- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Menakar kekuatan Mujahidin Indonesia Timur andai Santoso tewas


TS
BeritagarID
Menakar kekuatan Mujahidin Indonesia Timur andai Santoso tewas

Basri alias Bagong alias Ayas (30), sebelum mengikuti persidangan pembacaan putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 11 Desember 2007. Ia divonis 19 tahun penjara dalam persidangan itu, karena terlibat sejumlah kasus kekerasan di Poso. Saat menjalani hukuman, dirinya melarikan diri dan menjadi salah satu pentolan di kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur.
Pentolan kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah dilaporkan tewas dalam baku tembak yang terjadi di Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah.
Baku tembak tersebut melibatkan Satgas Operasi Tinombala (operasi perburuan Santoso) dengan lima anggota MIT pada Senin (18/7/2016), sekitar pukul 17.00 WIB.
Dalam kontak senjata itu, tiga orang anggota MIT --dua di antaranya perempuan-- berhasil melarikan diri. Sedangkan dua orang lainnya dipastikan tewas, termasuk seorang pria yang disebut memiliki ciri-ciri fisik seperti Santoso.
Seperti dilansir Liputan6.com, Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto menyebut bahwa pria yang tertembak mati memiliki tahi lalat dan jenggot nan identik dengan Santoso.
Pernyataan serupa juga disampaikan Kepala Polri, Jenderal Tito Karnavian. Namun untuk memastikannya, polisi perlu melakukan pencocokan DNA dengan keluarga Santoso. Hingga artikel ini ditulis, proses evakuasi jenazah sedang berlangsung.
Menurut rencana, jenazah akan diidentifikasi di Palu, Sulawesi Tengah. Adapun perjalanan dari Poso ke Palu, memakan waktu sekitar 4 - 5 jam.
Pun evakuasi terkendala beratnya medan dan hujan deras. Diperkirakan jenazah baru akan tiba di Palu Selasa siang (19/7). Proses identifikasi juga akan melibatkan keluarga, dan kawan-kawan Santoso.
"Lagi dievakuasi pagi ini karena kan itu di hutan, dia harus lalui helikopter kalau mau cepat dievakuasi baru dibawa ke RS, baru diidentifikasi," kata Tito Karnavian, seperti dikutip detikcom, Selasa (19/7).
Andai Santoso tewas
Bila benar Santoso tewas, bagaimana kekuatan MIT setelah ditinggal pentolannya itu?
Sekitar sebulan silam, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi menyebut bahwa anggota MIT yang bergerilya di pegunungan sekitar poso --atau yang kerap disebut gunung biru -- tinggal 21 orang.
Setelah peristiwa baku tembak di Desa Tambarana (18/7), Rudy menyebut bahwa kekuatan MIT menjadi 19 orang, dan terpecah dalam dua kelompok.
Seperti dilansir Merdeka.com, Rudy mengatakan kelompok pertama beranggotakan 15 laki-laki dan satu perempuan. Kelompok itu dipimpin Ali Kalora.
Kelompok kedua beranggotakan lima orang berada di bawah komando Santoso dan Basri. Setelah baku tembak di Desa Tambarana, kelompok kedua ini tersisa tiga orang --dua di antaranya perempuan.
Bila Santoso terbukti tewas, Rudy pun mengatakan masih tersisa dua pentolan MIT yang berpotensi menjadi pemimpin. "Yang memungkinkan (menjadi pemimpin) itu Basri, kalau tidak Ali Kalora. Karena dua orang ini adalah orang kepercayaan Santoso," kata dia, dikutip detikcom, Senin (18/7/2016).
Selama ini Basri (Bagong, Ayas, atau Opa), dan Ali Kalora (Ali Ahmad) memang menjadi buronan nomor satu setelah Santoso dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), yang dirilis kepolisian.
Sekadar catatan, Basri bukan orang baru dalam kasus terorisme. Ia pernah divonis 19 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Desember 2007, karena terlibat dalam sejumlah kasus teror di Poso. April 2013, Basri melarikan diri saat menjalani hukuman di Lapas Ampana, Tojo Una-Una, Sulteng. Dalam pelarian, dia bergabung dengan MIT.
Adapun Rudy juga mengingatkan bahwa MIT tidak berhenti melakukan perlawanan, dan melakukan radikalisasi.
"Mereka tidak akan berhenti dan akan tetap hidup. Makanya deradikalisasi harus terus dilakukan agar tidak terus berkembang," kata jenderal bintang satu yang memegang komando Operasi Tinombala itu.
Pandangan sedikit berbeda datang dari peneliti Harits Abu Ulya, peneliti The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA). Ia mengatakan bahwa kekuatan MIT akan melemah jika Santoso dipastikan tewas.
"Sisa-sisa kelompok Santoso sangat mungkin terdiaspora, memudar, atau menyerahkan diri," kata Harits, dikutip Kompas.com, Selasa (19/7).
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-santoso-tewas
---


anasabila memberi reputasi
1
7.2K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan