- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
FASE HIDUP ALAM SEMESTA BERBENTUK SEPERTI TEROMPET MALAIKAT ISRAFIL !!!


TS
hanif.ramadhan
FASE HIDUP ALAM SEMESTA BERBENTUK SEPERTI TEROMPET MALAIKAT ISRAFIL !!!

Israfil merupakan malaikat pertama yang diciptakan Allah. Ukuran malaikat ini, jika seluruh air di bumi disiramkan ke kepalanya maka tidak ada setitiknya. Salah satu tugasnya adalah meniup sangkakala (as-shur), yaitu terompet. Mengapa akhir jaman Allah menggunakan tiupan sangkakala yang dipegang oleh Israfil?
Nasa menmukan fakta mutakhir tentang bentuk alam semesta dengan penggunaan Wilkinson Microwave Anistropy Probe (WAMP). Temuan tersebut memperlihatkan bahwa semesta berbentuk serupa terompet tanduk, yaitu menyempit atau kecil pada ujung belakang dan melebar luas pada bagian depannya.
Penelitian WAMP milik NASA membuktikan bahwa pada wilayah-wilayah paling ujung belakang tidak bisa diamati (unboservable) sedangkan bagian belakang yang melebar bisa diamati (observable). Temuan NASA ini ternyata sangat dekat, atau tepat, dengan kabar Nabi Muhammad terkait tugas Malaikat Israfil.
Abu Huroiroh menyatakan bahwa Nabi Muhammad berkata tentang terompet Israfil, "Terompet itu adalah sebuah tanduk raksasa yang terdiri dari cahaya. Besar tiap lingkaran dalam bentuk tanduk itu selebar langit dan bumi. Terompet tersebut akan ditiup sebanyak tiga kali. Tiupan pertama membuat mahkluk takut, kedua membuat semua mahkluk mati, tiupan ketiga untuk membangkitkan mahkluk dari kubur".
Perkataan Nabi Allah tersebut mengisyaratkan bahwa alam semesta ini menyerupai terompet atau as-shur yang dipegang oleh Malaikat Israfil. Jika demikian, sesungguhnya kabar dari Muhammad saw. adalah kebenaran yang diperoleh dari Allah SWT.
Spoiler for Dalilnya di dalam Al-Quran dan Hadits:
“Ini adalah bentuk pengukuran yang indah dari alam semesta yang merupakan peninggalan dari Big Bang atau Cosmic Microwave Background. Pengukuran ini telah membantu untuk melihat asal usul, konten, usia dan geometri alam semesta, mengubah paradigma kita soal pembentukan alam semesta untuk skenario terbentuknya alam semesta,” tulis Charles L.Bennet, salah satu tim project di WMAP seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Prof. Frank Steiner, dari sebuah universitas ternama dan sebagai salah satu anggota peneliti WAMP mengatakan bentuk terompet yang terlihat sebagai alam semesta terdiri dari, bagian ujung ‘terompet’ sebagai alam semesta yang tidak bisa diamati, dan bagian depan ‘terompet’ (termasuk bumi dan tata surya matahari) adalah bagian yang teramati.
Terompet sangkakala ditemukan NASA ini ditaksir terbentuk selama sekitar 13,7 miliar tahun. Bentuk terompet terjadi karena proses evolusi alam semesta. “Nah, Selama beberapa miliar tahun ke depan, perluasan alam semesta secara bertahap melambat sebagai materi di alam semesta memakai dirinya sendiri melalui gravitasi,” lanjut Bennet.
Terompet sangkakala ditemukan NASA ini sebenarnya agak sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang berbunyi, “Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Israfil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah.”
Mungkin indah bila alam semesta kita memang berbentuk mirip alat musik itu. Namun sayangnya, kata Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), informasi itu salah kaprah."Bentuk trompet itu bukan bentuk alam semesta, melainkan gambaran model evolusi alam semesta," Thomas menguraikan, dalam sejarahnya, astronom pernah punya dua model yang menjelaskan evolusi alam semesta. Tahun 1990-an, model evolusi alam semesta yang banyak dipakai berbentuk seperti bel."Dalam model bel itu dipahami bahwa awalnya alam semesta mengembang cepat sekali hingga menjadi sangat besar. Kemudian, proses mengembangnya alam semesta melambat hingga saat ini," urai Thomas.Namun, dalam perkembangannya, astronom memahami bahwa proses mengembangnya alam semesta pada tahap awal tak secepat yang dikira. "Lalu tahun 2000-an, berkembang model evolusi alam semesta yang mirip trompet ini," kata Thomas.
Lantas, seperti apa bentuk alam semesta? Apakah bulat atau balok? Menurut Thomas, bentuknya sulit untuk dideskripsikan. "Alam semesta itu berhingga, tetapi tidak berbatas," katanya.
"Kalau ada cahaya yang kuat sekali dan itu dipancarkan ke alam semesta, bisa jadi akhirnya sampai di punggung kita sendiri. Atau kalau ada galaksi yang kita lihat jauh, bisa jadi itu adalah galaksi kita. Berhingga, tetapi tidak berbatas," ujarnya lagi.
Sifat manusia yang kepo (ingin tahu) membuat banyak orang ingin mengetahui bagaimana bentuk bumi dan isinya yang mereka tinggali. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Mulai dari eksplorasi Archimedes hingga Galilea Galileo. Awalnya, banyak manusia beranggapan bahwa bumi itu datar dan dikelilingi matahari.Awalnya manusia mengira bumi itu datar.Namun, pernyataan itu terbantah oleh Galilea Galileo yang melakukan penelitian dan menunjukkan hasil bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi matahari. Eits tapi nggak hanya sampai di situ aja manusia kepo akan tempat mereka berpijak. Lebih lanjut lagi, keingintahuan soal bagaimana bentuk alam semesta.
Berkat teknologi yang semakin canggih, membuat salah satu profesor dari Ulm University Jerman bernama Frank Steiner memecahkan pertanyaan itu dengan menggunakan WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Prob) alat canggih yang dipunya NASA (National Aeronautics and Space Administration). Alat itu merekam bagaimana keadaan alam semesta yang sebenarnya.
Dari apa yang terlihat dari WMAP, Frank Steiner menyimpulkan bahwa alam semesta berbentuk seperti terompet. Kok bisa? Iya, jadi WMAP merekam di mana bagian ujung (belakang) dari alam semesta adalah bagian yang tidak bisa di amati, dan bagian depan adalah bagian yang bisa terlihat oleh WMAP.
Penelitian tersebut membuat umat manusia percaya bahwa fenomena suara terompet dari langit itu bisa jadi benar sebab alam raya ini memang berbentuk alat musik itu.
Dari sudut pandang alquran
Peristiwa mengerikan yang akan terjadi pertama kali pada hari kiamat adalah ditiupnya sangkakala (ash-shur) oleh malaikat Israfil atas perintah Allah.
Makna ash-shur secara etimologi (bahasa) adalah al-qarn (tanduk). Sedangkan menurut istilah syariat, yang dimaksud adalah sangkakala yang sangat besar yang malaikat Israfil telah memasukkannya ke dalam mulutnya (siap untuk meniupnya), dan dia sedang menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniupnya. (Syarh Lum’atul Itiqad karya Ibnu Utsaimin, hal. 114)
Makna ini disebutkan dalam hadits shahih dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata:
Seorang badui bertanya: “Wahai Rasulullah, apa itu ash-shur?” Rasulullah menjawab: “Tanduk yang akan ditiup.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Abu Dawud. Hadits ini disebutkan dalam Al Jami Ash Shahih 6/113-114, karya Asy Syaikh Muqbil)
Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) adalah alat yang merupakan bagian dari program atau misi NASA untuk melihat Kosmologi (studi tentang sifat alam semesta) secara keseluruhan. Proyek ini melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta. Sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat-bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar.
Dengan menggunakan WMAP, mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan, karena hasil penelitian tersebut menemukan bahwa alam semesta ini berbentuk seperti terompet.

Pada bagian ujung belakang wilayah ‘terompet’ alam semesta itu merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).
“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannya masing-masing.” (Az Zumar: 68)
“Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al Kahfi: 99)
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (An Naml: 87)
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (Yasin: 51)
Banyak ulama tafsir mengatakan bahwa tiupan terompet sangkakala di ayat-ayat tadi selalu diartikan sebagai peristiwa di hari kiamat. Dr Wahbah az-Zuhaily dalam Tafsir Al Wasith menguraikan bahwa tiupan terompet di hari kiamat itu tiga kali. Pertama, tiupan yang menggentarkan, lalu kedua yang mematikan seketika seluruh makhluk. Tiupan ketiga tanda mulainya hari kiamat, di mana semua dibangkitkan dan dikumpulkan.
Kalau kita cermati, Al Quran menyebutkan bahwa tiupan itu selalu “di dalam” terompet, “Wanufikha fi-shshuuri”. Mengapa terompet? Mengapa di dalam (Fi)?
Tim WMAP mengamati pola titik-titik panas dan dingin radiasi microwave kosmik, yang bisa menggambarkan bentuk alam semesta 380.000 tahun setelah Big Bang. Proyek WMAP dari NASA membuat peta titik-titik tadi secara mendetail, hasilnya ialah pola itu cenderung memudar, yakni tidak ada titik panas dan dingin yang tampak melebihi jarak rentang 60 derajat. Ini menyimpulkan bahwa ketika mengembang, alam semesta terulur panjang. Sempit di awal dan kemudian makin lebar seperti corong. Mirip bentuk terompet abad pertengahan. Hal ini tentu mematahkan prediksi selama ini yang menyatakan bahwa bentuk alam semesta seperti bola (bulat) yang mengembang ke segala arah.
Tim WMAP yakin bahwa alam semesta bukanlah berbentuk bola, tetapi berbentuk terompet. Alam semesta bukan meluas tak terbatas, tetapi dibatasi oleh ujung terompet. Jadi, alam semesta ada awal dan akhirnya. Hanya Allah yang tidak berawal dan berakhir, “Huwal awwalu wal akhiru”.

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari keadaan gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al Maidah: 15-16)
“Itulah Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al Baqarah: 2)
“Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (Fusshilat: 41-42)
Sebagai umat beragama kita seharusnya mempercayai kesesuaian fakta ilmiah dengan sumber-sumber yang langsung diberikan Tuhan kepada para pemberi pesannya. Namun kita belum bisa memastikan apakah tafsit bentuk terompet sangkakala yang tertulis diliteratur suci memang seperti yang digambarkan NASA, kembalikan semua kepada Yang Kuasa.
SUMUR : CNN Indonesia+ beberapa Opini dari Ane
Diubah oleh hanif.ramadhan 04-07-2016 21:47
0
10.9K
24
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan