JAKARTA, JITUNEWS.COM – Partai pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Golkar, ternyata tak ‘sreg’ dengan Heru Budi Hartono untuk jadi wakil Ahok di Pilgub DKI 2017 mendatang.

Namun, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengaku, pembicaraan DPD dengan Ahok dan pihak terkait pendamping Ahok, masih berlangsung. Kata Idrus, DPP Golkar pun menunggu hasil pembicaraan itu.

"Sampai hari ini, DPD DKI Jakarta belum memberikan kepada kita. Karena, ujung-ujungnya nanti, pasangan itu harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari DPP Partai Golkar. Karena yang kita tetapkan dan sahkan kemarin itu, baru Ahok sebagai calon gubernur. Sementara wakilnya, akan dibicarakan," ungkap Idrus di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, dikutip dari metrotvnews.

Idrus berharap, DPD DKI Jakarta cepat melaporkan hasil pembicaraan itu. Sehingga DPP bisa mengeluarkan surat keputusan pengesahan pasangan calon.

Terkait pasangan Ahok yang pas menurut Golkar, Idrus masih malu-malu mengungkapkannya. Namun, ia menyebut Ketua DPP Bidang Humas dan Penggalangan Opini, Nurul Arifin, layak mendampingi Ahok.

"Ini mbak Nurul di sini silakan (tanyakan langsung). Tapi, sudah diserahkan ke DPD. Persoalan nanti, DPD mengkonfirmasi mbak Nurul sebagai calon wakil gubernur, itu masalahnya lain. Tapi, sudah diserahkan di sana," pungkas Idrus.

http://www.jitunews.com/read/41292/tak-lsquo-sreg-rsquo-dengan-heru-golkar-pilih-nurul-arifin-jadi-wakil-ahok

Ahok Maunya Raisa, Bukan Artis Paruh Baya Seperti Nurul Arifin



Kedatangan Nurul Arifin ke Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (27/8/2014) siang sempat memunculkan dugaan kalau ia bakal mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Namun, dugaan itu tditepis, Ahok langsung membantahnya. Ahok justru memilih penyanyi muda Raisa Andriana. Dia pun berkelakar kalau Nurul merupakan artis paruh baya yang tidak cocok untuknya.

"Aku maunya kan Raisa. Iya ini (Nurul-red) kan artis yang sudah paruh baya. Kita cari yang lebih muda," kata dia sambil tertawa.

Barulah diketahui kalau kedatangan Nurul Arifin adalah meminta doa restu menjadi Bakal Calon (Balon) Wali Kota Depok. Selama hampir satu jam, Ahok dan Nurul Arifin berbincang-bincang perihal pencalonan dirinya sebagai Wali Kota Depok.

Ketika ditanya wartawan soal pertemuan empat mata dengan Calon orang nomor satu Jakarta itu, Nurul mengaku hanya ingin meminta doa restu. Terlebih, dirinya sempat bekerja bareng di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

"Saya kesini (Balai Kota-red) Minta restu pak Ahok, sebagai teman komisi II," kata dia.

Nurul Arifin dalam perebutan kursi orang nomor satu Depok, artis era 1990an itu akan bertarung dengan menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) RI, Tifatul Sembiring.

Nurul pun merasa berterimakasih dengan masukan yang diberikan oleh Ahok. Menurutnya, Ahok merupakan sosok yang kritis di Komisi II DPR RI sehingga bisa menjadi panutan. Walaupun, Ahok terkenal dengan kepelitannya.

"Di Komisi II, Ahok itu pelit loh. Tidak bagi duit tapi dia kritis. Itu yang jadi modal utama dia," ucap Nurul.

Kemudian, Ahok langsung memberikan semacam petuah kepada Nurul Arifin tentang rencananya melangkah menjadi Wali Kota Depok. Dia mengaku akan mempromosikan Nurul sebagai Wali Kota dengan wajah baru. Pasalnya, saat ini Wali Kota Depok saat ini, Nur Mahmudi Ismail berasal dari PKS.

"Kita tawarkan ke orang Depok, warna baru. Boleh dong Nurul sebagai Wali Kota Depok. Jangan PKS melulu kuasai Depok, sekali-sekali Golkar kan boleh. Kita majukan Nurul Arifin," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan bahwa sosok Nurul dianggap mampu memimpin Pemerintahan Kota Administrasi Depok. Walaupun, dia harus bertarung dengan nama sekelas Tifatul Sembiring.

"Ya kita buktikan lah. Lewat seorang Nurul Arifin, mampu. Akting apa aja dia mampu. Masa cuma Walikota dia nggak bisa. Apanya yang susah jadi Walikota. Yang penting niatnya mau nolong rakyat. Itu aja, dites sosialnya gimana, hatinya, empatinya gimana. Itu yang dijual," petuah Ahok kepada Nurul.

http://www.tribunnews.com/seleb/2014/08/28/ahok-maunya-raisa-bukan-artis-paruh-baya-seperti-nurul-arifin