- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Beberapa Cerita Sejarah Indonesia yang layak dibuat Serial Movie atau Anime nya


TS
bigmommaxxiii
Beberapa Cerita Sejarah Indonesia yang layak dibuat Serial Movie atau Anime nya

Quote:
Makasih sebelumnya untuk Officer kaskus, Ini HT pertama ane setelah meluncurkan 2 Thread 

Spoiler for Hot Thread:

Quote:
Selamat sore agan-agan, selamat datang di thread ane yang gaje ini
. sebelumnya ane pengen ngungkapin betapa besarnya keragaman budaya kita mulai dari sabang sampai merauke. Kebudayaan itu tercurahkan mulai dari keseniannya, teknologi, bahasa, agama, dan lain-lain. Ane sangat tertarik dengan cerita-cerita folklor yang berkembang disetiap sukunya. beberapa dari folklor atau cerita rakyat tersebut ada yang hanya sekitar cerita pengantar tidur saja, bahkan ada yang benar-benar nyata hingga menjadikannya sebuah sejarah yang sangat luarbiasa itu. Dari cerita-cerita rakyat dan sejarah tersebut ane kemudian berimajinasi, bagaimana ya jika cerita-cerita itu diangkat dan dibuat Serial Movie nya semacam Game Of Throne gitu. Nah, dari semua cerita sejarah yang berkembang ada di Indonesia, ane udah ngumpulin beberapa cerita sejarah dan kejadian-kejadian yang menurut ane sangat menarik untuk dibuat Serial Movie nya (atau bahkan bisa dibuat anime nya gan
)


Beberapa Cerita Sejarah Indonesia yang layak dibuat Serial Movie atau Anime nya
1. Cerita Pasukan Elit Kerajaan Majapahit
Quote:
Spoiler for pertamax:

Pasukan elite ini beranggotakan tujuh orang, antara lain, Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa. Tujuh orang ini adalah pengawal Raden Wijaya ketika dikejar Jayakatwang yang menyerbu Singasari pada masa kekuasaan raja Kertanegara.
Istilah Dharmaputra diketahui dari naskah Pararaton. Jabatan ini tidak pernah dijumpai dalam sumber-sumber sejarah lainnya, baik itu Nagarakertagama ataupun prasasti jaman Majapahit.
Pararaton menyebutkan, para Dharmaputra disebut sebagai pengalasan wineh suka, yang artinya pegawai istimewa yang disayangi raja. Mereka diangkat oleh Raden Wijaya.
Ketujuh orang ini semuanya tewas sebagai pemberontak pada masa pemerintahan raja kedua, yaitu Jayanagara. Setelah itu keberadaan pasukan elite ini tidak diketahui lagi.
Pasukan elite lain selain Dharmasuka yang disebut dalam kitab Negarakertagama adalah Bhayangkara. Nama Bhayangkara dimulai ketika munculnya pemberontakan satu di antara Dharmaputra yaitu Ra Kunti.
Makar ini berhasil dipadamkan oleh Gadjah Mada dengan pasukannya yang bernama Bhayangkara. Gadjah Mada, yang ketika itu memimpin pengawal raja, membantu Jayanegara melarikan diri dari Ibu Kota dan menyembunyikannya dari kejaran pemberontak.
Dengan bantuan para bangsawan di pusat kota, Gadjah Mada bersama Pasukan Bhayangkara berhasil memukul balik Kuti dan mendudukkan kembali Jayanegara ke istana untuk kedua kalinya.
Setelah Jayanegara meninggal, Majapahit dipimpin oleh Tribuwana Tunggadewi pada tahun 1334 yang kemudian mengangkat Gadjah Mada sebagai mahapatih.
Gadjah Mada resmi menjadi Mahapatih maka pasukan Bhayangkara juga ikut menjadi pasukan paling elite kerajaan. Prajurit Bhayangkara tidak banyak menggunakan perlengkapan perang, termasuk senjata. Mereka hanya menggunakan pedang, tombak, panah dan tameng. Keris tidak disebut karena pada saat itu keris sudah dianggap sebagai perlengkapan pakaian.
Di tangan Gadjah Mada, kesatuan Bhayangkara menjadi kekuatan sipil yang sangat berpengaruh pada zamannya. Keselamatan para raja dan keluarganya di bawah kewenangan dan tanggung jawab Kesatuan Bhayangkara.
Catatan hitam pasukan Bhayangkara terjadi saat Perang Bubat. Ini akibat kesalahan strategi Gadjah Mada dalam penaklukan kerajaan Sunda. "Sehingga antara Gadjah Mada dengan Raja Hayam Wuruk terjadi perang dingin,” kata Dimas Cokro Pamungkas, budayawan Trowulan.
Konon, ketika Majapahit diserbu kerajaan Demak, bangsawan Majapahit dengan dikawal pasukan Bhayangkara lari ke pulau Bali.
2. The Batak's Warrior
Quote:
Spoiler for keduax:

Huta dipimpin oleh seorang pengetua huta sebagai pendiri huta dan dialah yang memimpin aktifitas baik dalam pendirian rumah, upacara-upacara adat dan segala aktivitas upacara ritual yang terbatas pada kawasan hutanya. Tiap huta mempunyai raja huta yang berhak menentukan segala yang berlaku di hutanya.
Seiring perjalanan waktu, bebagai perselisihan dan pertengkaran timbul antar marga, antar huta, bahkan mengakibatkan perang di antara mereka. Dari beberapa sumber, Gobatak menemukan informasi bahwa perang antar huta sering terjadi terutama sewaktu masyarakatnya menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Hal ini terjadi karena setiap huta ingin memperluas wilayahnya sekaligus menunjukkan kekuatannya. Untuk mempertahankan diri bahkan untuk menyerang dilakukan dengan berbagai cara. Pertahanan huta misalnya, dengan membangun “parik ni huta” atau “pagar ni huta” (benteng batu mengelilingi kampung) yang di atasnya ditanami tanaman bambu yang rapat, dengan satu akses pintu masuk, harbangan ni huta (pintu gerbang kampung).Di sisi lain bermunculan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran leluhur suku Batak seperti “pangulubalang” (sejenis santet) dan “bura” (jampi-jampi/mantra perusak) untuk menghancurkan musuh. Masa ini disebut “tingki ni lumlam” (jaman jahiliyah di Batak) dimana kesewenangan merajalela dengan mengabaikan “tona dohot poda” dan “adat dohot uhum” (amanah dan nasihat, adat dan aturan) yang telah diajarkan oleh para leluhur.
Disamping itu juga ada persebaran marga-marga Batak Toba pada masa leluhur yang pertama selalu terjadi sengketa soal tanah, warisan, barang pusaka dan lain-lain sehingga masalah terus berlarut-larut sampai kepada keturunannya masing-masing hingga terjadi perang antar huta.
Sebelum agama Kristen masuk ke daerah Toba, orang Batak Toba masih dalam kegelapan. Diantara sesama mereka sering terjadi perang antara satu kampung dengan kampung yang lain. Pada masa itu siapa yang paling kuat menjadi penguasa dan siapa yang paling lemah akan menjadi tertindas.
Perang juga dapat terjadi jika seseorang tidak menerima keputusan rapat bius . Maka satu-satunya cara ialah melakukan perang yang dinamakan manguji antara orang-orang yang diadili pengadilan bius. Siapa yang kalah dalam perang maka dialah yang bersalah.
Dan pada jaman dahulu, onan digunakan sebagai tempat persiapan perang antar huta. Orang-orang yang sedang bermusuh dengan huta lain, lebih dulu berkumpul di onan, agar lebih mudah untuk serentak pergi perang. Walaupun perang itu terjadi antara dua huta yang mempunyai onan yang sama, maka kelompok yang akan menyerang selalu berkumpul di onan. Sedang yang merasa akan diserang tetap bersiap menanti di dalam benteng hutanya.
Barulah setelah masuknya agama Kristen, perang antar huta ini semakin jarang terjadi. Hal ini tidak terlepas dari usaha-usaha para missionaris untuk memajukan masyarakat dan mengubah cara berfikirnya melalui pendidikan ditambah dengan ajaran agama Kristen yang menganjurkan agar setiap umat saling mengasihi.
3. Sriwijaya vs Colamandala
Quote:
Spoiler for ketigax:
Itulah kisah-kisah sejarah Nusantara yang ane kira layak untuk dibuat Serial Movie atau Anime nya. Semoga suatu saat nanti Industri film tanah air kita dapat mewujudkan hal itu dan membawanya ke layar lebar Internasional






Diubah oleh bigmommaxxiii 08-07-2016 12:46
0
46.9K
Kutip
279
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan