Kaskus

Entertainment

dirjooAvatar border
TS
dirjoo
Cara Melenyapkan Jonru dan Pengikutnya


Ini tulisan kedua dan terakhir saya tentang Jonru. Saya tidak akan menulis lagi tentangnya. Tidak seperti Jonru yang selalu butuh Jokowi untuk eksis, saya tidak butuh Jonru.

Di artikel Jokowi Adalah Presiden Kesayangan Jonru, saya menulis jika Jonru pintar memanfaatkan pasar. Pasar yang dipenuhi barisan sakit hati akibat kekalahan jagoan mereka pada Pilpres 2014. Orang-orang yang setiap hari nyinyir di medsos kepada Jokowi.

Pasar di mana banyak pengguna Facebook yang suka menyebar berita hoax dan mudah memberilike, mengucap amin, serta membagikannya hanya dengan iming-iming surga. Jonru berhasil menjaring mereka menjadi pengikut Fan Page (FP) yang dibuatnya.

Awalnya Jonru hanyalah penulis biasa yang setiap hari memberi motivasi dan cara bagaimana menulis yang baik. Tentu saja tak ada orang yang mau memberi like. Kemudian dia memutuskan untuk menggunakan FP-nya untuk membahas isu-isu seputar Pilpres 2014. Dia menjagokan Prabowo Subiakto sebagai Capres dan menjadikan Jokowi sebagai tokoh antagonis di FP-nya.

Sejak itulah namanya melejit. Terjadi penambahan like yang luar biasa. Sampai saat ini, FP Jonru mendapat like hampir satu juta (977.641 Like). Dia mengaku, dalam sehari, penambahannya mencapai 5000 hingga 7000 like. Bahkan pernah mencapai lebih dari 8000. Suatu capaian yang belum bisa dilampaui FP Ayah Edy Parenting (638.386 Like) digabung dengan FP Dee Lestari (198.193 Like).

Pelajaran apa yang bisa dipetik? Dalam hukum ekonomi, supply akan ada jika demand banyak. Jonru berhasil memenuhi demand orang-orang yang benci Jokowi. Dan demand ini tidak berhenti hanya sampai Pilpres namun semakin banyak setelah Jokowi menjabat sebagai Presiden. Demandakan tetap tinggi pada Pilpres 2019 di mana kemungkinan Jokowi mencalonkan diri lagi dan lima tahun setelahnya jika Jokowi menang. Bisa dipastikan, FP Jonru semakin berkibar.

Sebetulnya, banyak orang yang tidak menyukai Jonru akibat status-statusnya yang dianggap sebagian orang sebagai fitnah kepada Jokowi itu. Banyak tulisan yang mengungkapkan kekesalan mereka kepada Jonru. Denny Siregar, penulis (81.824 Follower), sampai harus menurunkan derajat tulisannya sejajar dengan Jonru. Dia menulis surat imajiner ibu Jonru untuk sang anak. Dalam surat bernada satir itu, Denny menggambarkan ibu Jonru adalah Valak, ayahnya Drakula, adik-adiknya Werewolf dan Chucky.

Atau penulis Hasanudin Abdurrahman (23.273 Like) yang dalam status-statusnya secara obyektik pernah mengkritik Jonru dan pengikutnya. Toh tulisan-tulisan seperti itu tak membuat nama Jonru tenggelam dan justru membuatnya makin gemerlap. Dalam beberapa bulan ke depan, angka satu juta like di FP-nya sepertinya akan tercapai.

Terus, apa yang bisa dilakukan agar Jonru dan pengikutnya lenyap?

Ingat hukum ekonomi di atas. Supply dari Jonru akan hilang jika demand-nya tidak ada. Selamademand masih banyak, tentu supply akan tetap ada. Maka jika ingin supply lenyap, hilangkan demand-nya.

Lihat cara Ahok menghilangkan demand joki 3 in 1 di beberapa ruas jalan di Jakarta. Ahok mencabut aturan itu dan abrakadabra, joki 3 in 1 pun lenyap. Garis besarnya, hanya pemerintah yang bisa melarang warganya berbuat ini dan itu. Negara ini juga dilengkapi hukum yang bisa menjerat orang yang dianggap merugikan, seperti UU ITE.
Sudah banyak masyarakat yang menganggap status-status Jonru sebagai fitnah kepada Jokowi. Namun, Jokowi memilih untuk tidak melaporkan Jonru. Kemungkinan, Jokowi tak ingin mengganggu kebebasan berbicara. Atau mungkin, Jokowi merasa levelnya di atas Jonru. Dia tak mau menurunkan levelnya demi menjerat Jonru. Ibarat Jokowi adalah profesor, Jonru anak TK-nya.

Lantas, jika Jokowi tidak bisa diharapkan, cara apa lagi yang bisa dipakai?

Kita, warga negara yang tak ingin bangsa ini dipenuhi orang-orang seperti Jonru, harus bertindak. Saya masih yakin penulis yang kualitasnya jauh di atas Jonru sangat banyak. Sayangnya kehadiran mereka jarang terlihat. Tak perlu malu belajar dari Jonru. Lihat caranya mengelola FP. Sangat profesional. Saya tidak berharap anda membuat status-status seperti Jonru ataupun tulisan yang menyerang pribadinya.

Mulailah menulis. Banyak topik yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Tempatkan di blog pribadi anda. Jika tidak punya blog, manfaatkan weblog seperti qureta.com, untuk membuat tulisan-tulisan bermutu. Kemudian, bagikan tulisan anda via FP yang anda buat. Jaring sebanyak-banyaknya like. Facebook adalah media sosial yang tingkat penetrasi ke audience sangat kuat. Karena hampir setiap orang mempunyai akun Facebook. Maka, gunakan Facebook untuk menyebar tulisan-tulisan anda.

Semakin banyak FP yang berisi tulisan-tulisan bermutu semakin bagus. FP-FP ini akan menjadi jembatan antara audience dengan tulisan kita. Jika jumlah FP-FP bermutu semakin banyak, pilihan akan bervariasi. Masyarakat bisa membandingkan kualitas antara FP-FP bermutu dengan FP Jonru dan FP sejenis.

Mengapa masyarakat kita gemar menonton sinetron-sinetron alay? Jawabannya karena mayoritas stasiun televisi kita menyajikannya di prime time. Sehingga masyarakat tak punya banyak pilihan. Stasiun televisi tak mau membuat sinetron atau tayangan berkualitas karena kemungkinan besar tak laku.

Kehadiran Net TV yang berani melenceng dari selera pasar dengan tayangan-tayangan bermutu patut diapresiasi. Net TV tidak menyerah kepada kehendak pasar melainkan menciptakan pasar baru yang sesuai standar stasiun televisi itu. Meski konsistensi Net TV masih perlu diuji dengan waktu.

Seperti Net TV, kita sebaiknya tidak gampang menyerah. Kita perlu menciptakan pasar baru melalui FP kita. Saya yakin kebutuhan akan tulisan-tulisan bermutu masih sangat besar.

Untuk para penulis yang sudah punya nama, segera buat FP anda. Bagikan tulisan-tulisan bermutu anda kepada masyarakat sehingga bisa memberi inspirasi.

Masa depan anak-anak kita juga menjadi tanggung jawab generasi sekarang. Kita pasti tak ingin generasi setelah kita adalah generasi yang cacat logika dan suka menyebar hoax dan fitnah. Kita harus “berperang” melawan zombie-zombie media sosial yang setiap hari berkomentar dan membuat status yang berisi fitnah dan hoax. Zombie yang berpikir tidak menggunakan akal sehat. Kehadiran mereka menghimpit orang-orang yang masih menggunakan pikiran yang logis. Relakah anak-anak kita menjadi seperti mereka?

Saya meminta pemerintah lewat Kemendikbud membuat kurikulum yang mengedepankan logika berpikir. Pelajaran penalaran harus diperbanyak. Ajak anak-anak berpikir logis sejak dini. Sehingga saat besar, mereka mampu berpendapat dengan baik dan logis.

Jika generasi mendatang dipenuhi generasi yang mampu berpikir logis, Jonru dan pengikutnya akan lenyap dengan sendirinya.

Untuk menutup tulisan ini, saya kembali mengutip omongan Joker kepada Batman.

“Kamu tahu, seandainya hal-hal buruk terjadi, orang-orang beradab ini akan memakan satu sama lain. Lihat, saya bukan monster tapi hanya mewakili mereka.”

sumber
0
1.6K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan