- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Siswa SMA di Depok 'Dilupakan', Ada Isu Tak Sedap Seputar Penerimaan Siswa Baru


TS
hadji.lulungan
Siswa SMA di Depok 'Dilupakan', Ada Isu Tak Sedap Seputar Penerimaan Siswa Baru
Quote:
Kamis 27 Aug 2015, 15:40 WIB
Ratusan Siswa SMA di Depok 'Dilupakan', Ada Isu Tak Sedap Seputar Penerimaan Siswa Baru
Moksa Hutasoit - detikNews

Foto: Moksa Hutasoit
Jakarta - Yang perlu dicatat, bagi seorang remaja, di mana dia bersekolah adalah hal yang penting. Mungkin bagi orangtua atau para guru ini hal biasa, tapi tidak bagi mereka. Ada rasa minder saat mereka ditanya rekan-rekan, 'sekolah di mana?'
Kiranya urusan mental psikologis yang tertekan ini dialami ratusan siswa SMA yang kini belajar di sekolah yang disebut SMA Filial atau kelas jauh SMA 3 Depok.
"Saya mau menarik anak saya dari sini kalau uang saya kembali. Pertama anak saya juga sudah ketinggalan pelajaran dan statusnya yang tidak jelas. Dia juga punya beban moral, teman-teman lain sudah belajar," kata seorang ibu yang tak mau disebut namanya, Rabu (26/8).
Sesal memang datang belakangan. Dahulu si ibu ingin yang terbaik untuk anaknya. Dia pun berjuang sekuat tenaga agar anaknya bisa masuk ke SMA favorit SMA 3 Depok. Bahkan saat ada seorang oknum dari LSM yang mengaku bisa membantu dengan biaya tertentu dipenuhi. Tapi apa yang terjadi sebaliknya, anaknya hanya masuk SMA Filial atau SMA kelas jauh.
Bukan satu saja yang mengaku soal uang ini. Seorang orangtua murid lainnya, sebut saja Erni mengaku juga merogoh uang. Tapi tetap tak sukses. Uang sudah masuk ke oknum LSM yang katanya punya koneksi di jajaran Dinas Pendidikan Depok.
Semua jauh dari harapan. Uang sudah melayang dan anaknya batal masuk SMA favorit. Dan sekarang bersekolah di SMA 3 filial, yang terdiri dari gabungan siswa SMA 2, 3 dan 8.
"Saya bayar dua kali, Rp 3,5 juta," tutur Erni saat ditemui di SMP 4 Depok.
Erni dan sang suami lantas diminta untuk datang ke kantor LSM tersebut yang lokasinya tidak jauh dari Stasiun Depok. Suami Erni awalnya sempat curiga karena sang calo itu enggan membawa masuk mereka ke dalam kantor.
"Tapi saya yakini, 'nggak kok, ini anak kita pasti masuk'," tutur Erni.
Kecurigaan suaminya akhirnya terbukti. Beberapa minggu setelah kejadian itu, Erni diminta datang ke SD Karakter Bangsa, Cilodong untuk daftar ulang. Nyatanya, nama anak Erni tidak tercantum di daftar siswa SMA 2, malah justru SMA 3 Filial. Lebih mirisnya lagi, mereka tidak melakukan kegiatan belajar mengajar di SMA 3, melainkan SMP 4.
Kesal merasa ditipu, Erni pun mengejar calo dari LSM itu. Karena didesak terus, sang calo kembali berjanji manis dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan, anak Erni akan segera dipindah ke SMA 2.
"Saya nggak mau 6 bulan, saya maunya 3 bulan. Kata mereka sih pasti ditarik," jelas Erni.
Kini Erni tengah berupaya untuk bisa mendapat kembali uangnya. Jika sukses, dia berencana untuk membawa anaknya keluar dari SMA 3 filial.
"Di sini dia sudah ketinggalan pelajaran, buku nggak ada, apa yang mereka pelajari di sini," sesal Erni.
Saat itu SMA 3 filial sempat menggunakan 11 kelas di SD Karakter Bangsa. Namun setelah di SMP 4, jumlah kelas yang ada tinggal 9 kelas dengan total sekitar 360 siswa. 'Hilangnya' siswa dari dua kelas ini yang kini menjadi kecurigaan banyak orang tua. Apalagi mereka mendapat kabar, ada siswa yang awalnya bersekolah di SD Karakter Bangsa kini belajar di salah satu SMA favorit itu.
Salah seorang perwakilan dari sekolah, yakni Kepala Sekolah SMU 8 Nurlaely yang ditemui membantah kabar adanya uang di dalam SMA filial ini. "Wallahu a'lam, kalau saya tidak," tegasnya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok, Herry Pansila belum bisa dikonfirmasi. Telepon dan SMS yang coba dikirimkan belum juga dibalas.
(mok/dra)
Ratusan Siswa SMA di Depok 'Dilupakan', Ada Isu Tak Sedap Seputar Penerimaan Siswa Baru
Moksa Hutasoit - detikNews

Foto: Moksa Hutasoit
Jakarta - Yang perlu dicatat, bagi seorang remaja, di mana dia bersekolah adalah hal yang penting. Mungkin bagi orangtua atau para guru ini hal biasa, tapi tidak bagi mereka. Ada rasa minder saat mereka ditanya rekan-rekan, 'sekolah di mana?'
Kiranya urusan mental psikologis yang tertekan ini dialami ratusan siswa SMA yang kini belajar di sekolah yang disebut SMA Filial atau kelas jauh SMA 3 Depok.
"Saya mau menarik anak saya dari sini kalau uang saya kembali. Pertama anak saya juga sudah ketinggalan pelajaran dan statusnya yang tidak jelas. Dia juga punya beban moral, teman-teman lain sudah belajar," kata seorang ibu yang tak mau disebut namanya, Rabu (26/8).
Sesal memang datang belakangan. Dahulu si ibu ingin yang terbaik untuk anaknya. Dia pun berjuang sekuat tenaga agar anaknya bisa masuk ke SMA favorit SMA 3 Depok. Bahkan saat ada seorang oknum dari LSM yang mengaku bisa membantu dengan biaya tertentu dipenuhi. Tapi apa yang terjadi sebaliknya, anaknya hanya masuk SMA Filial atau SMA kelas jauh.
Bukan satu saja yang mengaku soal uang ini. Seorang orangtua murid lainnya, sebut saja Erni mengaku juga merogoh uang. Tapi tetap tak sukses. Uang sudah masuk ke oknum LSM yang katanya punya koneksi di jajaran Dinas Pendidikan Depok.
Semua jauh dari harapan. Uang sudah melayang dan anaknya batal masuk SMA favorit. Dan sekarang bersekolah di SMA 3 filial, yang terdiri dari gabungan siswa SMA 2, 3 dan 8.
"Saya bayar dua kali, Rp 3,5 juta," tutur Erni saat ditemui di SMP 4 Depok.
Erni dan sang suami lantas diminta untuk datang ke kantor LSM tersebut yang lokasinya tidak jauh dari Stasiun Depok. Suami Erni awalnya sempat curiga karena sang calo itu enggan membawa masuk mereka ke dalam kantor.
"Tapi saya yakini, 'nggak kok, ini anak kita pasti masuk'," tutur Erni.
Kecurigaan suaminya akhirnya terbukti. Beberapa minggu setelah kejadian itu, Erni diminta datang ke SD Karakter Bangsa, Cilodong untuk daftar ulang. Nyatanya, nama anak Erni tidak tercantum di daftar siswa SMA 2, malah justru SMA 3 Filial. Lebih mirisnya lagi, mereka tidak melakukan kegiatan belajar mengajar di SMA 3, melainkan SMP 4.
Kesal merasa ditipu, Erni pun mengejar calo dari LSM itu. Karena didesak terus, sang calo kembali berjanji manis dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan, anak Erni akan segera dipindah ke SMA 2.
"Saya nggak mau 6 bulan, saya maunya 3 bulan. Kata mereka sih pasti ditarik," jelas Erni.
Kini Erni tengah berupaya untuk bisa mendapat kembali uangnya. Jika sukses, dia berencana untuk membawa anaknya keluar dari SMA 3 filial.
"Di sini dia sudah ketinggalan pelajaran, buku nggak ada, apa yang mereka pelajari di sini," sesal Erni.
Saat itu SMA 3 filial sempat menggunakan 11 kelas di SD Karakter Bangsa. Namun setelah di SMP 4, jumlah kelas yang ada tinggal 9 kelas dengan total sekitar 360 siswa. 'Hilangnya' siswa dari dua kelas ini yang kini menjadi kecurigaan banyak orang tua. Apalagi mereka mendapat kabar, ada siswa yang awalnya bersekolah di SD Karakter Bangsa kini belajar di salah satu SMA favorit itu.
Salah seorang perwakilan dari sekolah, yakni Kepala Sekolah SMU 8 Nurlaely yang ditemui membantah kabar adanya uang di dalam SMA filial ini. "Wallahu a'lam, kalau saya tidak," tegasnya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok, Herry Pansila belum bisa dikonfirmasi. Telepon dan SMS yang coba dikirimkan belum juga dibalas.
(mok/dra)
http://news.detik.com/berita/3002995...aan-siswa-baru
ini di Depok jadi ane yakin walikota tak bisa disalahkan karena beliau suci bersih


Diubah oleh hadji.lulungan 27-08-2015 16:21
0
3.2K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan