(20/07/16) Melalui akun facebook resmi UAD, Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta menyampaikan larangan mengenai permainan pokemon GO di wilayah kampusnya. Menurutnya, hal tersebut ditujukan untuk menghindari tersadapnya data-data UAD akibat permainan tersebut. Teknologi Augmented reality pada Permainan Pokemon GO dikhawatirkan mengancam karena dapat memberi akses pada Google maps dan Google earth untuk mengakses lingkungan UAD. Pada bagian akhir himbauan, Rektor menegaskan sekali lagi bahwa pokemon GO dilarang untuk dimainkan di wilayah UAD. Sontak hal ini menimbulkan reaksi beragam dari kalangan netizen utamanya para mahasiswa. Banyak mahasiswa berkomentar sinis dan negatif mengenai himbauan tersebut dikarenakan alasan pelarangan pokemon GO yang dianggap tidak ilmiah dan abal-abal cenderung konyol. Salah seorang netizen turut berkomentar, " Edan... dengan santunnya saya comment tolong di beri arahan rektornya agar tau, pengambilan data tidak semudah itu #ngakak guling.. salam dari programmer..", adapaun komentar sini lainnya seperti, "Teknologi augmented reality yang digunakan Pokemon Go bukan ancaman. Teknologi ini hanya menggabungkan pemetaan GPS dengan animasi yang disimulasikan. Basis petanya justru sudah ada sebelumnya, mereka menggunakan google map lalu meramunya dengan apik di simulasi," kata Ridlwan. Hingga saat ini belum ada tanggapan lebih lanjut dari pihak UAD maupun Rektor yang bersangkutan.