- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
REAL USA SNIPPER ATTACK : 5 polisi dallas tewas ditembak snipper


TS
the.pria.tampan
REAL USA SNIPPER ATTACK : 5 polisi dallas tewas ditembak snipper
Quote:
DALLAS, KOMPAS.com - Satu lagi polisi yang menjadi korban dalam penembakan di Kota Dallas, Kamis (7/7/2016) malam, dinyatakan tewas.
Dengan demikian, korban tewas akibat serangan dua penembak jitu (sniper) aksi unjuk rasa yang digelar untuk menggugat kasus penembakan warga kulit hitam di di Minnesota dan Louisiana itu menjadi lima orang.
Sebelumnya diberitakan, ada empat polisi yang tewas dari 11 korban penembakan tersebut. Tiga di antara korban sempat dilaporan berada dalam kondisi kritis. Artinya, masih ada dua polisi lain yang terluka parah.
Kantor berita AFP pun memberitakan, pihak Gedung Putih menyatakan telah memberikan penjelasan kepada Presiden Amerika Serikat dalam peristiwa ini.
Presiden Obama kini sedang berada di Warsawa, Polandia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi NATO. Namun, belum ada pemberitaan lebih lanjut terkait sikap Obama.
Sebelum berita ini tersiar, Obama telah menyerukan reformasi di tubuh Kepolisian AS menyusul aksi penembakan warga kulit hitam tersebut.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 aparat penegak hukum di Dallas ditembak oleh dua penembak jitu.
Penjelasan diberikan Kepala Kepolisian Dallas David Brown, seperti kutip dari laman NBC News.
Kedua penembak jitu melakukan tembakan dari tempat tinggi ke arah sejumlah polisi beberapa saat sebelum tepat pukul 21.00 waktu setempat.
David Brown menggambarkan aksi penembakan itu menggunakan gaya penyergapan.
"Kami menduga bahwa para tersangka mengambil posisi di dua tempat berbeda dan memang berencana untuk menyerang bahkan membunuh polisi sebanyak yang mereka bisa," kata Brown.
Dia menyebutkan, sebagian polisi mengalami luka tembak di bagian belakang tubuhnya.
Sebuah regu SWAT langsung diterjunkan, dan salah satu pelaku penembakan langsung bisa diamankan. Penangkapan dilakukan sekitar pukul 23.00.
Polisi sempat menyebarluaskan sebuah foto, sebelum pelaku tersebut menyerahkan diri.
Brown pun menyatakan, polisi menduga para tersangka telah memasang bom di beberapa lokasi di kota itu. Kini polisi melakukan koordinasi dengan aparat dari Biro Investigasi Federal AS (FBI), serta Biro Federal untuk Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak.
Dengan demikian, korban tewas akibat serangan dua penembak jitu (sniper) aksi unjuk rasa yang digelar untuk menggugat kasus penembakan warga kulit hitam di di Minnesota dan Louisiana itu menjadi lima orang.
Sebelumnya diberitakan, ada empat polisi yang tewas dari 11 korban penembakan tersebut. Tiga di antara korban sempat dilaporan berada dalam kondisi kritis. Artinya, masih ada dua polisi lain yang terluka parah.
Kantor berita AFP pun memberitakan, pihak Gedung Putih menyatakan telah memberikan penjelasan kepada Presiden Amerika Serikat dalam peristiwa ini.
Presiden Obama kini sedang berada di Warsawa, Polandia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi NATO. Namun, belum ada pemberitaan lebih lanjut terkait sikap Obama.
Sebelum berita ini tersiar, Obama telah menyerukan reformasi di tubuh Kepolisian AS menyusul aksi penembakan warga kulit hitam tersebut.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 aparat penegak hukum di Dallas ditembak oleh dua penembak jitu.
Penjelasan diberikan Kepala Kepolisian Dallas David Brown, seperti kutip dari laman NBC News.
Kedua penembak jitu melakukan tembakan dari tempat tinggi ke arah sejumlah polisi beberapa saat sebelum tepat pukul 21.00 waktu setempat.
David Brown menggambarkan aksi penembakan itu menggunakan gaya penyergapan.
"Kami menduga bahwa para tersangka mengambil posisi di dua tempat berbeda dan memang berencana untuk menyerang bahkan membunuh polisi sebanyak yang mereka bisa," kata Brown.
Dia menyebutkan, sebagian polisi mengalami luka tembak di bagian belakang tubuhnya.
Sebuah regu SWAT langsung diterjunkan, dan salah satu pelaku penembakan langsung bisa diamankan. Penangkapan dilakukan sekitar pukul 23.00.
Polisi sempat menyebarluaskan sebuah foto, sebelum pelaku tersebut menyerahkan diri.
Brown pun menyatakan, polisi menduga para tersangka telah memasang bom di beberapa lokasi di kota itu. Kini polisi melakukan koordinasi dengan aparat dari Biro Investigasi Federal AS (FBI), serta Biro Federal untuk Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak.
Quote:
bbc.com - Beberapa media Amerika Serikat melaporkan seorang tersangka penembakan polisi di gedung parkir El Centro, Dallas, telah tewas bunuh diri.
Tersangka adalah salah seorang yang diduga melakukan penyerangan terkoordinasi untuk membunuh polisi-polisi kota Dallas. Sebelumnya, Kepala Kepolisian Dallas, David Brown, mengatakan pihaknya telah menangkap tiga tersangka pelaku.
Brown meyakini semua tersangka bekerja sama, dan menggunakan senapan untuk melakoni serangan ketika unjuk rasa menentang penembakan polisi terhadap warga kulit hitam berlangsung.
“Kami belum punya taraf keyakinan bahwa kami telah menangkap semua tersangka,” ujar Brown.
Penembakan terjadi pada pukul 20.45 waktu setempat. Sejauh ini sebanyak lima polisi dipastikan meninggal dunia akibat tembakan. Salah satu yang tewas adalah polisi dari kesatuan pengamanan transportasi.
Unjuk rasa di Dallas digelar untuk memprotes tindakan polisi AS yang menembak dua warga kulit hitam, Philando Castile di Minnesota dan Alton Sterling di Louisiana.
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Aksi protes penembakan warga kulit hitam oleh polisi berakhir dengan lima polisi tewas. Pada Jumat (8/7), Kepala polisi Dallas, David O Brown mengatakan lima polisi tewas ditembak sniper.
Aksi ini, menurut dia tampak dilakukan secara terkoordinasi. "Mereka bekerja sama, menggunakan senapan, menembak dari posisi tinggi, menggunakan senapan penembak jitu dari titik berbeda di tempat berakhirnya pawai," kata Brown dalam konferensi pers.
Polisi sebelumnya mengatakan empat polisi tewas. Namun kemudian persatuan polisi mengatakan satu korban luka tidak bisa bertahan hingga tewas. Kepolisian menyatakan saat berkabung.
Ini menjadi penembakan massal terhadap polisi terburuk dalam sejarah AS. Total lima tewas dan enam luka-luka. Tiga orang ditahan pada Kamis malam. Kondisi siaga terus diterapkan hingga Jumat.
Belum ada identitas maupun motif yang dipublikasikan. Aksi protes pemicu aksi penembakan ini juga di sejumlah tempat seperti New York dan Chicago. Polisi menahan puluhan orang di sana.
Unjuk rasa dilakukan untuk memprotes aksi penembakan warga kulit hitam oleh Polisi. Philando Castile ditembak di Minnesota pada Rabu. Kekasihnya mengunggah video di internet berisi beberapa menit setelah kejadian.
Brown mengatakan pelaku bernegosiasi dengan polisi dan mengatakan akan ada banyak polisi yang terluka juga terbunuh. Brown mengatakan pelaku sempat berargumen ada bom di seluruh tempat.
"Polisi bernegosiasi dengan pelaku sekitar 45 menit namun tidak kooperatif," kata Brown. Polisi juga menginterogasi dua pemilik Mercedes yang menepi dan melempar tas kamuflase.
Quote:

wajah sang snipper
Dallas - Sniper yang menembak mati 5 orang polisi dan melukai 7 orang polisi lainnya, serta 2 warga sipil, di Dallas, Amerika Serikat, akhirnya tewas di tangan polisi. Identitasnya sudah teridentifikasi.
Dilansir AFP, Sabtu (9/7/2016), otak pelaku penyerangan terhadap polisi ini diketahui bernama Micah Xavier Johnson (25). Dia adalah seorang pria asal Mesquite, Texas.
Polisi juga disebut telah menahan tiga orang lain yang diduga terlibat dalam penembakan polisi pada Kamis (7/7) malam itu. Peristiwa ini sendiri terjadi di tengah aksi unjuk rasa massal akibat pembunuhan dua pria kulit hitam di Minnesota dan Louisiana oleh polisi.

Polisi berjaga diTKP
"Mereka bekerja sama dengan senjata, membentuk formasi segitiga di posisi tinggi dari titik berbeda di kawasan pusat kota, tempat di mana unjuk rasa akan berakhir," ujar Kepala Kepolisian Dallas David Brown.
Amukan Johnson terhenti setelah polisi menewaskannya melalui bahan peledak yang dikirimkan polisi lewat sebuah robot di tengah-tengah upaya negosiasi. Robot digunakan untuk menghindari korban jiwa karena tersangka bersenjata.
CNN mengutip seorang pejabat penegak hukum yang tak mau disebut namanya mengatakan, Johnson tidak memiliki catatan kriminal atau keterkaitan dengan kelompok ekstrimis.
Dari sebuah foto yang dimunculkan CNN, Johnson adalah seorang pria kulit hitam berjanggut pendek. Dia yang mengenakan baju etnik Afrika tampak mengangkat dan mengepalkan tangan kanannya di foto itu.
Militer AS menyebut, Johnson bertugas di Angkatan Darat Cadangan AS hingga April 2015. Dia pernah ditugaskan ke Afghanistan dari November 2013 hingga Juli 2014.
Sebelumnya, saat bicara dengan tim perunding polisi, Johnson menyebut dirinya tak berafiliasi dengan kelompok ekstrimis manapun. Tindakannya menembaki polisi dipicu kemarahannya terhadap kasus tewasnya dua pria kulit hitam di Minnesota dan Louisiana akibat ditembak polisi.
"Dia mengatakan marah terhadap kasus penembakan oleh polisi baru-baru ini. Dia mengatakan dirinya marah pada orang kulit putih. Dia mengatakan ingin membunuh orang kulit putih, terutama polisi berkulit putih," ucap Brown.
Protes terhadap polisi AS mengemuka sehari hari setelah kematian dua warga kulit hitam, Philando Castile di Minnesota dan Alton Sterling di Louisiana.
Pada Rabu (06/07), Philando Castile, tampak ditembak polisi dan kemudian darah keluar dari tubuhnya. Kekasih Castile merekam kejadian ketika polisi tetap mengarahkan senjata dan menyiarkannya langsung di internet. Di dalam mobil juga terdapat seorang anak yang menyaksikan peristiwa itu.
Sedangkan sehari sebelumnya, Alton Sterling, ditembak mati oleh polisi di Baton Rouge, Negara Bagian Louisiana. (hri/ndr).
Quote:
foto 0-17 jam setelah kejadian



[img]http://s.kaskus.id/images/2016/07/09/8804833_201607090601030043.jpg[/img








anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
15.1K
Kutip
63
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan