- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Petral Dibubarkan, Pertamina Catat Efisiensi Rp 12 Triliun


TS
kurt.cob41n
Petral Dibubarkan, Pertamina Catat Efisiensi Rp 12 Triliun
Jakarta -Pasca pembubaran Pertamina Energy Trading Limited atau Petral, manajemen PT Pertamina (Persero) mencatatkan adanya efisiensi karena proses pembelian BBM langsung dilakukan perusahaan melalui divisi Integrated Supply Chain (ISC).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, sejak awal tahun hingga bulan Mei 2016 secara total perusahaannya berhasil melakukan penghematan hingga Rp 12,025 triliun
"Pertamina sudah melakukan efisiensi, sampai Mei sekitar US$ 925 juta (Rp 12,025 triliun). Lebih baik dari tahun lalu yang satu tahun US$ 608 juta (Rp 7,9 triliun)," kata dia usai menghadiri pembukaan perdagangan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Penghematan yang diperoleh dari proses pengadaan BBM sejak Petral dibubarkan sendiri tercatat cukup besar.
"Setelah pembubaran Petral, kita kan di ISC kita sampai pertengahan tahun dapat (efisiensi) di atas US$ 80 juta (Rp 1,04 triliun), tutur dia.
Ia menambahkan, penghematan lain yang berhasil dicatatkan berasal dari langkah perusahaan yang berhasil mengurangi kebocoran atau losses BBM dengan cara perbaikan infrastruktur dan peremajaan peralatan.
"Dari sentralisasi procurement, dari losses juga lebih dari US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun). Di 2014 losses kita masih 0,4-0,5% tapi di 2016 ini sudah bisa 0,19%. Target kita 0,2% sudah tercapai. Itu tinggal bagaimana agar sustain (bisa dipertahankan)," kata dia.
Selain itu, penurunan harga minyak dunia juga turut mendorong penghematan di Pertamina. Dwi mengatakan penurunan harga minyak membuat perusahaan harus lebih selektif menggarap sumur pengeboran. Pertamina pun mengkaji ulang seluruh kontrak pengeboran dan penggunaan jasa rig.
"Kemarin harga minyak dunia turun sampai di bawah US$ 30 (Rp 390 ribu) per barel. Maka kita harus me-review semua cost dan salah satunya renegosiasi jasa-jasa rig dan pengeboran. Sampai pertengahan tahun ini kita dapat dari upstream sekitar US$ 450 juta (Rp 5,85 triliun)," papar dia.
Dengan penghematan ini, diharapkan Pertamina bisa memiliki permodalan yang lebih baik sehingga dapat lebih banyak melakukan pembiayaan pengembangan infrastruktur minyak dan gas seperti pembangunan kilang.
Sehingga, diharapkan Pertamina bisa memiliki daya saing yang lebih baik dibanding perusahaan sejenis di negara lain.
"Jadi itu menjadi modal pertamina untuk transformasi ke arah perusahan yang bisa bersaing," tegas dia.
http://finance.detik.com/read/2016/07/13/133224/3252416/1034/petral-dibubarkan-pertamina-catat-efisiensi-rp-12-triliun
ntapz, tapi kasus mafia petral riza coli kok mandek
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, sejak awal tahun hingga bulan Mei 2016 secara total perusahaannya berhasil melakukan penghematan hingga Rp 12,025 triliun
"Pertamina sudah melakukan efisiensi, sampai Mei sekitar US$ 925 juta (Rp 12,025 triliun). Lebih baik dari tahun lalu yang satu tahun US$ 608 juta (Rp 7,9 triliun)," kata dia usai menghadiri pembukaan perdagangan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Penghematan yang diperoleh dari proses pengadaan BBM sejak Petral dibubarkan sendiri tercatat cukup besar.
"Setelah pembubaran Petral, kita kan di ISC kita sampai pertengahan tahun dapat (efisiensi) di atas US$ 80 juta (Rp 1,04 triliun), tutur dia.
Ia menambahkan, penghematan lain yang berhasil dicatatkan berasal dari langkah perusahaan yang berhasil mengurangi kebocoran atau losses BBM dengan cara perbaikan infrastruktur dan peremajaan peralatan.
"Dari sentralisasi procurement, dari losses juga lebih dari US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun). Di 2014 losses kita masih 0,4-0,5% tapi di 2016 ini sudah bisa 0,19%. Target kita 0,2% sudah tercapai. Itu tinggal bagaimana agar sustain (bisa dipertahankan)," kata dia.
Selain itu, penurunan harga minyak dunia juga turut mendorong penghematan di Pertamina. Dwi mengatakan penurunan harga minyak membuat perusahaan harus lebih selektif menggarap sumur pengeboran. Pertamina pun mengkaji ulang seluruh kontrak pengeboran dan penggunaan jasa rig.
"Kemarin harga minyak dunia turun sampai di bawah US$ 30 (Rp 390 ribu) per barel. Maka kita harus me-review semua cost dan salah satunya renegosiasi jasa-jasa rig dan pengeboran. Sampai pertengahan tahun ini kita dapat dari upstream sekitar US$ 450 juta (Rp 5,85 triliun)," papar dia.
Dengan penghematan ini, diharapkan Pertamina bisa memiliki permodalan yang lebih baik sehingga dapat lebih banyak melakukan pembiayaan pengembangan infrastruktur minyak dan gas seperti pembangunan kilang.
Sehingga, diharapkan Pertamina bisa memiliki daya saing yang lebih baik dibanding perusahaan sejenis di negara lain.
"Jadi itu menjadi modal pertamina untuk transformasi ke arah perusahan yang bisa bersaing," tegas dia.
http://finance.detik.com/read/2016/07/13/133224/3252416/1034/petral-dibubarkan-pertamina-catat-efisiensi-rp-12-triliun
ntapz, tapi kasus mafia petral riza coli kok mandek

0
1.3K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan