- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
12 Orang Meninggal akibat Macet Brexit.


TS
foetza
12 Orang Meninggal akibat Macet Brexit.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H
Berita Duka datang dari Para Pemudik. Dimana 12 Pemudik yang berjuang dalam Macet di Tol Brexit Meninggal Dunia.
Banyak Pihak saling Lempar Tanggung jawab dengan Kejadian tersebut.
Berikut Data Korban & Pernyataan yang telah terlontar dari Menteri Perhubungan, Menteri Sosial & Dirjen :
Semoga Mudik Tahun depan tidak ada lagi Macet Luar biasa seperti tahun ini yang mengakibatkan Korban Jiwa.
Berita Duka datang dari Para Pemudik. Dimana 12 Pemudik yang berjuang dalam Macet di Tol Brexit Meninggal Dunia.
Banyak Pihak saling Lempar Tanggung jawab dengan Kejadian tersebut.
Berikut Data Korban & Pernyataan yang telah terlontar dari Menteri Perhubungan, Menteri Sosial & Dirjen :
Quote:
Original Posted By Macet Menyebabkan Meninggal
Jakarta - Macet horor berjam-jam di Brebes, Jawa Tengah menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Kebanyakan dari mereka diduga kelelahan atau pun sudah memiliki penyakit bawaan.
"Karena mungkin yang jelas sudah punya penyakit bawaan, kemudian diikuti perjalanan yang begitu bikin stres orang lebih dari 20 jam ke atas dari Jakarta sampai Brebes," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Sri Gunadi Parwoko saat dikonfirmasi, Selasa (5/7/2016).
Permasalahannya adalah kendaraan ambulans untuk evakuasi sulit menjangkau lokasi. Akibatnya mereka tak tertolong.
Menurut Sri, kebanyakan korban meninggal justru yang berada di luar jalan tol. Posisinya pun tersebar di sejumlah titik.
"Ada yang langsung dikirim ke rumah setempat, ada yang ke Slawi, ada yang ke RSU," imbuh Gunadi.
Berikut merupakan data korban yang meninggal dunia karena kelelahan:
1. Azizah (1) meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas Tanjung pada tanggal 3 Juli 2016. Dia diduga meninggal akibat keracunan karbon dioksida setelah mobil yang ditumpanginya terjebak macet lebih dari enam jam menjelang pintu keluar Tol Brebes Timur.
2. Yuni Yati (50), warga Magelang, meninggal dunia setelah dalam kondisi sakit keras terjebak macet di Tol Brebes, pada tanggal 3 Juli. Yuni sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Asih, namun tak tertolong.
3. Turinah (53), warga Kebumen, meninggal di Rumah Makan Minang Karangbale pada tanggal 3 Juli 2016.
4. Sundari (58), warga Kendal, meninggal dunia karena sakit di Bus Pahala Kencana yang terjebak macet pada tanggal 4 Juli 2016.
5. Susyani (36), warga Bogor, pingsan saat turun dari Bus Rosalia Indah. Korban mengeluh pusing karena bus yang ia tumpangi kena macet di Tol Brebes. Susyani sempat dibawa ke Puskesmas Larangan sebelum meninggal dunia pada 4 Juli 2016.
6. Sariyem (45), warga Banyumas, diturunkan dari mobil travel di Klinik dr Desy Wanacala. Sariyem sebelumnya pingsan karena kelelahan, setelah itu diperiksa kemudian meninggal dunia pada 4 Juli 2016.
7. Suharyati (50) turun dari Bus Sumber Alam karena tidak kuat menghadapi macet. Saat turun, ia pingsan dan muntah-muntah. Dalam perjalanan ke rumah sakit dia meninggal pada 4 Juli 2016.
8. Poniatun (46), warga Kebumen, turun dari Bus Zaki Trans di Rumah Makan Mustika Indah, Kecamatan Tonjong. Tak lama kemudian dirinya meninggal dunia pada 4 Juli 2016.
9. Rizaldi Wibowo (17), seorang warga Kendal, meninggal di dalam bus pada 5 Juli 2016.
10. Sumiatun (67), warga Serpong, Tangerang, meninggal dunia di dalam bus pada 5 Juli 2016.
11. Sri (40) warga Wonogiri, meninggal dalam perjalanan saat menggunakan mobil pribadi. Sri meninggal karena serangan jantung pada 4 Juli 2016.
12. Suhartiningsih (49) warga Jakarta, meninggal di dalam mobil pribadi pada tanggal 5 Juli 2016. (bag/dra)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32486...oror-di-brebes
Jakarta - Macet horor berjam-jam di Brebes, Jawa Tengah menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Kebanyakan dari mereka diduga kelelahan atau pun sudah memiliki penyakit bawaan.
"Karena mungkin yang jelas sudah punya penyakit bawaan, kemudian diikuti perjalanan yang begitu bikin stres orang lebih dari 20 jam ke atas dari Jakarta sampai Brebes," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Sri Gunadi Parwoko saat dikonfirmasi, Selasa (5/7/2016).
Permasalahannya adalah kendaraan ambulans untuk evakuasi sulit menjangkau lokasi. Akibatnya mereka tak tertolong.
Menurut Sri, kebanyakan korban meninggal justru yang berada di luar jalan tol. Posisinya pun tersebar di sejumlah titik.
"Ada yang langsung dikirim ke rumah setempat, ada yang ke Slawi, ada yang ke RSU," imbuh Gunadi.
Berikut merupakan data korban yang meninggal dunia karena kelelahan:
1. Azizah (1) meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas Tanjung pada tanggal 3 Juli 2016. Dia diduga meninggal akibat keracunan karbon dioksida setelah mobil yang ditumpanginya terjebak macet lebih dari enam jam menjelang pintu keluar Tol Brebes Timur.
2. Yuni Yati (50), warga Magelang, meninggal dunia setelah dalam kondisi sakit keras terjebak macet di Tol Brebes, pada tanggal 3 Juli. Yuni sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Asih, namun tak tertolong.
3. Turinah (53), warga Kebumen, meninggal di Rumah Makan Minang Karangbale pada tanggal 3 Juli 2016.
4. Sundari (58), warga Kendal, meninggal dunia karena sakit di Bus Pahala Kencana yang terjebak macet pada tanggal 4 Juli 2016.
5. Susyani (36), warga Bogor, pingsan saat turun dari Bus Rosalia Indah. Korban mengeluh pusing karena bus yang ia tumpangi kena macet di Tol Brebes. Susyani sempat dibawa ke Puskesmas Larangan sebelum meninggal dunia pada 4 Juli 2016.
6. Sariyem (45), warga Banyumas, diturunkan dari mobil travel di Klinik dr Desy Wanacala. Sariyem sebelumnya pingsan karena kelelahan, setelah itu diperiksa kemudian meninggal dunia pada 4 Juli 2016.
7. Suharyati (50) turun dari Bus Sumber Alam karena tidak kuat menghadapi macet. Saat turun, ia pingsan dan muntah-muntah. Dalam perjalanan ke rumah sakit dia meninggal pada 4 Juli 2016.
8. Poniatun (46), warga Kebumen, turun dari Bus Zaki Trans di Rumah Makan Mustika Indah, Kecamatan Tonjong. Tak lama kemudian dirinya meninggal dunia pada 4 Juli 2016.
9. Rizaldi Wibowo (17), seorang warga Kendal, meninggal di dalam bus pada 5 Juli 2016.
10. Sumiatun (67), warga Serpong, Tangerang, meninggal dunia di dalam bus pada 5 Juli 2016.
11. Sri (40) warga Wonogiri, meninggal dalam perjalanan saat menggunakan mobil pribadi. Sri meninggal karena serangan jantung pada 4 Juli 2016.
12. Suhartiningsih (49) warga Jakarta, meninggal di dalam mobil pribadi pada tanggal 5 Juli 2016. (bag/dra)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32486...oror-di-brebes
Quote:
Original Posted By Kata Menhub
Jakarta - Sebanyak 12 orang meninggal dunia setelah terjebak macet di Brebes. Menhub Ignasius Jonan meyakini bahwa mereka meninggal karena memiliki penyakit, bukan efek macet.
"Orang meninggal bisa dengan cara macem-macem. Kalau ada yang mengutip ada yang meninggal karena macet kok saya baru tau ini seumur hidup saya? Begini, kalau tidak mengidap penyakit sebelumnya, saya kira enggak akan meninggal," ujar Menhub Ignasius Jonan di sela menghadiri open house di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2016).
Tetapi Jonan tak memungkiri bilamana ada korban meninggal akibat kecelakaan. Dia yakin orang dengan kondisi fit tetap akan sehat meski terjebak macet berjam-jam.
"Ada yang bilang macet 12 jam dehidrasi, kalau puasa berapa jam? Lebih saya kira 12 jam, buktinya enggak apa-apa juga," imbuh Jonan.
Sebelumnya Kadis Kesehatan Kabupaten Brebes Sri Gunadi juga menyebut faktor kesehatan adalah penyebab utama seseorang meninggal setelah terjebak macet.
"Karena mungkin yang jelas sudah punya penyakit bawaan, kemudian diikuti perjalanan yang begitu bikin stres orang lebih dari 20 jam ke atas dari Jakarta sampai Brebes," ujar Sri Gunadi.
(bag/imk)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32489...ni-kata-menhub
Jakarta - Sebanyak 12 orang meninggal dunia setelah terjebak macet di Brebes. Menhub Ignasius Jonan meyakini bahwa mereka meninggal karena memiliki penyakit, bukan efek macet.
"Orang meninggal bisa dengan cara macem-macem. Kalau ada yang mengutip ada yang meninggal karena macet kok saya baru tau ini seumur hidup saya? Begini, kalau tidak mengidap penyakit sebelumnya, saya kira enggak akan meninggal," ujar Menhub Ignasius Jonan di sela menghadiri open house di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2016).
Tetapi Jonan tak memungkiri bilamana ada korban meninggal akibat kecelakaan. Dia yakin orang dengan kondisi fit tetap akan sehat meski terjebak macet berjam-jam.
"Ada yang bilang macet 12 jam dehidrasi, kalau puasa berapa jam? Lebih saya kira 12 jam, buktinya enggak apa-apa juga," imbuh Jonan.
Sebelumnya Kadis Kesehatan Kabupaten Brebes Sri Gunadi juga menyebut faktor kesehatan adalah penyebab utama seseorang meninggal setelah terjebak macet.
"Karena mungkin yang jelas sudah punya penyakit bawaan, kemudian diikuti perjalanan yang begitu bikin stres orang lebih dari 20 jam ke atas dari Jakarta sampai Brebes," ujar Sri Gunadi.
(bag/imk)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32489...ni-kata-menhub
Quote:
Original Posted By Kata Mensos
Jakarta - Sedikitnya 12 orang meninggal dunia diduga kelelahan karena bermacet-macetan puluhan jam. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai memang salah satu hal yang harus diperbaiki terkait mudik adalah pengaturan jalur daratnya.
"Selalu sebetulnya kita yang mengalami perbaikan yang harus dilakukan lebih signifikan kan darat. Kalau udara orang sudah relatif pesan tiket dan memprediksi kapan mereka bisa mendapatkan tiket dengan harga terjangkau, kereta juga sudah online," kata Khofifah saat menghadiri open house di rumah Ketua MPR di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (6/7/2016).
Khofifah mengatakan, apalagi tahun ini ada pengoperasian tol baru yang membuat masyarakat ingin mejajalnya. Otomatis volume kendaraan akan terkonsentrasi di satu titik dan menyebabkan macet panjang.
"Yang darat ini semuanya pengen jalur langsung, kalau langsung, keluarnya di Brexit begitu kan. Padahal kan mereka bisa lewat jalur selatan," ujar Khofifah.
"Ini kan tol baru, kemungkinan orang pada ingin mencoba, dari 5 jalur menyusut menjadi 2 jalur. Di situlah kemudian menumpuk," imbuhnya.
Terkait adanya pemudik yang meninggal saat bermacet-macetan, Khofifah tak memungkiri memang tak di semua titik layanan kesehatan.
"Di saat yang sama ada yang sedang puasa kelelahan. Pada saat yang sama mereka tidak punya stok pangan. Pada saat yang sama ada harapan untuk segera sampai. Hal-hal seperti itu bertumpuk," tutur Khofifah.
"Kebetulan ada juga yang sedang kurang sehat. Layanan medisnya di sepanjang itu kan tidak semua terlayani. Memang tidak terantisipasi bahwa kemungkinan macetnya panjang, kemungkinan memiliki kendala kesehatan, kemungkinan mereka memerlukan layanan-layanan cepat. Itu biasanya ada di rest area," jelasnya.
Lebih dari itu, Khofifah juga menyoroti sisi positif dari tradisi mudik. Di mana mereka yang sukses di perantauan bisa memberikan efek positif kepada mereka yang belum berhasil di kampung halaman.
"Itu justru nilai positif sebetulnya. Push and pull theory. Jadi orang itu didorong ke luar, sukses, ditarik ke dalam. Itu yang akan memberikan nilai-nilai positif yang akan mereka teteskan di daerah mereka," pungkas Khofifah. (rna/imk)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32489...a-kurang-sehat
Jakarta - Sedikitnya 12 orang meninggal dunia diduga kelelahan karena bermacet-macetan puluhan jam. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai memang salah satu hal yang harus diperbaiki terkait mudik adalah pengaturan jalur daratnya.
"Selalu sebetulnya kita yang mengalami perbaikan yang harus dilakukan lebih signifikan kan darat. Kalau udara orang sudah relatif pesan tiket dan memprediksi kapan mereka bisa mendapatkan tiket dengan harga terjangkau, kereta juga sudah online," kata Khofifah saat menghadiri open house di rumah Ketua MPR di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (6/7/2016).
Khofifah mengatakan, apalagi tahun ini ada pengoperasian tol baru yang membuat masyarakat ingin mejajalnya. Otomatis volume kendaraan akan terkonsentrasi di satu titik dan menyebabkan macet panjang.
"Yang darat ini semuanya pengen jalur langsung, kalau langsung, keluarnya di Brexit begitu kan. Padahal kan mereka bisa lewat jalur selatan," ujar Khofifah.
"Ini kan tol baru, kemungkinan orang pada ingin mencoba, dari 5 jalur menyusut menjadi 2 jalur. Di situlah kemudian menumpuk," imbuhnya.
Terkait adanya pemudik yang meninggal saat bermacet-macetan, Khofifah tak memungkiri memang tak di semua titik layanan kesehatan.
"Di saat yang sama ada yang sedang puasa kelelahan. Pada saat yang sama mereka tidak punya stok pangan. Pada saat yang sama ada harapan untuk segera sampai. Hal-hal seperti itu bertumpuk," tutur Khofifah.
"Kebetulan ada juga yang sedang kurang sehat. Layanan medisnya di sepanjang itu kan tidak semua terlayani. Memang tidak terantisipasi bahwa kemungkinan macetnya panjang, kemungkinan memiliki kendala kesehatan, kemungkinan mereka memerlukan layanan-layanan cepat. Itu biasanya ada di rest area," jelasnya.
Lebih dari itu, Khofifah juga menyoroti sisi positif dari tradisi mudik. Di mana mereka yang sukses di perantauan bisa memberikan efek positif kepada mereka yang belum berhasil di kampung halaman.
"Itu justru nilai positif sebetulnya. Push and pull theory. Jadi orang itu didorong ke luar, sukses, ditarik ke dalam. Itu yang akan memberikan nilai-nilai positif yang akan mereka teteskan di daerah mereka," pungkas Khofifah. (rna/imk)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32489...a-kurang-sehat
Quote:
Original Posted By Kata Dirjen Perhub Darat
Jakarta - Macet luar biasa terjadi di Brebes, baik di jalur arteri ataupun di tol. Macet ini berkilo-kilometer dan menimbulkan dampak luar biasa. Pengendara terjebak berjam-jam di jalan, dan bahkan ada yang meninggal karena sakit dan tak tertolong.
Menurut Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto, kemacetan itu terkait infrastruktur. Ada dua instansi yang memiliki peran besar, yakni KemenPUPR dan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
"KemenPUPR yang mengurus kesiapan infrastruktur kemudian ada pengelola dan operator yang dibawahi oleh badan pengelola jalan tol, dalam kasus kemarin ini yang paling bertangung jawab," jelas Pudji, Rabu (6/7/2016).
Dia menjelaskan, untuk Kemenhub dalam hal ini Dirjen Hubdar hanya bertanggung jawab akan masalah angkutan umum dan masalah rambu-rambu jalan misal pembatas jalan dan marka jalan.
"Dalam hal ini kewenangannya hanya masalah rekomendasi. Dalam pelaksanaan dan pengelolaan itu ada BPJT nah kemudian infrastruktur itu wilayah dari KemenPUPR," ujar Pudji.
"Contoh ketika di Cikarang utama semua gatenya dibuka artinya ada 12 gate artinya ada 12 mobil yang lewat sementara kalau di Cipali hanya ada 3 gate bisa dibayangkan bagaimana kondisi tersebut," sambungnya. (edo/dra)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32490...-pengelola-tol
Jakarta - Macet luar biasa terjadi di Brebes, baik di jalur arteri ataupun di tol. Macet ini berkilo-kilometer dan menimbulkan dampak luar biasa. Pengendara terjebak berjam-jam di jalan, dan bahkan ada yang meninggal karena sakit dan tak tertolong.
Menurut Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto, kemacetan itu terkait infrastruktur. Ada dua instansi yang memiliki peran besar, yakni KemenPUPR dan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
"KemenPUPR yang mengurus kesiapan infrastruktur kemudian ada pengelola dan operator yang dibawahi oleh badan pengelola jalan tol, dalam kasus kemarin ini yang paling bertangung jawab," jelas Pudji, Rabu (6/7/2016).
Dia menjelaskan, untuk Kemenhub dalam hal ini Dirjen Hubdar hanya bertanggung jawab akan masalah angkutan umum dan masalah rambu-rambu jalan misal pembatas jalan dan marka jalan.
"Dalam hal ini kewenangannya hanya masalah rekomendasi. Dalam pelaksanaan dan pengelolaan itu ada BPJT nah kemudian infrastruktur itu wilayah dari KemenPUPR," ujar Pudji.
"Contoh ketika di Cikarang utama semua gatenya dibuka artinya ada 12 gate artinya ada 12 mobil yang lewat sementara kalau di Cipali hanya ada 3 gate bisa dibayangkan bagaimana kondisi tersebut," sambungnya. (edo/dra)
Sumber: http://m.detik.com/news/berita/32490...-pengelola-tol
Quote:
Original Posted By Orang yang Berjiwa Besar
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengundurkan diri dari jabatannya.
Djoko merasa gagal mengatasi kemacetan parah yang terjadi selama libur Natal dan menjelang Tahun Baru belakangan ini.
"Sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap hal ini, saya menyatakan berhenti jadi Dirjen Perhubungan Darat," ujar Djoko di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Sabtu (26/12/2015) malam.
Djoko menyatakan bahwa dirinya adalah pihak yang bertanggung jawab atas kemacetan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Saat ditanya lebih jauh mengenai motif lain di balik pengunduran dirinya, Djoko enggan berkomentar.
Meski begitu, ia memastikan bahwa tidak ada tekanan dari pihak mana pun terkait pengunduran dirinya ini.
"Saya harus bertanggung jawab karena banyak spekulasi, dan saya harus menyatakan bahwa ini kesalahan Dirjen Perhubungan Darat," ujar Djoko.
"(Ini) tanggung jawab saya sebagai Dirjen Perhubungan Darat yang gagal," kata dia lagi.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata mengaku belum mengetahui rencana pengunduran diri Djoko sebelum ini.
Menurut Barata, Djoko menyampaikan pengunduran diri tersebut secara mendadak kepada media. "Apa yang kalian tahu, saya juga baru tahu," ujar Barata.
Ia pun berjanji akan menyampaikan kepada media jika ada perkembangan informasi terkait pengunduran diri Djoko.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2015...undurkan.Diri.
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengundurkan diri dari jabatannya.
Djoko merasa gagal mengatasi kemacetan parah yang terjadi selama libur Natal dan menjelang Tahun Baru belakangan ini.
"Sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap hal ini, saya menyatakan berhenti jadi Dirjen Perhubungan Darat," ujar Djoko di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Sabtu (26/12/2015) malam.
Djoko menyatakan bahwa dirinya adalah pihak yang bertanggung jawab atas kemacetan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Saat ditanya lebih jauh mengenai motif lain di balik pengunduran dirinya, Djoko enggan berkomentar.
Meski begitu, ia memastikan bahwa tidak ada tekanan dari pihak mana pun terkait pengunduran dirinya ini.
"Saya harus bertanggung jawab karena banyak spekulasi, dan saya harus menyatakan bahwa ini kesalahan Dirjen Perhubungan Darat," ujar Djoko.
"(Ini) tanggung jawab saya sebagai Dirjen Perhubungan Darat yang gagal," kata dia lagi.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata mengaku belum mengetahui rencana pengunduran diri Djoko sebelum ini.
Menurut Barata, Djoko menyampaikan pengunduran diri tersebut secara mendadak kepada media. "Apa yang kalian tahu, saya juga baru tahu," ujar Barata.
Ia pun berjanji akan menyampaikan kepada media jika ada perkembangan informasi terkait pengunduran diri Djoko.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2015...undurkan.Diri.
Semoga Mudik Tahun depan tidak ada lagi Macet Luar biasa seperti tahun ini yang mengakibatkan Korban Jiwa.
Diubah oleh foetza 06-07-2016 21:42
0
3.2K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan