aconkoeAvatar border
TS
aconkoe
Horor BREXIT: Luhut dan Tjahjo Sudah Minta Maaf, Jonan & Jokowi yang belum!
Tol Brebes Timur Jadi 'Neraka' Pemudik


Daftar Korban Tragedi Mudik Lebaran di Brebes


Luhut Dan Tjahjo Sudah Minta Maaf, Jonan Perlu Asah Rasa Empati
Minggu, 10 Juli 2016 , 21:55:00

JAKARTA -- Pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, yang meminta maaf kepada masyarakat atas jatuhnya belasan korban jiwa saat mudik Lebaran, merupakan hal positif.

Hal ini dikatakan Direktur EmrusCorner Emrus Sihombing menanggapi permintaan maaf yang dilontarkan Luhut, Minggu (10/7) melalui Twitter.

Menurutnya, hal itu perlu diapresiasi oleh semua lapisan masyarakat. Ermus menilai pernyataan maaf ini setidaknya bisa mengobati luka di hati pemudik. Khususnya keluarga korban, atas pernyataan Menhub Ignasius Jonan yang sangat kurang bijak dan berpotensi menimbulkan kegaduhan.

"Menhub pun seolah mencari kambing 'hitam' dengan menyatakan bahwa Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar jangan diam saja dong," ujar Emrus.

Bahkan, ia melanjutkan, Kemenhub kemudian merilis jumlah orang meninggal lebih sedikit dibanding periode yang sama sebelumnya.

Memang, lanjut Emrus, yang disampaikan itu adalah fakta, namun sangat tidak tepat momentum di tengah berkabungnya bangsa ini. "Karena belasan pemudik, saudara kita, meninggalkan kita untuk selamanya," kata Emrus.

Karenanya, Emrus mengatakan, Jonan perlu belajar komunikasi bijak pada situasi yang memprihatinkan. "Ia pun perlu harus mengasah rasa empati terhadap peristiwa kenanusiaan," kata Emrus.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo juga sudah meminta maaf atas peristiwa kemacetan arus mudik 2016 di Brebes Timur
http://www.jpnn.com/read/2016/07/10/...h-Rasa-Empati-


Macet Parah di Brexit, Ini Kata Jokowi:
Kemacetan di Brebes memang sudah diprediksi sebelumnya karena ada tol baru.
Monday, 04 July 2016, 17:19 WIB


Kendaraan pemudik terjebak macet panjang menuju pintu keluar Tol Brebes Timur, Brebes, Jawa Tengah , Jumat (1/7).(Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo angkat bicara soal kemacetan panjang yang terjadi di pintu keluar tol Pejagan-Brebes Timur atau yang kini populer dengan sebutan Brexit (Brebes exit). Presiden menyebut, kemacetan di Brebes memang sudah diprediksi sebelumnya karena ada tol baru.

Tol yang baru diresmikan Presiden pertengahan Juni lalu itu memang menjadi salah satu ruas jalan yang paling banyak digunakan para pemudik tahun ini.

Presiden Jokowi berjanji, pemerintah akan segera menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan tol yang tersisa untuk mencegah kemacetan panjang kembali terulang.

"Nanti kalau itu sudah tersambung dari Batang ke Semarang, Semarang ke Solo, Solo ke Ngawi, Ngawi ke Kertosono semua tersambung, akan lancar," ucap Presiden ujar membagi-bagikan paket sembako di Pandeglang, Senin (4/7).

Jokowi menargetkan, pembangunan ruas tol tersebut akan selesai dalam dua tahun mendatang asal proses pembebasan lahan lancar.

Secara umum, Presiden menilai arus mudik tahun ini masih lancar dan terkendali. Menurutnya, hal itu karena ada sejumlah tambahan infrastruktur angkutan sehingga pemudik dapat terangkut lebih banyak.

"Setelah kita belikan dua kapal besar di Merak Bakauheni, yang sekali angkut bisa memuat 400 mobil, itu sangat membantu sekali. Dulu, sekali masuk hanya 125 mobil, sekarang bisa langsung 400," ujarnya.
http://www.republika.co.id/berita/ra...ni-kata-jokowi


Resmikan Tol Pejagan-Pemalang, Presiden: Bisa Dipakai Untuk Lebaran
Kamis, 16 Juni 2016 19:31 WIB


Presiden Joko Widodo

Jakarta, HanTer - Presiden Joko Widodo pada Kamis (16/6/2016) meresmikan beroperasinya Jalan Tol Pejagan-Pemalang Seksi I dan II yakni Pejagan hingga Brebes Timur.

Beroperasinya jalan tol ini diharapkan mampu mendukung kenyamanan pemudik yang akan melakukan perjalanan pada Lebaran tahun ini.

"Nanti dipakai untuk lebaran, kemudian 37 km lagi, Insya Allah, satu tahun saya beri target tadi ke Menteri PU, Menteri BUMN, dan Dirut Waskita Karya, selesai," kata Jokowi.

Jalan tol sepanjang 21 km itu merupakan salah satu proyek pembangunan tol Trans Jawa yang memang ditargetkan beroperasi mulai Lebaran tahun ini.
http://www.harianterbit.com/hanterek...-Untuk-Lebaran


Tol Baru Dalam Sinisme Kemacetan Arus Mudik
Minggu, 10/07/2016 15:00 WIB


Tol Baru dalam Sinisme Kemacetan Arus Mudik Foto udara antrean kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Bangsri, Brebes, Jawa Tengah, Senin (4/7). Kemacetan di sepanjang ruas Tol Pejagan-Brebes Timur saat arus mudik Lebaran berlangsung menyebabkan konsumsi BBM di Brebes naik hingga 250 persen. Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meresmikan dan membuka jalan tol Pejagan-Brebes Timur dalam perkembangannya menuai banyak anggapan miring.

Keputusan untuk menjadikan jalan tol sepanjang 20 km itu sebagai jalur mudik tahun ini dianggap sebagai kebijakan yang serba tergesa-gesa dan dipaksanakan.

Masyarakat seakan dipenuhi euforia dan harapan untuk melalui jalur mudik tersebut tanpa macet seperti tahun-tahun biasanya.

Euforia serupa itu alhasil menghasilkan kemacetan yang luar biasa saat puncak arus mudik hingga menjadi bahan empuk untuk "menyerang" pemerintah dari berbagai sisi.

Maka Presiden Jokowi pun lagi-lagi menjadi pihak yang dianggap paling bersalah atas layanan arus mudik yang dianggap "gagal" tahun ini.

Kejadian itu diperparah dengan konfirmasi meninggalnya beberapa orang di jalur mudik yang kemudian dikaitkan dengan kondisi macet parah tersebut.

Perjalanan mudik tahun ini pun dianggap penuh dengan kegagalan.

Dalam berbagai lini media sosial, Presiden Jokowi dituntut untuk meminta maaf karena dianggap telah gagal menangani kemacetan pada musim mudik lebaran tahun ini.

Dapat Dikendalikan

Merespon kondisi itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru menyebutkan arus mudik tahun ini tergolong masih dapat dikendalikan dari beberapa indikator yang diperhatikannya.

"Saya kira baik, misalnya yang dari Merak Bakauheni dapat dikatakan lancar, bagus. Memang yang ke timur ada satu tempat saja yang bermasalah, dan itu sudah saya sampaikan dan perkirakan sebelumnya. Tapi saya kira kalau dibandingkan tahun lalu jauh sekali bedanya," kata Presiden Jokowi.

Menurut dia, jumlah pemudik tahun ini meski kenaikannya melonjak signifikan tapi masih dalam posisi yang bisa dikendalikan.

Mantan Gubernur DKI itu mengetahui fakta kemacetan parah di Brebes Exit (Brexit) sehingga ia berjanji akan merampungkan proyek pembangunan infrastruktur terutama jalan tol yang tersisa untuk mencegah kemacetan terulang kembali di ruas jalan tol Pejagan-Brebes Timur.

Pemerintah dikatakannya akan segera menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan tol yang tersisa untuk mencegah kemacetan tersebut terulang kembali di waktu yang akan datang.

Tol yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan Juni 2016 itu diakuinya memang menjadi salah satu ruas tol yang paling banyak digunakan para pemudik lebaran di tahun ini.

"Pintu-pintu tol yang di tengah sudah dihilangkan, tetapi tetap diakhirnya tetap harus ngantri. Nanti kalau itu sudah tersambung dari Batang ke Semarang, Semarang ke Solo, Solo ke Ngawi, Ngawi ke Kertosono, semua tersambung semua akan lancar," katanya.

Mudik lancar dan balik tanpa kemacetan adalah harapan semua. Namun untuk menuju impian tersebut bukan semata tanggung jawab pemerintah.

Menjadikan kemacetan sebagai alat untuk menyerang dan mengritik pemerintah juga bukan solusi yang lantas merampungkan persoalan.

Boleh jadi ruas tol Pejagan-Brebes Timur tahun ini belum mampu memenuhi harapan bebas macet bagi para pemudik sebagaimana disampaikan Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno.

Namun keberadaan tol yang merupakan bagian dari Trans Jawa tersebut semakin tidak terelakkan.

Djoko yang juga Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu mengatakan ruas tol Pejagan-Brebes Timur masih gagal memenuhi harapan terpangkasnya kemacetan saat arus mudik Lebaran.

Terbukti, pemudik perlu berjam-jam untuk menempuh jalan bebas hambatan sepanjang 29,3 kilometer tersebut.

"Dampaknya, waktu tempuh menjadi lebih lama, antrian kendaraan macet lebih panjang. Jarak 20, 3 kilometer Pejagan-Brebes Timur mininal ditempuh 5 jam 30 menit," katanya.

Hal itu berarti, kata Djoko, propaganda tol mengatasi kemacetan tidak berhasil.

"Desain pintu keluar di Pantura juga jadi penyebab macet. Harus dirancang tanpa traffic light dengan membangun interchange," katanya.

Macetnya Brebes juga menurut Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Pamuraharjo lebih disebabkan karena volume kendaraan yang sangat tinggi dan di luar kapasitas jalan yang membuat antrian tol menjadi sangat panjang.

Penyebab kemacetan berikutnya adalah antrian di pom bensin Pertamina dekat pintu tol Brebes Timur, ujar Hemi.

Namun, apapun bentuknya, kemacetan tetaplah bukan sesuatu yang tepat dijadikan alasan untuk saling menyerang dan menyalahkan.

Sebab infrastruktur yang baik ditunjang pula oleh peran serta seluruh rakyat Indonesia, bukan dari sinisme dan apatisme yang berlebihan.
http://industri.bisnis.com/read/2016...tan-arus-mudik


Kemenhub Akui Tol Brexit Belum Siap Untuk Pemudik
Juli 6, 2016 20:21


Antrean kendaraan mengular di tol Pejagan ke arah pintu keluar Brebes Timur, Brebes, Jawa Tengah (1/7). H-5 Lebaran pemudik mengalami kemacetan di jalan tol yang baru diresmikan tersebut hingga berjam-jam. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/foc/16.

Jakarta, Aktual.com- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mengakui adanya ketidaksiapan dalam melayani pemudik tahun ini. Utamanya terkait dengan kemacetan parah di jalan tol Pejagan-Brebes yang diakui terlalu dipaksakan untuk beroperasi. Inilah penyebab kemacetan yang telah membuat 12 pemudik meregang nyawa sejak tiga hari ini.

“Secara infrastruktur belum terpenuhi,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto dalam pesan tertulis, Rabu (6/7).

Pudji mengatakan pintu Tol Keluar Brebes Timur terdapat 10 gardu yang tidak sebanding dengan pintu Tol Cikarang Utama mencapai 32 gardu.

Ia menuturkan penyebab utama kemacetan jumlah pintu transaksi Cikarang Utama tidak sama dengan jumlah pintu Brebes Timur yang menimbulkan kepadatan kendaraan.

Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri itu, mengungkapkan sebagian besar atau 80 persen kendaraan yang masuk Tol Cikarang Utama Bekasi keluar di Tol Brebes Timur.

Menurut Pudji, kendaraan yang melintasi Tol Cikarang Utama sebagian kecil hanya keluar di Tol Pejagan.

“Jika keluar Tol Pejagan arah Jawa Timur maka harus memutar balik sehingga pemudik lebih memilih keluar Brebes Timur,” ujar Pudji.

Tol sepanjang 30 kilometer itu tidak terdapat jalur alternatif sehingga pemudik terpaksa keluar di Tol Brebes Timur yang menimbulkan kemacetan.

Menutur Pudji, pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Timur secara terpaksa itu terindikasi karena pemudik dihadapkan permasalahan ketersediaan pom bensin, pertemuan jalur pantura, kapasitas jalan kecil, pasar tumpah, angkutan umum berhenti sembarang, dan pintu perlintasan kereta api.
http://www.aktual.com/kemenhub-akui-...-siap-pemudik/


Tanggapi Tudingan Jonan, Kepala BPJT Bilang Insiden "Brexit" Tanggung Jawab Bersama
Jumat, 8 Juli 2016 | 14:27 WIB


Kemacetan mengular sepanjang 18 kilometer di ruas tol Pejagan - Brebes Timur, Jawa Tengah, Jumat (01/07/2016). Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 lebaran.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna memilih untuk tidak menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang melemparkan kesalahan dan tanggung jawab kemacetan parah jelang pintu keluar Tol Pejagan-Brebes yang berakibat meninggalnya belasan pemudik.

"Saya memilih untuk tidak menanggapi alias no comment. Tidak pada tempatnya kami sebagai pejabat negara saling melempar tanggung jawab," ujar Herry kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2016).

Namun, Herry mengakui kemacetan dan insiden kematian belasan pemudik selama kurun 29 Juni hingga 5 Juli 2016 lalu merupakan tanggung jawab bersama.

Semua harus bertanggung jawab, termasuk dirinya dan BPJT yang dipimpinnya. Pasalnya, menjelang H-7 Lebaran, pemerintah menggelar rapat koordinasi kesiapan mengawal dan memonitor arus mudik dan balik.

"Semua pihak yang terlibat dalam kelancaran dan pengamanan arus mudik dan balik Lebaran hadir. BPJT, Korlantas Polri, Dirjen Perhubungan Darat, semua ada," ungkap Herry.

Jadi, kata dia, tidak seharusnya Menteri Jonan mengatakan BPJT tidak siap menghadapi situasi seperti di Brebes tempo hari.

Antisipasi dan pengamanan jalur Lebaran sudah sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP). Termasuk rekayasa lalu lintas berupa contra flow, pengalihan arus lalu lintas, dan juga buka tutup gerbang tol.

"Semua sudah disepakati bersama. Masalahnya adalah, jumlah kendaraan melonjak dibanding ketersediaan jalan. Untuk ini pun kami sudah mengantisipasinya dengan menyiapkan jalur-jalur alternatif," sebut Herry.

Jalur Lebaran yang bisa digunakan oleh pemudik, kata Herey, tidak sebatas jalan tol, melainkan ada juga jalan non-tol dengan kapasitas dan level yang dimiliki provinsi, kota dan kabupaten yang dilintasi maupun dituju.

Jalan non-tol tersebut di antaranya adalah jalur lintas utara jawa yang merupakan kelas jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota atau jalan kecamatan yang justru bukan merupakan domain BPJT.

"Ini adalah tanggung jawab bersama. Mari kita cari solusi bersama," kata Herry.

Terkait antisipasi arus balik Lebaran, Herry memastikan SOP yang dijalankan saat arus mudik akan diterapkan kembali. Namun intensitasnya lebih ditingkatkan.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengatakan, kemacetan parah yang terjadi di pintu tol Brebes Timur membuktikan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) belum siap menghadapi situasi seperti saat arus mudik Lebaran.

Jonan mengatakan, membludaknya jumlah kendaraan yang lewat dari Gerbang Tol Brebes Timur, diyakini sudah diprediksi BPJT. Namun, Jonan tidak mengetahui mengapa kemacetan parah itu masih bisa terjadi.

Jonan mengakui, kemacetan saat arus mudik Lebaran tahun ini sangat parah dibanding kemacetan di tahun sebelumnya.

"Memang sangat parah (kemacetan tahun ini), BPJT belum siap sebagai operator. Kalau prediksi pasti diprediksi, tapi karena nggak siap. Selain itu exit terakhir kan di Brebes, bisa seperti itu juga (macet), karena jalannya bukan jalan arteri," ujar Jonan saat ditemui di pusat kendali kereta api di Pusat Kendali Daerah Operasi 1, Bukit Duri, Jakarta Selatan (7/7/2016).
http://properti.kompas.com/read/2016....jawab.bersama


Ketika Nyawa para Pemudik hanya dianggap Pejabat tidak lebih dari Angka-angka Statistik ...
Angka Kecelakaan dan Korban Jiwa pada Arus Mudik 2016 Menurun
Kamis, 7 Juli 2016 | 18:33 WIB


Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memantau kegiatan pemandu lalu lintas udara di Operation Room Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC) Airnav Indonesia, Tangerang, Kamis (7/7/2016). Dalam kunjungannya, Jonan memberikan dorongan kepada para pekerja agar tetap semangat.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, ada penurunan jumlah korban meninggal dan kecelakaan saat arus mudik pada Lebaran 2016 dibandingkan dengan arus mudik 2015.

Dari data Kementerian Perhubungan khusus untuk jalur darat, terhitung dari hari keenam sebelum Lebaran hingga hari pertama Idul Fitri 1437 Hijriah, Rabu (6/7/2016), persentase korban kecelakaan turun 21 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Tahun ini jumlah kecelakaan tercatat sebanyak 1.289 kasus, sementara tahun lalu sebanyak 1.622 kecelakaan.

Adapun korban meninggal dunia berkurang 25 persen, yakni 328 korban pada 2015 dan 244 korban pada tahun ini.

Jonan menduga bahwa penurunan tersebut akibat antisipasi dan respons sejumlah petugas terkait, salah satunya kepolisian, untuk menjaga ketertiban lalu lintas selama mudik Lebaran.

"Saya pikir karena ada antisipasi dan pihak kepolisian dalam hal ini harus diberikan kredit yang tinggi atas kinerjanya," ujar Jonan saat ditemui di pusat kendali kereta api di Pusat Kendali Daerah Operasi 1, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Kamis (7/7/2016).

Kemenhub memperkirakan ada peningkatan dan penurunan jumlah penumpang angkutan umum 2016 sejumlah moda transportasi yang digunakan mulai tujuh hari sebelum hingga sesudah Lebaran.

Untuk moda jalan, Kemenhub memperkirakan jumlah penumpang tahun ini sebanyak 4.328.337 penumpang. Jumlah ini berkurang sebanyak 7,87 persen dibanding periode yang sama pada 2015, yakni 4.697.945 penumpang.

Adapun penumpang dengan moda penyeberangan laut diprediksi naik sebesar 3,54 persen atau sebanyak 3.698.042. Tahun lalu sebanyak 3.572.103 penumpang.

Perkiraan peningkatan penumpang juga terjadi pada moda kereta api. Kenaikan diprediksi sebesar 4,63 persen, dari 3.931.712 pada tahun lalu menjadi 4.113.867 tahun ini.

Untuk moda transportasi laut, jumlah penumpang diperkirakan naik 3 persen dari 883.681 menjadi 910.191 penumpang.
Untuk moda udara, ada kemungkinan naik 7,62 persen dari 4.319.134 menjadi 4.648.047 penumpang.
Perkiraan total penumpang untuk periode tersebut pada tahun ini sebanyak 17.698.484 penumpang.

Kemenhub masih mengevaluasi penyebab peningkatan maupun penurunan moda transportasi di libur Lebaran 2016.
http://nasional.kompas.com/read/2016...k.2016.menurun

--------------------------------

Rezim amburadul ... ngurusin rakyatnya mau mudik aja nggak becus!
Padahal para pemudik itu adalah pembayar pajak setia, minimal dari pajak kendaraan yang mereka setor dengan disiplinnya setiap tahunnya. Lalu mana imbal-baliknya dari Negara? Masuk jalan TOL itupun sebenarnya tidak gratis, bukan?



emoticon-Takut:

Diubah oleh aconkoe 10-07-2016 23:09
0
7.5K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan