Quote:
TEMPO.CO, Bangkalan - Di Kabupaten Bangkalan, lebaran idul fitri identik dengan memotong ayam, sebagai bahan utama pembuatan hidangan khas lebaran 'Kuah Adun'. Namun apa jadinya, bila ayam yang sudah disembelih ternyata masih hidup. Inilah yang dialami Haris, 45 tahun, Warga Dusun Lembung, Desa Jaddih Timur, Kecamatan Socah Bangkalan.
Senin, 4 Juli 2016, Haris menyembelih ayam untuk dibuat kuah adun. Memakai pisau cap garpu, Haris menyembelih ayam jantan berbulu wido miliknya. Tak sampai semenit, penyembelihan selesai. Setelah memastikan tenggorokan ayam terputus, ayam dilepas di halaman.
Lazimnya, ayam akan meronta-ronta usai disembelih. Namun ayam wido itu tidak, dia justru berlari dan kembali berbaur dengan ayam lainnya, meski darah terus mengalir dari lehernya. "Padahal tenggorokannya sudah putus, melelet keluar," kata Haris, Rabu, 6 Juli 2016.
Dua hari setelah disembelih, saat Tempo menengok, ayam wido itu masih tegak berdiri di bawah pohon jambu di halaman. Namun tidak lincah bergerak. Hanya berdiri mematung, darah di lehernya tampak mengering. Menurut Haris, kabar ayam dipotong tidak mati telah menyebar ke seantero kampung berpenduduk sekitar 800 jiwa itu. Tamu pun berdatang silih berganti untuk melihat langsung si ayam wido.
Mulai dari tamu biasa sekedar ingin melihat hingga tamu yang mengaitkan ayam tersebut punya 'khasiat' tertentu. Tamu 'klenis' itu meminta harus membedah tembolok si ayam karena disitulah 'biasanya' tersimpa mustika yang ampuh dijadikan azimat. Namun Haris ogah menuruti bisikan itu. "Saya sudah minta saran ustad, katanya disuruh biarkan saja sampai mati sendiri, lalu dikubur, jangan dimakan," ucap Haris.
Haris mengaku dilema, antara menuruti saran ustad atau menuruti saran banyak orang agar leher ayam dijahit kembali dan dibiarkan hidup karena diyakini memiliki khasiat tertentu. "Entahlah, saya bingung mau diapain," kata dia.
https://nasional.tempo.co/read/news/...ni-tetap-hidup
horayyyyy ...
Ayam varokahh, bukti kejaiban dan kebesaran Allah, ini sudah dinubuatkan dalam kitab