- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
(Real Story) Goresan Pena Seorang Kepala Keluarga
TS
forgetsignup
(Real Story) Goresan Pena Seorang Kepala Keluarga
Halo Gan Sist, salam hormat untuk seluruh penghuni SFTH, selama ini saya cuma jadi silent reader akhirnya tergugah juga untuk membuat semacam goresan pena di kaskus #ceilah
Part 1
Namun apakah semua harapan gw itu bakal terwujud? Tenang gan, gw bakal update terus sampai di titik waktu gw menulis kisah ini, mungkin The End dari cerita ini akan bermuara pada saat sekarang, tepatnya saat gw mulai menulis kisah ini, pantengin terus ya, Insya Allah gak ada kentang di antara kita
Quote:
FAQ
Q : Ini kisah nyata gan?
A : Kisah nyata gan, tapi kembali ke agan sista sendiri, boleh percaya, boleh tidak
Q : Overall kisahnya seperti apa sih?
A : Kisah ini lebih banyak bercerita mengenai kehidupan saya setelah menikah dan sebagai seorang Kepala keluarga, yang mungkin banyak orang berpikir kalau pernikahan itu adalah The End of Love Story, padahal pernikahan itu adalah awal dimana segala intrik terjadi dan kejujuran seseorang akan terlihat setelah ia menikah
Q : Gak ada kentang kan gan?
A : hehe, saya gak jualan kentang kok gan, di tengah2 kesibukan kerja, saya akan berusaha selesaikan cerita ini sampai titik saya memulainya
Q : Nama tokoh asli gan?
A : Pastinya saya samarkan gan, demi kenyamanan seluruh tokoh
Q : Yah, ane kan kepo gan?
A : Saya lebih senang kalau agan bisa mengambil intisari ceritanya ketimbang sibuk mencari informasi tokoh-tokoh aslinya
Q : Ini kisah nyata gan?
A : Kisah nyata gan, tapi kembali ke agan sista sendiri, boleh percaya, boleh tidak
Q : Overall kisahnya seperti apa sih?
A : Kisah ini lebih banyak bercerita mengenai kehidupan saya setelah menikah dan sebagai seorang Kepala keluarga, yang mungkin banyak orang berpikir kalau pernikahan itu adalah The End of Love Story, padahal pernikahan itu adalah awal dimana segala intrik terjadi dan kejujuran seseorang akan terlihat setelah ia menikah
Q : Gak ada kentang kan gan?
A : hehe, saya gak jualan kentang kok gan, di tengah2 kesibukan kerja, saya akan berusaha selesaikan cerita ini sampai titik saya memulainya
Q : Nama tokoh asli gan?
A : Pastinya saya samarkan gan, demi kenyamanan seluruh tokoh
Q : Yah, ane kan kepo gan?
A : Saya lebih senang kalau agan bisa mengambil intisari ceritanya ketimbang sibuk mencari informasi tokoh-tokoh aslinya
Quote:
Part 1
Quote:
Pagi itu di sebuah Gedung di samping tol dalam kota Jakarta, semua orang tampak bahagia, banyak papan bunga yang ditaruh rapi di depan gedung tersebut. Terukir di setiap papan bunga nama dari kedua pengantin yang akan melangsungkan pernikahannya. Tua, muda berkumpul semua, mereka seakan tidak sabar untuk segera menjadi saksi kebahagiaan kedua mempelai.
Gw langsung berdiri dan tetap mengunyah permen karet biar terlihat tetap cool dan woles di depan keluarga besar gw, padahal sejujurnya tangan udah keringet dingin dan pikiran gw terus bertanya, “Apakah ini mimpi?”
Sebelumnya perkenalkan, nama gw Deva, gw cowok tulen dan umur gw pada saat itu 23 tahun, pasti pada penasarankan kenapa di usia yang demikian muda gw udah menikah. Nanti sedikit demi sedikit teman-teman akan tahu sendiri kenapa di usia itu gw sudah menikah, tapi gw jamin alasannya bukan karena tekdung duluan kok
Pertanyaan “Apakah ini mimpi”, trus berputar-putar di pikiran gw seakan diri gw sendiri masih belum percaya dengan apa yang akan gw lakukan hari ini. Gw terus berjalan masuk ke gedung yang sudah didekorasi dengan ciamik oleh EO dari tim Rin* Gun*w*n Wedding and EO.
Dalam hati gw, “Emang gokil ni EO, gedung yg gw pilih jadi luar biasa keren kayak gini” #sambil senyum2 norak bin kampungan
Terus gw kasih aja permen karet ke tangan dia, adek gw langsung mencak-mencak namun tetap cool karena semua mata sudah tertuju ke rombongan kami.
Adek gw : “Sialan lu bang, awas lu ya, untung aja hari ini lu jadi raja sehari jadi masih gw maafin, jorok banget lu” (Adek gw berbisik ke gw sambal marah-marah)
Gw Cuma tersenyum aja, habis mau gimana lagi dek, tidak ada tempat sampah di dekat gw. Lalu, mata gw kembali fokus ke meja Ijab Qabul itu, gw terus berjalan sampai ke tempat calon bapak mertua gw yang sudah berdiri sejajar dengan juru bicara dari keluarga besarnya.
Lalu seperti prosesi pada umumnya, abang gw selaku jubir dari keluarga memberitahukan maksud dan tujuan kedatangannya, lalu dibalas lagi dengan hal yang sama oleh jubir keluarga besar calon istri gw. Setelah itu, gw diarahkan ke meja Ijab Qabul dan bersalaman dengan penghulu serta saksi yang ada di sekitar meja itu.
Akhirnya, prosesi ini dimulai, Bapak mertua gw langsung maju dan memegang tangan gw mantap, yang luar biasanya bapak mertua tidak keringat dingin sama sekali, bahkan tangannya hangat kayak biasa saja, padahal calon istri gw adalah anak pertama. Dan berbanding terbalik sama gw, tangan gw dingin kayak es, perut gw sakit kayak pingin boker, rasanya gak karuan banget hehe
Semua tamu undangan mengucapkan Alhamdulillah dan tidak terasa air mata itu menetes begitu saja, ya gw nangis, bukan karena gw cengeng tapi gw sangat terharu setelah dengan berbagai proses perjalanan hidup yang gw lewati, akhirnya gw bisa berada di tahap ini.
Setelah itu, istri gw dipanggil dan duduk di samping gw, gw lihat sedikit wajahnya, “Masya Allah, cantiknya wanita ini”, wanita yang akan menemani gw di sisa umur gw, wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anak gw, wanita yang akan gw cintai satu-satunya dan selamanya, sungguh masih terasa seperti mimpi.
Quote:
Mama : “Kamu udah siap nak?”
Gw : “Insya Allah ma”
Papa : “Udah hafalkan ijab qabulnya?”
Gw : “Insya Allah pa, udah dihafalin sejak setahun yang lalu, hehe”
Mama : “Wah tidak terasa, anak mama bakal jadi kepala keluarga di usia yang muda, semoga rumah tangga kamu SAMARA dunia akhirat ya nak”
Gw dan papa : “Aamiin”
Mbak Eo : “Ayo mas, udah jam 7 pagi, penghulunya udah datang”
Gw : “Insya Allah ma”
Papa : “Udah hafalkan ijab qabulnya?”
Gw : “Insya Allah pa, udah dihafalin sejak setahun yang lalu, hehe”
Mama : “Wah tidak terasa, anak mama bakal jadi kepala keluarga di usia yang muda, semoga rumah tangga kamu SAMARA dunia akhirat ya nak”
Gw dan papa : “Aamiin”
Mbak Eo : “Ayo mas, udah jam 7 pagi, penghulunya udah datang”
Gw langsung berdiri dan tetap mengunyah permen karet biar terlihat tetap cool dan woles di depan keluarga besar gw, padahal sejujurnya tangan udah keringet dingin dan pikiran gw terus bertanya, “Apakah ini mimpi?”
Sebelumnya perkenalkan, nama gw Deva, gw cowok tulen dan umur gw pada saat itu 23 tahun, pasti pada penasarankan kenapa di usia yang demikian muda gw udah menikah. Nanti sedikit demi sedikit teman-teman akan tahu sendiri kenapa di usia itu gw sudah menikah, tapi gw jamin alasannya bukan karena tekdung duluan kok
Pertanyaan “Apakah ini mimpi”, trus berputar-putar di pikiran gw seakan diri gw sendiri masih belum percaya dengan apa yang akan gw lakukan hari ini. Gw terus berjalan masuk ke gedung yang sudah didekorasi dengan ciamik oleh EO dari tim Rin* Gun*w*n Wedding and EO.
Dalam hati gw, “Emang gokil ni EO, gedung yg gw pilih jadi luar biasa keren kayak gini” #sambil senyum2 norak bin kampungan
Quote:
Tiba-tiba ada suara mama,
Mama : “Deva, permen karetnya dibuang dulu!” (berbisik dengan intonasi tinggi)
Gw : “Oh iya ma, lupa”
Langsung aja dengan kecepatan tangan, gw keluarin tu permen karet dan gw panggil adek gw,
Gw : “Dek, buka tangan”
Adek gw : “Iya bang”
Mama : “Deva, permen karetnya dibuang dulu!” (berbisik dengan intonasi tinggi)
Gw : “Oh iya ma, lupa”
Langsung aja dengan kecepatan tangan, gw keluarin tu permen karet dan gw panggil adek gw,
Gw : “Dek, buka tangan”
Adek gw : “Iya bang”
Terus gw kasih aja permen karet ke tangan dia, adek gw langsung mencak-mencak namun tetap cool karena semua mata sudah tertuju ke rombongan kami.
Adek gw : “Sialan lu bang, awas lu ya, untung aja hari ini lu jadi raja sehari jadi masih gw maafin, jorok banget lu” (Adek gw berbisik ke gw sambal marah-marah)
Gw Cuma tersenyum aja, habis mau gimana lagi dek, tidak ada tempat sampah di dekat gw. Lalu, mata gw kembali fokus ke meja Ijab Qabul itu, gw terus berjalan sampai ke tempat calon bapak mertua gw yang sudah berdiri sejajar dengan juru bicara dari keluarga besarnya.
Lalu seperti prosesi pada umumnya, abang gw selaku jubir dari keluarga memberitahukan maksud dan tujuan kedatangannya, lalu dibalas lagi dengan hal yang sama oleh jubir keluarga besar calon istri gw. Setelah itu, gw diarahkan ke meja Ijab Qabul dan bersalaman dengan penghulu serta saksi yang ada di sekitar meja itu.
Quote:
Penghulu : “Udah siap mas Deva?” (nanya tanpa mic)
Gw : “Insya Allah pak”
Penghulu : “Udah hafal dengan kalimat Ijab Qabulnya?”
Gw : “Insya Allah sudah hafal pak”
Penghulu : “Coba gimana yang dihafal?”
Gw : “Saya terima nikahnya ….. binti ….. dengan mas kimpoi tersebut dibayar tunai”
Penghulu : “Masih belum lengkap itu mas, yang benar Saya terima nikah dan kimpoinya ….. binti ….. dengan mas kimpoi tersebut dibayar tunai, tolong nanti diucapkan seperti itu ya”
Gw : “Iya pak” (dalam hati, waduh gw udah hafalin kalimatnya yang itu, jujur jadi lebih grogi gan, padahal Cuma diselipin 1 kata doang)
Gw : “Insya Allah pak”
Penghulu : “Udah hafal dengan kalimat Ijab Qabulnya?”
Gw : “Insya Allah sudah hafal pak”
Penghulu : “Coba gimana yang dihafal?”
Gw : “Saya terima nikahnya ….. binti ….. dengan mas kimpoi tersebut dibayar tunai”
Penghulu : “Masih belum lengkap itu mas, yang benar Saya terima nikah dan kimpoinya ….. binti ….. dengan mas kimpoi tersebut dibayar tunai, tolong nanti diucapkan seperti itu ya”
Gw : “Iya pak” (dalam hati, waduh gw udah hafalin kalimatnya yang itu, jujur jadi lebih grogi gan, padahal Cuma diselipin 1 kata doang)
Akhirnya, prosesi ini dimulai, Bapak mertua gw langsung maju dan memegang tangan gw mantap, yang luar biasanya bapak mertua tidak keringat dingin sama sekali, bahkan tangannya hangat kayak biasa saja, padahal calon istri gw adalah anak pertama. Dan berbanding terbalik sama gw, tangan gw dingin kayak es, perut gw sakit kayak pingin boker, rasanya gak karuan banget hehe
Quote:
Bapak Mertua : “Saya nikahkan engkau, Deva bin Bapak Haji bla bla bla dengan anakku, bla, bla, bla dibayar tunai”
Gw : “Saya terima nikah dan kimpoinya ….. binti ….. dengan mas kimpoi tersebut dibayar tunai”
Gw : “Saya terima nikah dan kimpoinya ….. binti ….. dengan mas kimpoi tersebut dibayar tunai”
Semua tamu undangan mengucapkan Alhamdulillah dan tidak terasa air mata itu menetes begitu saja, ya gw nangis, bukan karena gw cengeng tapi gw sangat terharu setelah dengan berbagai proses perjalanan hidup yang gw lewati, akhirnya gw bisa berada di tahap ini.
Setelah itu, istri gw dipanggil dan duduk di samping gw, gw lihat sedikit wajahnya, “Masya Allah, cantiknya wanita ini”, wanita yang akan menemani gw di sisa umur gw, wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anak gw, wanita yang akan gw cintai satu-satunya dan selamanya, sungguh masih terasa seperti mimpi.
Namun apakah semua harapan gw itu bakal terwujud? Tenang gan, gw bakal update terus sampai di titik waktu gw menulis kisah ini, mungkin The End dari cerita ini akan bermuara pada saat sekarang, tepatnya saat gw mulai menulis kisah ini, pantengin terus ya, Insya Allah gak ada kentang di antara kita
Diubah oleh forgetsignup 11-05-2016 17:11
anasabila memberi reputasi
1
4.6K
Kutip
29
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan