Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat Husni Kamil Manik meninggal dunia. Jenazahnya saat ini masih berada di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP), Jakarta Selatan.

"Ketua KPU meninggal, sekarang masih di RSPP," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia saat dihubungi detikcom lewat telepon, Kamis (7/7/2016) malam.

Dikabarkan, Husni meninggal di RSPP sekitar pukul 21.07 WIB malam ini. Jenazah saat ini masih berada di rumah duka bersama keluarganya.

Belum ada informasi lebih lanjut mengenai penyakit almarhum. Namun dia dikabarkan sudah dibawa ke RSPP sejak siang tadi.

Rencananya jenazah Husni akan dibawa ke rumah duka di Jalan Siaga Raya No 23 A, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

JUM'AT, 08 AGUSTUS 2014 | 12:49 WIB
Diancam Mau Diculik, Ketua KPU: Untuk Apa?

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik menanggapi enteng ancaman penculikan terhadap dia yang diteriakkan para pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di depan gedung Mahkamah Konstitusi. “Untuk apa saya diculik?” kata Kamil melalui pesan pendek, Jumat, 8 Agustus 2014.

Kamil meminta para pendukung Prabowo-Hatta untuk cermat mengikuti persidangan di MK. Dia juga meminta semua pihak menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.

Menurut Kamil, jika ada, fakta dan alat bukti yang dapat mengungkap kecurangan sebaiknya disampaikan dalam persidangan. “Sehingga hakim konstitusi mendengar langsung. Para pihak juga dapat mengikutinya secara bersama,” ujarnya.

Ratusan pendukung Prabowo-Hatta berunjuk rasa di depan gedung MK pada hari ini. Bahkan mereka menggelar salat Jumat di tempat itu.

Koordinator lapangan unjuk rasa, Akbar Husein, mengatakan mereka melakukan salat Jumat untuk menyampaikan doa agar sidang MK memenangkan Prabowo. "Agar Ketua MK Hamdan Zoelva bisa memberikan keputusan seadil-adilnya, yakni memenangkan Prabowo-Hatta,” ucapnya.

Para orator dalam aksi itu juga terus-menerus menyindir kinerja Kamil, yang dinilai tak tegas dalam memimpin sidang pleno KPU. "Ketua KPU kok cengengesan."

Akbar Husein dalam aksi itu mengancam akan menculik Kamil. "Setuju. Ayo kita culik," teriak massa secara serentak menyetujui ancaman Akbar Husein.

Massa juga mengecam Metro TV yang dituduh kerap mendiskreditkan Prabowo. "Metro TV jangan membodohi rakyat," kata Fikri dari Aliansi Penyelamat Pemilu.

Massa juga mengancam akan mengerahkan massa hingga 5.000 orang pada sidang lanjutan Senin pekan depan.