepat pukul 06.00 pagi kami meluncur dari rumah Donat. Saya yang bersemangat memimpin jalan. Karena itu pengalaman kami yang pertama, kami ga memperhitungkan tenaga yang harus kami keluarkan untuk menyepeda ke Colo. Kami mengebut dari rumah Donat sampe di Pom Bensin Dawe kami mulai kelelahan. Disana ada warung, kami putuskan untuk membeli logistik (Mijon, dan air putih).
Menyek : “Nat, sebagai upah karena kami menunggu ente mandi, b*ker, pokoke jajake minum”.
Donatpun, menraktir kami minum diwarung itu .
Kami mulai menghadapi tanjakan pertama yaitu pasar Dawe, disana kami masih bersemangat dan tenaga masih tersisa banyak.
Kami semua tertawa , karena memang Donat dianugrahi badan yang lebih diantara kami apalagi perjalanan menuju Colo medannya berat untuk kami yang pada waktu itu masih anak SMP dan pemula. Sepeda Donat juga mengalami masalah pada rujinya, ruji sepeda Donat ada yang patah.
Setelah beristirahat, kami berfoto dulu, lalu melanjutkan perjalanan. Dua-tiga kayuhan sepeda kami berhenti, karena dengkul kami yang mulai kelelahan. Kami beruntung karena didepan kami ada warung makan. Kami memesan mie rebus dan kami semua memakan 2 mi rebus langsung.
Letak warung kami ke Kebun Bapak sebenarnya dekat, tapi karena jalannya menanjak tajam dan kaki kami sudah loyo, maka kami menuntun sepeda kami. Ditengah perjalanan, sepeda Donat juga mengalami kerusakan gear. Malang banget nasib Donat. Saat kami sampe di Bumi Perkemahan, kami sangat senang.
Saking senangnya karena sampe di Bumi Perkemahan, Donat turun dan mendahului kami. Dia lupa kalo Menyek akan menraktir di Kebun Bapak. Akhirnya kami bergegas menemani Donat Turun. Pada waktu turun, kami sangat senang. Ya senang, naik sepeda dengan kecepatan 80 km/jam . Namun hal itu tidak berlaku bagi Putra dan Tyo, rem sepeda mereka blong. Sepanjang perjalanan turun mereka mengerem dengan sandal mereka. Sampe dibawah ternyata pukul 12.00 siang, Donat disuruh balik sama ibunya. Sedangkan kami berempat mencari warung makan lalu kami pulang. Diwarung makanpun Menyek tidak menraktir kami.
Begitulah awal dari 5 sekawan bike rider, Kuning, Putra, Tyo, Menyek, dan Donat. Karena kesibukan , akhirnya Putra tidak ikut sepedaan lagi dan akhirnya digantikan dengan Sopix. Meskipun hari itu sangat melelahkan, namun sangat berarti bagi saya. Bersama mereka saya melakukan hal baru dan menarik bagi hidup saya.
Waktu itu saya masih ingat betul dalam benak saya, liburan kenaikan kelas, saya duduk dikelas 2 SMP. Sebelum berlibur, saya , Tyo, Donat, Menyek dan Putra menyusun rencana liburan untuk bersepeda menuju ke Gunung. Itu adalah pertama kalinya kami bersepeda bersama dan pertama bagi kami menuju ke Gunung. Semangat kami sangat membara. Setelah tiba hari yang telah ditentukan, saya bangun pagi-pagi sekali pukul 04.00, bersiap-siap untuk menuju kerumah Tyo yang berjarak 500 meter dari rumah saya. Kami ( Saya, Putra, Menyek) sepakat untuk kumpul dirumah Tyo lalu bergegas menuju rumah Donat, lalu bergegas menuju ke Colo.
Quote:
Pukul 04.15 saya sudah berada dirumah Tyo. Namun karena jarang bangun pagi, hari itu juga udaranya dingin dan perasaan grogi melanda maka,
Kuning : “Yok, wetengku mules.e, aku pulang dulu ya mau b*ker”.
Tyo : “ Yowis, mumpung Putra sama Menyek belum datang “.
Kuning : “ Ok, Yok”.
Kuning : “Yok, wetengku mules.e, aku pulang dulu ya mau b*ker”.
Tyo : “ Yowis, mumpung Putra sama Menyek belum datang “.
Kuning : “ Ok, Yok”.
Sesampainya saya dirumah, saya bergegas menuju keWC, dan setelah selesai saya bergegas balik menuju kerumah Tyo. Putra dan Menyek ternyata baru sampe. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju kerumah Donat. Kami mengayuh sepeda kami sekuat tenaga. Jarak rumah Tyo ke rumah Donat sekitar 3 Km, lokasi rumah Donat berada dilereng Colo. Sekitar 15 menit kami sampe dirumah Donat.
Quote:
Tok-tok-tok-tok, Kami mengetuk rumah Donat, karena rumahnya ga ada bel dan pagarnya.
Menyek : “Nat, metu(Keluar), jadi spedaan ora?”.
Putra : “ Oi, Nat-Donat Gembul”.
Menyek : “Nat, metu(Keluar), jadi spedaan ora?”.
Putra : “ Oi, Nat-Donat Gembul”.
Quote:
Selang 10 menit berteriak-teriak, dipagi hari yang senyap. Donat keluar dan ternyata Donat belum persiapan.
Donat : “Wah, sory ya bro, ane kemarin habis begadang , ane mandi dulu ya ”.
Donat : “Wah, sory ya bro, ane kemarin habis begadang , ane mandi dulu ya ”.
Setelah perkataan itu Menyek mengumpat-umpat. Tepat pukul 06.00 pagi kami meluncur dari rumah Donat. Saya yang bersemangat memimpin jalan. Karena itu pengalaman kami yang pertama, kami ga memperhitungkan tenaga yang harus kami keluarkan untuk menyepeda ke Colo. Kami mengebut dari rumah Donat sampe di Pom Bensin Dawe kami mulai kelelahan. Disana ada warung, kami putuskan untuk membeli logistik (Mijon, dan air putih).
Menyek : “Nat, sebagai upah karena kami menunggu ente mandi, b*ker, pokoke jajake minum”.
Donatpun, menraktir kami minum diwarung itu .
Kami mulai menghadapi tanjakan pertama yaitu pasar Dawe, disana kami masih bersemangat dan tenaga masih tersisa banyak.
Quote:
Setelah 1 jam menanjak, kami mulai kelahan dan untung dipinggir jalan ada gubuk.
Kuning : “ Wah, aku kesel.e (capek), padahal Colo masih jauh”.
Tyo : “Lha kue yo mabuk, ngebut ae soko mau (ngebut aja dari tadi) “.
Putra : “Iyo aku yo kesel ki”.
Donat : “Sukur”.
Menyek : “Heleh, nat-Donat emge ente ga capek?”.
Donat : “ Capek Bro!!!”.
Kuning : “ Wah, aku kesel.e (capek), padahal Colo masih jauh”.
Tyo : “Lha kue yo mabuk, ngebut ae soko mau (ngebut aja dari tadi) “.
Putra : “Iyo aku yo kesel ki”.
Donat : “Sukur”.
Menyek : “Heleh, nat-Donat emge ente ga capek?”.
Donat : “ Capek Bro!!!”.
Kami semua tertawa , karena memang Donat dianugrahi badan yang lebih diantara kami apalagi perjalanan menuju Colo medannya berat untuk kami yang pada waktu itu masih anak SMP dan pemula. Sepeda Donat juga mengalami masalah pada rujinya, ruji sepeda Donat ada yang patah.
Setelah beristirahat, kami berfoto dulu, lalu melanjutkan perjalanan. Dua-tiga kayuhan sepeda kami berhenti, karena dengkul kami yang mulai kelelahan. Kami beruntung karena didepan kami ada warung makan. Kami memesan mie rebus dan kami semua memakan 2 mi rebus langsung.
Quote:
Saat kami makan mie, kami disusul seseorang.
Bapak Menyek : “ Nang, kamu baru sampe disini to?”.
Menyek : “ Ya, pak, tadi lama nunggu Donat”.
Bapak Menyek : “ Nang, kamu baru sampe disini to?”.
Menyek : “ Ya, pak, tadi lama nunggu Donat”.
Quote:
Bapak Menyek ternyata juga sedang bersepeda dengan teman-temannya menuju salah satu restoran di Colo (Kebun Bapak).
Bapak Menyek : (merogoh saku dicelana, dan mengeluarkan uang 5 juta, ya 5 juta) “ Iki nang, buat jajan”.
Menyek : “Sip”. (Sambil tersenyum manja).
Meskipun Menyek dapat uang saku banyak, tapi dia tidak menraktir mie rebus kami.
Menyek : “Nanti nyepeda sampe Kebun Bapak Yo!, ntar tak traktir”.
Putra,Donat, Tyo, Kuning : “Siap”.
Bapak Menyek : (merogoh saku dicelana, dan mengeluarkan uang 5 juta, ya 5 juta) “ Iki nang, buat jajan”.
Menyek : “Sip”. (Sambil tersenyum manja).
Meskipun Menyek dapat uang saku banyak, tapi dia tidak menraktir mie rebus kami.
Menyek : “Nanti nyepeda sampe Kebun Bapak Yo!, ntar tak traktir”.
Putra,Donat, Tyo, Kuning : “Siap”.
Letak warung kami ke Kebun Bapak sebenarnya dekat, tapi karena jalannya menanjak tajam dan kaki kami sudah loyo, maka kami menuntun sepeda kami. Ditengah perjalanan, sepeda Donat juga mengalami kerusakan gear. Malang banget nasib Donat. Saat kami sampe di Bumi Perkemahan, kami sangat senang.
Quote:
Letak Kebun Bapak adalah 10 meter dari gerbang Bumi Perkemahan.
Donat : “ Wes yo, aku balik”.
Donat : “ Wes yo, aku balik”.
Saking senangnya karena sampe di Bumi Perkemahan, Donat turun dan mendahului kami. Dia lupa kalo Menyek akan menraktir di Kebun Bapak. Akhirnya kami bergegas menemani Donat Turun. Pada waktu turun, kami sangat senang. Ya senang, naik sepeda dengan kecepatan 80 km/jam . Namun hal itu tidak berlaku bagi Putra dan Tyo, rem sepeda mereka blong. Sepanjang perjalanan turun mereka mengerem dengan sandal mereka. Sampe dibawah ternyata pukul 12.00 siang, Donat disuruh balik sama ibunya. Sedangkan kami berempat mencari warung makan lalu kami pulang. Diwarung makanpun Menyek tidak menraktir kami.
Begitulah awal dari 5 sekawan bike rider, Kuning, Putra, Tyo, Menyek, dan Donat. Karena kesibukan , akhirnya Putra tidak ikut sepedaan lagi dan akhirnya digantikan dengan Sopix. Meskipun hari itu sangat melelahkan, namun sangat berarti bagi saya. Bersama mereka saya melakukan hal baru dan menarik bagi hidup saya.
Spoiler for Perjalanan ke Sawah:
Quote:
Akhirnya saya resmi duduk sebagai siswa kelas 3 SMP. Pengalaman menjadi anak kelas 3, adalah pengalaman yang seru, sekaligus sedih. Seru karena berasa jadi tertua disekolah. Sedih karena akan menghadapi ujian sekolah maupun ujian nasional. Waktu jaman saya ujian nasional Cuma 2 jenis soal .
Seperti biasa, saya menjemput Tyo. Tapi kali ini saya sudah memakai minyak kayu putih di perut supaya tidak mules. *Kalo tidak biasa sepedaan pagi, mending pake minyak kayu putih dan pakaian yang agak tebal supaya tidak mules.
Kami bergegas mengayuh sepeda menuju kearah belakang pabrik Politron yang berada dikrapyak. Perjalanan pada awalnya asik, dan kami bersepeda berpasang-pasangan karena waktu itu jumlah kami genap. Saya dengan Sopix, si Boy dan Tyo, dan Menyek dengan Donat. Saya lupa apa yang kami bicarakan waktu itu. Jalan yang rata mulai menjadi jalan yang sempit dan berlubang. Kami masuk kedaerah pembuatan batu bata. Niat-nya kami ingin bersepeda dan mencari udara sejuk ternyata, asap dari pembakaran bata yang kami dapatkan. Kami akhirnya mengambil jalan memutar dan mendapatkan jalan raya. Pada jalan itu, kami merupakan anak muda yang tertib. Kami tidak merampas jalan pengguna jalan yang lain, kami bersepeda berurutan. Canda tawa menghiasi perjalanan kami.
Kuning : “ Sepedaan nyasar yu!”.
Tanpa arah yang jelas, saya yang berada pada baris terdepan langsung mengarahkan sepeda saya pada gang kecil sebelum jalan lingkar Jepara. Kami menuju keperkampungan padat. Kami menelusuri jalan itu. Setengah jam kami mengayuh akhirnya kami sampe ke persawahan. Karena letaknya asing bagi kami, dan pemandangannya juga aduhai, kami putuskan berhenti disuatu rumah. Kebetulan si Tyo membawa kamera lalu kami berfoto bersama. Setelah berfoto kami mengakhir.i perjalananan sepeda kami dan pulang kerumah masing-masing. Sebenarnya saya ingin mengupload foto kami saat disawah, karena saya cari Fb saya fotonya udah tidak ada dan kamera Tyo entah dimana, maka saya tidak bisa mengupload fotonya .
Quote:
Waktu itu masih semester 1, dimana murid kelas 3 sangat menyenangkan, sebelum jam tambahan dan jam nol menyerang .
Kuning : “Bro, besok libur ya?”.
Tyo : “ Iyo, libur. Mau main kemana nih,?”.
Menyek : “ Sawah aja? ”.
Kuning : “ Siap, tapi ntar kita ngajak si Sopix sama si Boy ya”.
Raut wajah Donatpun berubah cemberut. Hal ini dikarenakan adanya si Boy yang membuat Donat cemberut. Dahulu Donat dan si Boy adalah sahabat karib, dimana ada si Boy pasti ada Donat. Saya masih Ingat Donat pernah membelikan si Boy ikan aligator padahal harganya lumayan. Karena letak rumah si Boy yang berada dibelakang sekolahan, sehabis pulang Donat sering main kerumah si Boy. Entah kenapa Donat dan si Boy agak renggang. Sebagai sahabat saya juga bingung harus gimana.
Donat : “ Hadech, bro-bro. Aku gak ikut nek ada si Boy”.
Tyo : “ Lah, dulu kamu kan akrab, biar asik gitu lho nat!”.
Sedikit dongkol, tapi akhirnya Donat mau.
Kuning : “Bro, besok libur ya?”.
Tyo : “ Iyo, libur. Mau main kemana nih,?”.
Menyek : “ Sawah aja? ”.
Kuning : “ Siap, tapi ntar kita ngajak si Sopix sama si Boy ya”.
Raut wajah Donatpun berubah cemberut. Hal ini dikarenakan adanya si Boy yang membuat Donat cemberut. Dahulu Donat dan si Boy adalah sahabat karib, dimana ada si Boy pasti ada Donat. Saya masih Ingat Donat pernah membelikan si Boy ikan aligator padahal harganya lumayan. Karena letak rumah si Boy yang berada dibelakang sekolahan, sehabis pulang Donat sering main kerumah si Boy. Entah kenapa Donat dan si Boy agak renggang. Sebagai sahabat saya juga bingung harus gimana.
Donat : “ Hadech, bro-bro. Aku gak ikut nek ada si Boy”.
Tyo : “ Lah, dulu kamu kan akrab, biar asik gitu lho nat!”.
Sedikit dongkol, tapi akhirnya Donat mau.
Seperti biasa, saya menjemput Tyo. Tapi kali ini saya sudah memakai minyak kayu putih di perut supaya tidak mules. *Kalo tidak biasa sepedaan pagi, mending pake minyak kayu putih dan pakaian yang agak tebal supaya tidak mules.
Quote:
Setelah menghampiri Tyo, kami berangkat menuju rumah si Boy, dan menunggu Sopix dan Menyek di rumah si Boy. Lalu kami bergegas menuju kerumah Donat. Kira-kira pukul 6, kami sampe dirumah Donat. Seperti biasa, Menyek yang memanggil Donat dan Donat belum persiapan. Raut muka Donat terlihat agak dongkol karena ada si Boy. Sopix mencoba menenangkan si Boy.
Sopix : “Nat, si Boy kan temen kita, biar rame gitu loh”.
Donat : “ Hadech bro, Ok deh”.
Sopix : “Nat, si Boy kan temen kita, biar rame gitu loh”.
Donat : “ Hadech bro, Ok deh”.
Kami bergegas mengayuh sepeda menuju kearah belakang pabrik Politron yang berada dikrapyak. Perjalanan pada awalnya asik, dan kami bersepeda berpasang-pasangan karena waktu itu jumlah kami genap. Saya dengan Sopix, si Boy dan Tyo, dan Menyek dengan Donat. Saya lupa apa yang kami bicarakan waktu itu. Jalan yang rata mulai menjadi jalan yang sempit dan berlubang. Kami masuk kedaerah pembuatan batu bata. Niat-nya kami ingin bersepeda dan mencari udara sejuk ternyata, asap dari pembakaran bata yang kami dapatkan. Kami akhirnya mengambil jalan memutar dan mendapatkan jalan raya. Pada jalan itu, kami merupakan anak muda yang tertib. Kami tidak merampas jalan pengguna jalan yang lain, kami bersepeda berurutan. Canda tawa menghiasi perjalanan kami.
Quote:
Kuning : “ Sepedaan nyasar yu!”.
Tanpa arah yang jelas, saya yang berada pada baris terdepan langsung mengarahkan sepeda saya pada gang kecil sebelum jalan lingkar Jepara. Kami menuju keperkampungan padat. Kami menelusuri jalan itu. Setengah jam kami mengayuh akhirnya kami sampe ke persawahan. Karena letaknya asing bagi kami, dan pemandangannya juga aduhai, kami putuskan berhenti disuatu rumah. Kebetulan si Tyo membawa kamera lalu kami berfoto bersama. Setelah berfoto kami mengakhir.i perjalananan sepeda kami dan pulang kerumah masing-masing. Sebenarnya saya ingin mengupload foto kami saat disawah, karena saya cari Fb saya fotonya udah tidak ada dan kamera Tyo entah dimana, maka saya tidak bisa mengupload fotonya .
Spoiler for Valentine Kala itu:
Update 20 Februari 2017
Kegalauan Hati Donat,
Waktu berlalu dengan cepat, kami semua tumbuh menjadi anak berseragam putih abu-abu. Lingkungan baru, teman baru, semua serba baru. Namun hal itu tidak mempengaruhi intensitas kami berkumpul. Saat kelas 1 SMA, sehabis pulang sekolah, kami biasa menunggu di teras lantai 2 sambil mengobrol menghabiskan waktu sampai diusir satpam.
Kuning : “ Gak kroso yo bro, kok wes SMA, padahal biyen aku ben awan mrene cuma nggo dolanan basket, saiki kok wes dadi cah gedhe”.
Tyo : “ Iyo, aku yo rodo gumun kok cepet banget”.
Sopix : “ Piye ki, ono sing wes duwe gebetan durung? Cewe.e mayan-mayan ki”.
Sekejap Donat mulai bercerita tentang kegalauannya. Donat terpikat dan terpesona oleh kecantikan dan kemolekan seorang wanita, yang baru dikenalnya.
Donat : “ Sepertinya bidadari itu sudah jatuh dari tempat tinggi.”
Kami : “ Kue ngomong opo to le?”
Donat : “ Meskipun aku baru mengenalnya, tapi aku ingin mengungkapkan bahwa dirinya begitu cantik?”.
Sebelumnya, saat itu kami masih menginjak kelas 1 SMA, dimana kami masih “lugu”. Mungkin karena sudah lama si Donat belum mendapat pujaan hatinya yang baru sehingga dia merasa galau
Tyo : “ Kue wes ntuk gebetan anyar to?, cah ngendi?”
Menyek : “ Penting angger nek kue pacaran ojo koyo biyen, mosok lagi sedino wes dipedotke!”.
Menyek sangat perhatian dengan si Donat, mengingat si Donat pernah, berpacaran dengan salah satu wanita idaman hatinya. Kisah cinta itu berawal saat Donat masih SD kelas 6. Dimana mungkin saat itu adalah salah satu hari terbahagia bagi Donat karena dia diterima oleh si Ani. Namun nahas kisah cinta itu berakhir, Ani meninggalkan Donat seenak jidatnya. Namun berkat ketegaran hatinya Donat mampu MOVE ON berubah dari yang terpuruk menjadi pria yang lebih dewasa, bijak dan konsisten.
Sopix : “ Opo kue seneng Ani meneh nas?”
Donat : “ Udu, bro. Kui cah anyar kok, cah kolilo”.
Mendengar ucapan Donat, kami meraba-raba dan mulai mencari clue baru.
Satpam : “ Muleh-muleh, opo ra ngeleh wetengmu!”
Kami bergegas meninggalkan sekolah kami tercinta, menuju ke rumah kami masing-masing. Keesokan harinya saya baru tahu ternyata “cah kolilo” yang dimaksud merupakan si Nana. Nana merupakan murid yang berasal dari daerah Sukolilo. Perawakannya tinggi, dengan model rambut cepak. Berkat gerak sigap dari Donat, dia berhasil mendapatkan informasi nomor hp, alamat kos dan semua yang berbau Nana.
Rapat sepulang sekolahpun dimulai
Donat : “ Aku wes duwe no hp.ne Nana. Aku wingi bar njajal sms dn n dn bales.e “Fast Respon”
Menyek : “ Wah apik to, tapi ojo kesusu yo brur!”.
Perhatian Menyek kepada Donat, bagaikan perhatian seorang adik kepada sang kakak
Singkat cerita kebahagian yang dirasakan, berganti menjadi derita kegalauan bagi sang pujangga cinta. Siang itu Sopix sedang berkunjung kerumahku, aku sudah lupa mau mengerjakan apa dengan si Sopix. Tiba-tiba Donat datang kerumahku dengan mata merah. Banjir tangisan air mata memenuhi ruang tamu rumahku. Aku dan Sopix menenangkan si Donat.
Donat : “ Aku Galau brrur”.
Kuning : “ Kue kenopo meneh to le kok ujug-ujug ngene”.
Donat : “ Nana kampret kok, jebul dn wes nduwe pacar. Wes tak rewangi ngapel ben dino”.
Sopix : “ Wes mbo tembak po?”.
Donat : “ Iyo, aku ditolak ki”.
Setelah itu Donat mengungkapkan keluh kesah yang dirasakan. Setelah tenang, Sopixpun mengantar Donat pulang kerumahnya.
Kegalauan Hati Donat,
Waktu berlalu dengan cepat, kami semua tumbuh menjadi anak berseragam putih abu-abu. Lingkungan baru, teman baru, semua serba baru. Namun hal itu tidak mempengaruhi intensitas kami berkumpul. Saat kelas 1 SMA, sehabis pulang sekolah, kami biasa menunggu di teras lantai 2 sambil mengobrol menghabiskan waktu sampai diusir satpam.
Kuning : “ Gak kroso yo bro, kok wes SMA, padahal biyen aku ben awan mrene cuma nggo dolanan basket, saiki kok wes dadi cah gedhe”.
Tyo : “ Iyo, aku yo rodo gumun kok cepet banget”.
Sopix : “ Piye ki, ono sing wes duwe gebetan durung? Cewe.e mayan-mayan ki”.
Sekejap Donat mulai bercerita tentang kegalauannya. Donat terpikat dan terpesona oleh kecantikan dan kemolekan seorang wanita, yang baru dikenalnya.
Donat : “ Sepertinya bidadari itu sudah jatuh dari tempat tinggi.”
Kami : “ Kue ngomong opo to le?”
Donat : “ Meskipun aku baru mengenalnya, tapi aku ingin mengungkapkan bahwa dirinya begitu cantik?”.
Sebelumnya, saat itu kami masih menginjak kelas 1 SMA, dimana kami masih “lugu”. Mungkin karena sudah lama si Donat belum mendapat pujaan hatinya yang baru sehingga dia merasa galau
Tyo : “ Kue wes ntuk gebetan anyar to?, cah ngendi?”
Menyek : “ Penting angger nek kue pacaran ojo koyo biyen, mosok lagi sedino wes dipedotke!”.
Menyek sangat perhatian dengan si Donat, mengingat si Donat pernah, berpacaran dengan salah satu wanita idaman hatinya. Kisah cinta itu berawal saat Donat masih SD kelas 6. Dimana mungkin saat itu adalah salah satu hari terbahagia bagi Donat karena dia diterima oleh si Ani. Namun nahas kisah cinta itu berakhir, Ani meninggalkan Donat seenak jidatnya. Namun berkat ketegaran hatinya Donat mampu MOVE ON berubah dari yang terpuruk menjadi pria yang lebih dewasa, bijak dan konsisten.
Sopix : “ Opo kue seneng Ani meneh nas?”
Donat : “ Udu, bro. Kui cah anyar kok, cah kolilo”.
Mendengar ucapan Donat, kami meraba-raba dan mulai mencari clue baru.
Satpam : “ Muleh-muleh, opo ra ngeleh wetengmu!”
Kami bergegas meninggalkan sekolah kami tercinta, menuju ke rumah kami masing-masing. Keesokan harinya saya baru tahu ternyata “cah kolilo” yang dimaksud merupakan si Nana. Nana merupakan murid yang berasal dari daerah Sukolilo. Perawakannya tinggi, dengan model rambut cepak. Berkat gerak sigap dari Donat, dia berhasil mendapatkan informasi nomor hp, alamat kos dan semua yang berbau Nana.
Rapat sepulang sekolahpun dimulai
Donat : “ Aku wes duwe no hp.ne Nana. Aku wingi bar njajal sms dn n dn bales.e “Fast Respon”
Menyek : “ Wah apik to, tapi ojo kesusu yo brur!”.
Perhatian Menyek kepada Donat, bagaikan perhatian seorang adik kepada sang kakak
Singkat cerita kebahagian yang dirasakan, berganti menjadi derita kegalauan bagi sang pujangga cinta. Siang itu Sopix sedang berkunjung kerumahku, aku sudah lupa mau mengerjakan apa dengan si Sopix. Tiba-tiba Donat datang kerumahku dengan mata merah. Banjir tangisan air mata memenuhi ruang tamu rumahku. Aku dan Sopix menenangkan si Donat.
Donat : “ Aku Galau brrur”.
Kuning : “ Kue kenopo meneh to le kok ujug-ujug ngene”.
Donat : “ Nana kampret kok, jebul dn wes nduwe pacar. Wes tak rewangi ngapel ben dino”.
Sopix : “ Wes mbo tembak po?”.
Donat : “ Iyo, aku ditolak ki”.
Setelah itu Donat mengungkapkan keluh kesah yang dirasakan. Setelah tenang, Sopixpun mengantar Donat pulang kerumahnya.
Diubah oleh theway001 06-02-2020 10:04
anasabila dan the1thatgotaway memberi reputasi
2
3K
Kutip
19
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan