Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aconkoeAvatar border
TS
aconkoe
Mahasiswa UI: Tragedi Brexit Bentuk Negara Abai, Ironisnya Diremehkan
Mahasiswa UI: Tragedi Brexit Bentuk Negara Abai, Ironisnya Diremehkan
Juli 9, 2016 20:06

Mahasiswa UI: Tragedi Brexit Bentuk Negara Abai, Ironisnya Diremehkan

Jakarta, Aktual.com – Terjadinya kemacetan parah di gerbang keluar tol Brebes Timur atau ‘Tragedi Brexit’ dinilai sebagai cermin ketidakhadiran negara dalam merumuskan langkah-langkah preventif atas urusan rakyat banyak.

Pendapat tersebut disampaikan Ketua Bidang Sosial Politik Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia, Razikin Juraid. Menurut dia, dengan segala kerumitannya, peristiwa Brexit seharusnya tidak perlu terjadi apalagi sampai memakan korban.

“Pada konteks abainya negara tersebut, saya menyebut kejadian itu dengan sebutan Brexit Terror atau dapat juga disebutkan sebagai teror negara alias state terror,” ucap dia, Jumat (8/7).

Razikin menyesalkan sikap pemerintah terhadap Tragedi Brexit yang terkesan menganggapnya lebih remeh dibandingkan peristiwa bom bunuh diri yang menewaskan pelakunya. Padahal kemacetan para di Brebes itu memakan korban jauh lebih banyak dibandingkan peristiwa bom bunuh diri.

“Sebaiknya pemerintah harus berani meminta maaf dan mengakui jika itu adalah kelalaian, karena mudik itu adalah rutinitas tahunan yang dapat diprediksi jauh-jauh hari sebelumnya,” kata dia.

“Sangat jelas dalam hal ini pemerintah bersalah dan harus bertanggungjawab dan minta maaf. Dua belas orang meninggal itu akibat kelalaian pemerintah,” demikian Razikin.

Diketahui, ‘Tragedi Brexit’ pada akhir bulan Ramadhan 2016 memakan 12 korban, salah satunya adalah bayi berusia setahun. Korban kebanyakan kelelahan karena terjebak macet selama puluhan jam. Sementara petugas kesehatan tidak bisa pemudik yang membutuhkan pertolongan karena kemacetan itu sendiri.
http://www.aktual.com/mahasiswa-ui-t...ya-diremehkan/


DPR: Jatuh Korban Tragedi Brexit Akibat Koordinasi Lemah
Juli 9, 2016 16:22

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi V DPR RI Nizar Zahro menilai infrastruktur Tol Brebes sudah cukup memadai untuk dilalui pemudik Lebaran 2016. Hanya saja pemerintah lupa mempersiapkan gerbang keluar Tol Brebes atau belakangan akrab disebut sebagai Brexit, yang mengakibatkan kemacetan parah.

Kemacetan ini dinilainya sebagai bentuk lemahnya koordinasi antar instansi yang hanya fokus ke tol tapi melupakan pintu keluar tol. “Kalau belum siap kok dipaksain dibuka (penggunaannya), ini pelajaran sangat berharga bagi pemerintah pada arus balik,” ujar Nizar, kepada Aktual.com, Jumat (8/7).

Kemacetan parah selama puluhan jam di pintu keluar Brexit menunjukkan kepanikan luar biasa dari pemudik. Mereka yang berharap segera berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, tidak siap menghadapi kemacetan parah.

Akibatnya, pemudik alami dehidrasi, kepanasan dan kelelahan, mobil mogok karena kehabisan bahan bakar minyak, hingga kekurangan asupan makanan dan kepanikan akibat kemacetan puluhan jam. bahkan hingga akibatkan belasan nyawa pemudik melayang.

Nizar menyesalkan pernyataan salah satu pejabat yang menangani masalah transportasi. Dimana pejabat tersebut menyinggung ibadah puasa yang dilakukan pemudik bisa tahan tidak makan selama puluhan jam, namun tidak kuat saat menghadapi kemacetan.

“Tidak bisa menganalogikan puasa bisa kuat puluhan jam, puasa itu kewajiban, kemacetan itu kepanikan luar biasa,” ujar dia.
http://www.aktual.com/dpr-jatuh-korb...rdinasi-lemah/


Pasca Tragedi Brexit, Pemerintah Harus Koordinasi Pemilik Tol
Juli 10, 2016 03:26

Jakarta, Aktual.com – DPR RI menilai harus ada ketegasan dari Menteri Perhubungan Ignatius Jonan terkait tragedi Brexit yang menimbulkan belasan korban melayang.

Disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Mohamad Said, Menteri Jonan selaku pemerintah harusnya lakukan koordinasi secara komprehensif dengan pengelola tol menjelang perayaan Idul Fitri tahun ini. Harus ada kebijakan baru menurut dia antara pemerintah dan pengelola tol.

Salah satu yang disorotinya sebagai penyebab kejadian nahas itu adalah sistem pembayaran di pintu keluar tol. “Ini seharusnya sudah diantisipasi, semua tol yang bayar tunai itu macet. Mengapa kita tidak berani edukasi,” kata Muhidin, saat dihubungi Aktual.com, Sabtu (9/7).

Politikus Golkar ini meminta pemerintah dan pengelola untuk membahas masalah kemacetan tol yang dilalui para pemudik. Sebab, momen mudik setiap tahun pasti terjadi.

Muhidin sendiri melihat ada beberapa masalah yang harus dipecahkan. Selain kesiapan jalan, menurutnya masalah keterbatasan SPBU dan rest area juga harus diperhatikan.

“Mari kita duduk bersama, tingkatkan koordiansi. Kalau jalan tol yang tidak siap, harus dipersiapkan. SPBU tidak siap, rest area terbatas,” jelasnya.

Anggota DPR incumbent ini menilai, musibah Brebes Exit tahun ini harus dijadikan rujukan oleh Menhub untuk mengambil keputusan. Dia merasa musibah ini bisa diantisipasi lebih dulu oleh pemerintah dan pengelola.

“Harus mengambil langkah-langkah konkret. Menhub harus tegas, jangan abu-abu, jangan terlalu lunak. Simple, kita sudah bisa memprediksi, tiap tahun pasti ada kenaikan, harus diantisipasi,” pungkasnya
http://www.aktual.com/pasca-tragedi-...i-pemilik-tol/

----------------------------------

Biarkan saja mereka, nak!
Nanti tinggal waktunya saja, giliran rakyat yang akan meremehkan mereka!



emoticon-Takut:

0
2.4K
27
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan