POJOKSULSEL.com, PINRANG – Sejumlah orang tua korban pencabulan di Dusun Kampung Baru Wakka, Desa Taddang Palie, Kecamatan Cempa yang pelakunya diduga seorang oknum guru mengaji, mendatangi Kantor DPRD untuk meminta pendampingan dan membantu mengawal kasus tersebut, Kamis (14/7/2016) kemarin.

Ratna salah seorang orang tua korban mengatakan kedatangan ke kantor DPRD untuk meminta bantuan agar kasus yang masih bergulir di Polres Pinrang segera disidangkan, pasalnya para orang tua mulai resah para korban yang masih tergolong dibawah umur mengalami trauma.

“Kami saat ini menjadi bingung dan panik, karena korban sangat takut dengan orang yang berjenggot panjang, anak kami langsung menangis dan histeris,” kata Ratna.

Menurutnya ke tujuh korban sudah divisum ada dua orang mengalami robek pada selaput darah alat vitalnya.

“Alhamdulillah anak saya hanya mengalami lecet pada bagian alat vitalnya, tidak sampai merobek selaput darahnya,” terangnya.

Hj. Vera Firdaus, Anggota DPRD Pinrang yang menerima aspirasi para korban berjanji akan mengawal kasus ini karena sudah sangat meresahkan masyarakat.

“Kasus ini harus dikawal, apalagi ini sudah mendapat persetujuan hukuman pemberatan dari presiden Jokowi, akan memantau langsung kasus ini dan mengkoordinasikan kepada semua pihak untuk bersama sama mengawal kasus pencabulan terhadap anak-anak dibawah umur,” tegas salah seorang legislator Pinrang yang juga aktif dalam mengawal aspirasi masyarakat.

Terpisah Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Muhammad Nasir Jumat 15 Juli 2016 mengaku kasus ini terus berjalan.

“Saat ini kasus itu sudah dilakukan pelimpahan tahap I, hanya ada sedikit perbaikan,” terangnya.

Nasir berjanji akan segera menuntaskan kasus ini. “Kami masih bekerja, para orang tua agar tetap bersabar,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Aparat Sat Reskrim Polres Pinrang, Rabu (29/6/2016) sekira pukul 01.00 Wita lalu, berhasil meringkus lelaki tua berinisial TR, di Kampung Lacina, Desa Tadangpalie, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang.

Penangkapan terhadap TR yang juga berprofesi sebagai guru mengaji di kampungnya tersebut atas dugaan pencabulan yang telah dilakukannya terhadap anak perempuan di bawah umur yang tak lain adalah santrinya.

https://sulsel.pojoksatu.id/read/201...-alami-trauma/